Simbol.

188 19 6
                                    

Argan dan Ghefira sudah rapih sekali pagi ini. Mereka sudah sangat siap untuk segera berlibur ke Jepang sesuai mimpi Ghefira. Semua juga sudah terkemas rapih. Ghefira sekarang sedang mengecek ulang barang bawaan mereka. Takut ada yang tertinggal.

"Gimana? Udah lengkap?" tanya Argan yang baru saja masuk kamar. Dia sempat turun dulu ke dapur untuk minum.

"Udah kok Ar. Udah Gegef cek semua," jawab Ghefira begitu antusias.

"Yok sarapan dulu. Masih ada banyak waktu sebelum kita berangkat."

"Kenapa ga berangkat sekarang aja?" Ghefira memasang wajah sendu.

Argan tersenyum. Dia berjalan mendekati Ghefira lalu mengacak-ngacak rambut istrinya gemas. Segitu semangatkah Ghefira sampai harus berangkat sepagi ini? "Sayang, mau apa kamu di Bandara pagi-pagi gini?"

"Kan kita mau ke Jepang."

"Tapi masih dua jam buat kita terbang kesana. Mending sekarang sarapan dulu."

"Gegef gamau sarapan. Gegef maunya berangkat sekarang!" Ghefira mengembungkan kedua pipinya lalu melipat kedua lengan didadanya.

Argan terkekeh. Dia menangkup wajah Ghefira dengan pipi yang masih mengembung. Sudah gembul, dikembungkan pula. Semakin mirip seperti ikan buntal. Argan kan jadi semakin gemas karenanya.

"Gef. Ga kasian sama baby kita hem?"

Ghefira seketika menghembuskan angin yang ada didalam pipinya. Baiklah, dia lupa lagi kalau dia sedang mengandung. "Tapi Argan, Gegef mau cepet-cepet berangkat kesana!" Ghefira malah merengek seraya menghentak-hentakan kakinya.

"Anak kita belom sarapan. Kasian. Kamu mau dia didalem sini kelaperan?" Argan mengelus-ngelus perut Ghefira.

Ghefira berhenti merengek. Dia menatap perutnya kemudian menatap Argan lekat. Suaminya itu juga ada benarnya. Bagaimanapun bayi yang ada dalam kandungannya ini harus tetap tumbuh dan berkembang dengan sehat.

"Oke. Gegef makan."

"Nahh gitu dong."

"Mau cium!"

Argan mencubit pipi Ghefira ringan. Ya ampun ingin sekali Argan jungkir balik atas semua sikap manjanya Ghefira setiap hari. "Coba aja kalo bisa." Argan menjulurkan lidahnya.

Bukannya sedikit menunduk Argan malah menjinjitkan kaki agar Ghefira tidak bisa menciumnya. Argan ini memang suka membuat Ghefira geram.

Ghefira berusaha susah payah. Bahkan sesekali melompat agar bisa mencium bibir Argan. Tapi tidak bisa. Argan terlalu tinggi untuk dirinya yang macam kurcaci. Tapi tenang. Ghefira bukan perempuan bodoh. Cara satu gagal masih ada cara lain. Ghefira spontan melompat dan bergelantung dibadan Argan.

Argan kaget. Karena takut istrinya terjatuh dia pun mendekap Ghefira.  posisi Ghefira saat ini sudah ada dalam gendongan Argan. Kaki Ghefira mengapit tubuh Argan sementara kedua lengannya dia kalungkan pada leher Argan.

Cup, cup, cup. Ghefira akhirnya berhasil mencium bibir Argan, bahkan lebih dari satu kali. Argan kembali tertawa atas tingkah Ghefira.

"Bisa kan aku?" Ghefira menyombongkan diri.

"Dasar licik." Membalas perbuatan Ghefira tadi. Argan mendusel-dusel leher Ghefira hingga Ghefira tertawa karena geli.

Hei hei mereka ini lupa bahwa niat pertamanya adalah sarapan. Kenapa malah pamer kemesraan. Di depan kaum jomblo pula. Argan, Ghefira jangan terlalu diperlihatkan. Nanti yang membaca ini haus keuwuan. Kasian mereka, hanya bisa menggigiti kuku jari saja.
**

Ghefira ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang