California.

266 28 33
                                    

"Sejauh manapun kamu pergi, percayalah cinta ini masih akan tetap sama."

_Evargan Syahreza_

"Tolong tepati janjimu yang katanya akan setia itu."

_Ghefira Alodie_

•♡•

HAPPY READING READERS❤











Flash back on

Proses pemakaman Wira telah selesai, semua yang ikut mengantar Wira pun satu persatu pamit kembali ke rumah mereka. Didepan batu nisan yang bertuliskan nama Wira, Monika dan Ghefira berpelukan saling bertukar rasa sedih. Argan, Romi dan Eca juga ada disana, Argan merangkul dua wanita yang sangat dia sayangi itu.

Eca ikut iba, apalagi dia tidak menyangka bahwa Alvian akan menghianati cintanya. Dia fikir Alvian memang orang tepat yang tuhan kirimkan. Tapi, takdir berkata lain. Alvian tidak benar-benar mencintai dirinya, yang dia cintai hanyalah Ghefira. Sahabat dekatnya.

Lantas Eca dianggap apa? Boneka? Pelampiasan? Eca benci telah mengenal  Alvian lalu jatuh cinta padanya. Seharusnya sejak awal dia tidak usah bertemu dengan Alvian, mencintai manusia seperti itu hanya membuat hatinya terluka. Mencintai Alvian adalah mimpi buruk yang menjadi nyata. Bahkan, Eca masih trauma untuk membuka hati lagi.

Bagaimana tidak, satu tahun dia dan Alvian menjalani hari-hari bersama. Tapi apa akhirnya? Apa artinya kebersamaan mereka kemarin bila tujuannya bukan cinta. Sakit bukan? Disaat kita benar-benar mencintai seseorang namun hanya dibalas dengan sandiwara belaka. Apa itu lucu? Hey! Itu sangat tidak lucu. Perasaan bukan untuk permainan, akan sangat sulit menyembuhkannya.

"Papa yang tenang ya disana. Tenang Pa, Gegef bakal jadi anak baik, lebih dewasa, anak pinter, sama selalu jagain Mama." Ghefira memaksakan bibirnya untuk tersenyum saat berucap demikian, tapi soal perasaan tidak pernah bisa dia tutupi. Air mata selalu lolos dari dinding pertahanannya.

"Papa sayang. Kenapa Papa cepet banget ninggalin Mama? Tunggu Mama ya Pa, tunggu sampe kita bisa bareng-bareng lagi disana." Pundak Monika kembali bergetar karena isak tangis yang selalu saja menguasai hatinya. Ingin sekali dia memukul Wira karena telah tega meninggalkan dirinya. Tapi mau berbuat apa lagi? Semua sudah atas kehendak illahi, kita tidak pernah bisa melawan takdir.

"Pa, Argan janji bakal jagain Mama sama Ghefira. Argan janji bakal jadi pengganti Papa buat jagain mereka berdua. Bahagia Pa disana, kita semua disini bakal selalu doain Papa." Argan tersenyum seraya merengkuh tubuh kedua wanita dihadapannya. Matanya sudah berkaca-kaca, sekuat tenaga Argan menahan air matanya.

"Gegef sama Tante Monika yang tegar ya. Eca turut berduka cita," ucap Eca seraya memegang pundak Ghefira lalu tersenyum kearah Monika dan Ghefira.

"Iya bener. Tante sama Ghefira sabar ya, kalian berdua harus ikhlas." Imbuh Romi.

Tidak lama mereka meninggalkan makan Wira untuk pulang karena hari sudah mulai siang. Terlebih lagi Eca yang harus mengakhiri semua ini dengan Alvian. Dia akan datang ke tempat Alvian ditahan untuk mengatakan semua isi hatinya.

Flash back off...
**

"Argan janji jangan nakal-nakal disini." Ghefira memeluk erat lengan kiri Argan.

Dua tahun berlalu, waktu kian cepat berputar. Masa putih abu-abu sudah dilewati dengan berbagai rintangan yang mengahalau. Hari ini juga Ghefira akan berangkat ke California, untuk kuliah disana. Wira sudah tidak ada, otomatis dia yang harus menggantikan posisi Papanya.

Ghefira ( Selesai )Where stories live. Discover now