Manusia buatan patah hati.

449 69 14
                                    

"Ayangggggg," rengek Ghefira seraya memeluk lengan Argan.

"Gef jijik gue lo bilang Ayang gitu."

Mendengar itu Ghefira langsung melepas lengan Argan dan mengkrucutkan bibirnya.

Posisi mereka kali ini sedang berada didalam cafe. Kemarin Romi meminta bertemu dengan manusia bernama Ghefira yang selalu diceritakan oleh Argan. Sampai Romi jengah dan telinganya hampir saja mengeluarkan asap karena mendengar Argan yang selalu mengelu-elukan nama Ghefira. Itulah sebabnya kenapa Romi kekeuh ingin bertemu dengan Ghefira.

Rencananya Romi juga ingin memperkenalkan perempuan yang kemarin dia temui secara tidak sengaja di jalan. Tapi, pertemuan mereka terlalu singkat. Bahkan hanya untuk menanyakan nama pun tidak sempat. Romi hanya berharap suatu saat dia akan bertemu dengannya lagi. Manusia bodoh! Padahal dia akan bertemu dengan perempuan itu disini. Karena dia adalah Ghefira. Kekasih Argan, sahabatnya sendiri.

"Elah ambekkan lo." Ghefira memutar tubuhnya 180 derajat hingga membelakangi Argan.

Argan beranjak dari duduknya kemudian berdiri tepat didepan Ghefira. Wajah gadisnya itu nampak kesal dam matanya sudah berkaca-kaca. Argan menghela nafas kemudian berlutut dihadapan Ghefira. Dia menarik lengan kanan Ghefira lalu membawa lengan itu ke dadanya. "Jangan ngambek. Maafin gue ya kalo kata-kata gue nyakitin hati lo. Mulai sekarang lo bebas sebut gue Ayang kek ayam kek apapun itu. Jangan nangis dong."

Argan mencium punggung tangan Ghefira lalu beralih mencium kening gadisnya. Kini mereka berdua sudah jadi sorot mata para pengunjung cafe. Orang-orang yang melihat itu hanya bisa menggigit kuku jarinya saja.

"Pengen peluk." Ghefira merentangkan tangannya dan Argan membawa tubuh mungil itu kedalam pelukkannya. Tebar pesona didalam cafe begitu hanya membuat kaum jomblo iri saja. Pulang-pulang hanya bisa memeluk guling di rumah.

Argan mengendurkan pelukkannya dan kembali ke kursi semula. "Mau nambah lagi ga es krimnya?"

"Ga ah. Ar, Gegef ke kamar mandi dulu ya." Argan mengangguk singkat kemudian Ghefira segera pergi ke kamar mandi.

Didalam hatinya Argan mengutuk Romi karena sudah 1 jam terlambat kemari. Sebenarnya manusia buatan itu kemana, sehabis ini Argan kan harus mengantar mamanya ke bandara. Argan mengusap wajahnya kasar.

Tidak lama setelah itu pintu cafe dibuka oleh seseorang yang memakai jaket kulit hitam dan celana jeans. Cengiran tidak berdosa terpancar dari wajahnya. Dia melenggang menjalankan kakinya menuju tempat Argan.

"Sorry ya gue telat dikit." Romi menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Dikit pala lu kotak! Udah lumutan gue nungguin lo." Sungut Argan.

"Aelah baru telat 1 jam doang ngomelnya udeh kayak emak-emak lo." Romi membawa bokongnya duduk dikursi.

"Bacot."

Romi melihat kanan dan kiri serta kebawah meja. Argan yang melihat itu merasa aneh. Apa yang sedang Romi cari sebenarnya.

"Nyari apaan si lo?"

"Lo ke sini sendiri?"

"Ngga berdua sama cewek gue. Ngapa emang?"

"Cewek lo mana? Kok gue nyari di kolong meja ga ada?"

"Heh upil onta, lo kira cewek gue apaan lo cari sampe ke bawah meja gitu ha?"

Romi terkekeh. "Gue kira cewek lo upil HAHAHA."

"Jangan ketawa mulut lo bau comberan." Argan menyumpal mulut Romi dengan tissu hingga manusia buatan itu berhenti tertawa.

"Anjippppp!!!!" Umpat Romi kemudian menghempaskan tissu itu kesembarang arah.
**

Ghefira ( Selesai )Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ