Keduanya membantu Nevan, "Di mana Gior? Jawab aku! Di mana dia sekarang?!" tanya Nevan frustasi tapi keduanya tidak menjawabnya.

"Kita masuk dulu ke dalam," jawab Willy mengalihkan pembicaraan.

"TIDAK! JAWAB AKU!" tegas Nevan dengan suara yang meninggi.

Zetta tiba-tiba langsung menangis tak tertahankan karena melihat Nevan yang hilang kendali seperti ini, "Kau melihatnya, kan? Gior dia—"

Nevan terdiam sepersekian detik, "Tidak! Gior tidak mungkin ada di dalam mobil itu! Kumohon katakan tetang kejujuran saja!" Nevan menggeleng-gelengkan kepalanya, masih mencerna semua yang terjadi.

"Itu adalah kebenarannya. Gior tewas di sana, dia tidak selamat," kata Willy membuat Nevan langsung bangun dari duduknya, berusaha berjalan dengan sekuat tenaganya.

Menyusuri lorong rumah sakit dengan air mata yang menetes, apakah ini memang kebenarannya? Kenapa? Kenapa harus Gior? Bayang-bayang tentang kebersamaan antara Nevan dan Gior terus memutar di kepalanya membuat Nevan menghentikan langkahnya dan menangis dengan keras, dadanya terasa sesak dan dia kesulitan bernapas karena kesedihan ini benar-benar berasal dari lubuk hatinya.

"Bagaiman aku hidup sekarang?! Dia ... dia adikku! Dia menemaniku! Bagaimana aku bisa melewatinya sekarang?!" teriak Nevan sembari terus menangis.

Nevan menangis sejadi-jadinya karena dia gagal menjaga adiknya sendiri, satu-satunya keluarga yang dia punya meninggalkannya seorang diri, kenapa sangat menyakitkan? Apa yang harus Nevan lakukan? Hampir seluruh hidupnya dia habiskan bersama dengan Gior bagaimana Nevan bisa melupakannya begitu saja? Gior adalah adik Nevan, dia yang selalu menemani dan membantu Nevan menjalankan tugas, lalu kenapa Gior meninggalkannya begitu cepat? Kenapa ini ... sangat tidak adil? Seluruh keluarganya diambil, dan hanya tersisa dirinya saja.

Zetta dan Willy menghampiri Nevan lalu memeluknya, "A--aku tahu ini pasti sulit untukmu. Tapi cobalah untuk bertahan," ucap Zetta meneteskan air matanya karena tak tega melihat Nevan menangis.

"Di--dia yang selalu bersamaku, ke--kenapa dia meninggalkanku? Kenapa Tuhan juga mengambil Gior juga? Ke--kenapa harus dia?" tanya Nevan menangis sesenggukan dan tidak mempedulikan sekitarnya.

Nevan terus menangis, merasa dunia seketika runtuh karena mendapat kabar yang sangat menyedihkan.

***

Keesokan paginya Nevan memaksa ingin pergi ke luar dari rumah sakit hanya untuk melihat Gior, Dokter sudah melarang Nevan untuk tidak berpergian dahulu karena dia masih dalam tahap pemulihan, apalagi Nevan sempat koma selama lima hari lamanya, tapi laki-laki itu terus memaksa Dokter dan teman-temannya untuk membiarkan Nevan pergi sebentar ke luar.

Pada akhirnya Dokter mengizinkan Nevan untuk pergi ditemani kedua temannya, bahkan saat diperjalanan Nevan tidak berbicara sama sekali dan matanya terus berfokus pada dunia luar.

Jelas saja Nevan masih sangat merasa kehilangan adiknya, keluarganya, dia selalu menemani Nevan, bagaimana bisa Nevan melupakannya dengan sangat mudah? Apalagi Nevan merasa dadanya sangat sesak saat mengingat kenangannya bersama Gior, senyum Gior, kemarahan Gior, kepintaran Gior, semuanya benar-benar teringat dengan jelas di pikiran Nevan.

Willy yang sejak tadi terus melirik ke arah Nevan memberikannya minuman botol, tapi Nevan tidak menerimanya.

Mereka bertiga telah sampai di tempat pemakaman, mata Nevan berkaca-kaca tidak tahu harus mengatakan apa saat sudah berada di sini.

Willy dan Zetta berdiri di samping Nevan, "Kuatkan hatimu," ucap Willy pelan lalu Nevan berjalan ke arah makam Gior yang ditunjukkan oleh Willy.

Nevan membaca batu nisan yang tertulis nama Gior, jadi dia ... benar-benar telah meninggalkan Nevan sendirian?

Don't Click [END]Where stories live. Discover now