Norvin masuk ke rumahnya dan disambut oleh ibunya yang berdiri di depan pintu sembari melipat kedua tangannya di dada, sedikit aneh melihat ibunya seperti itu, tapi Norvin seperti sudah biasa melihatnya.
"Peringkat kedua lagi?" tanya ibunya yang bernama Norah. Ibunya seperti sudah tahu kalau Norvin akan berada di peringkat kedua atau ketiga lagi, itu sudah seperti hal biasa tiap tahunnya.
Norvin hanya mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya, "Dari dulu selalu di peringkat dua, apa hanya itu kemampuan mu?" tanya Norah membuat Norvin menghela napasnya lelah. Sudah Norvin duga ini akan menjadi pembicaraan panjang kembali seperti tahun-tahun sebelumnya, dan sekarang Norvin mulai kesal dan muak.
"Peringkat satu atau dua sama saja bagiku," jawab Norvin sambil membuka jaketnya lalu duduk di meja belajar.
"Sengaja melakukannya?" tanya Norah membuat Norvin terdiam.
"Iya aku sengaja melakukannya. Aku sengaja tidak mengisi tiga soal. Puas?" tanya Norvin membuat Norah langsung memukul bagian tangan Norvin dengan keras.
"Kenapa melakukannya? Aku melakukan segala hal untukmu tapi kau malah sengaja tidak mengisinya. Apa ini hal yang menyenangkan bagimu, hah?!" tanya Norah membuat Norvin menoleh. Memangnya kenapa dengan peringkat kedua? Hanya salah tiga soal Norvin langsung dimarahi dan dipukuli, berharap ibunya memberinya ucapan selamat atau memeluknya, dia malah memukul dan memarahinya lagi dan lagi.
"Iya ini sangat menyenangkan. Aku melalukan kesalahan seperti tahun sebelumnya," jawab Norvin terlihat serius dengan perkataannya.
Norah terdiam saat mendengar kalau selama ini Norvin berusaha membuat nilainya buruk, "Apa katamu? Jadi kau selalu di peringkat dua dan tiga karena kesengajaan mu?" tanya Norah masih belum percaya.
Norvin mengangguk tanpa ragu, "Iya aku sengaja melakukannya, apa Ibu tahu perasaanku? Ibu selalu berdiri di depan pintu dengan menyilangkan tangan di dada, berkacak pinggang saat tahu itu adalah hari pengumuman peringkat. Ibu marah padaku karena tidak mendapat nilai yang sempurna, Ibu tidak tahu kesulitan ku selama ini, yang Ibu tahu hanya nilai harus sempurna dan sempurna. Ibu tidak peduli bahkan jika aku pingsan karena kelelahan belajar di sekolah itu, yang kalian tahu hanya nilai nilai dan nilai. Kalian tidak pernah peduli padaku atau kesulitan apa yang aku hadapi, yang kalian tahu hanya aku harus lulus masuk ke universitas kedokteran, begitu kan? Selama ini aku berusaha untuk tidak mengecewakan mu, berusaha belajar walau pada akhirnya aku dengan sengaja tidak mengisi tiga soal, aku hanya ingin melakukannya. Aku ingin membuat Ibu sadar bahwa aku bukanlah anak yang akan menuruti semua keinginanmu, aku ... tidak bisa menjadi sempurna ... bi--bisakah Ibu mengatakan 'tidak apa-apa, nilai bukan yang terpenting tapi kejujuran jauh lebih penting' bisakah Ibu mengatakan itu saat nilai ku jelek? Bisakah Ibu menyemangati ku saat nilai ku turun? Bi--bisakah menjadi Ibu yang baik dan pengertian untukku?" tanya Norvin dengan mata yang berkaca-kaca saat mengatakannya.
Norvin merasa dia tidak bisa menahannya lagi, dia sudah lelah dan merasa kalau dirinya tidak baik-baik saja selama ini, dulu Norvin tidak ingin mengecewakan Ibunya, tapi semakin bertambah usia, Ibunya malah terus mendesaknya untuk terus belajar tanpa henti, dia tidak memikirkan kondisi Norvin selama ini, yang dia inginkan adalah putranya mendapatkan nilai yang sempurna dalam ujian.
"Untukmu aku harus hidup seperti ini, ayahmu bekerja dan aku juga bekerja untuk menyekolahkan mu di sana, tapi apa seperti ini balasannya?!" tanya Norah agak keras karena Norvin sekarang sangat mengecewakannya.
"Seharusnya Ibu mendukungku bukan malah selalu mendesak ku untuk terus memiliki nilai yang sempurna. Untuk apa semua itu kalau aku yang tersiksa? Ibu hanya bisa memamerkan nilai ku yang tinggi pada semua tetangga, tapi saat nilai ku jelek Ibu akan memukulku, mengurungku, membiarkan aku kelelahan dan kelaparan sebelum aku mendapat nilai yang sempurna, ke--kenapa tidak membunuhku saja kalau aku harus seperti ini?" tanya Norvin yang meneteskan air matanya tapi sebuah tamparan langsung mendarat mulus ke pipi Norvin membuat laki-laki itu memegang pipi nya yang terasa perih akibat tamparan keras ibunya.
YOU ARE READING
Don't Click [END]
Mystery / ThrillerAkibat salah click di sebuah video yang dilarang dibuka disitus tersembunyi, seorang murid dari sekolah elit Andromexius School meninggal begitu saja tanpa sebab, pelaku pembunuhan tidak berwujud, dan misterius. Banyak dari mereka yang tidak mengeta...
![Don't Click [END]](https://img.wattpad.com/cover/187747029-64-k900961.jpg)