11. DON'T CLICK ! KHAWATIR

562 133 23
                                    

Bahkan disaat tertentu teman bisa berubah menjadi lawan.

Mereka berkumpul disebuah taman saat sekolah diliburkan untuk satu hari, beberapa diantara mereka terlihat khawatir dan takut jika terjadi sesuatu pada mereka nantinya.

"Leanna sudah mati. Apa selanjutnya ...." Rose melirik satu persatu temannya dengan gugup sekaligus takut.

"Kalian lihat postingan komunitas siswa itu kan?" tanya Robin dan mereka mengangguk pelan.

"Aku tidak mau mati sia-sia, aku ingin tetap hidup," ucap Kristy.

"Bagaimana kalau ternyata korban selanjutnya ada di antara kita?" tanya Lucas menakut-nakuti.

"Rose, kemarin kau bertengkar dengan Leanna, kan?" tanya Kristy membuat Rose terkejut dan terdiam beberapa saat sambil melihat satu persatu temannya dengan perasaan gugup.

"A--apa kalian mencoba menuduhku, hah?!" tanya Rose kesal karena tidak terima dia dituduh. "Aku tidak ada kaitannya dengan kematian Leanna," tegas Rose.

"Apa kalian lupa?" tanya Frans membuat mereka menoleh dengan keheranan.

"Apa?" tanya Kristy.

"Vey menghilang dan pihak sekolah mengatakan kalau dia pindah, tapi saat aku mencoba untuk mengirim pesan dan menelpon, nomor nya sudah tidak aktif," jawab Frans terlihat serius.

Kristy melihat Rose, "Kau kan yang selalu merundung nya?" tuduh Kristy pada Rose, membuat gadis itu sontak terkejut.

"Kau pun begitu. Kita sama dalam hal menjelek-jelekkan orang lain," bela Rose tidak mau kalah.

"Tapi, sampai sekarang aku tidak bertemu Vey lagi, apa dia benar-benar menghilang? Ke mana dia?" tanya Lolita sambil menggigit kuku jarinya dengan gugup.

"Aku rasa pihak sekolah merahasiakan ini," jawab Lucas membuat mereka menoleh dengan bingung.

"Betul, pihak sekolah merahasiakan ini dari kita semua. Kalian tahu permainan bu Sophia waktu itu?" tanya Norvin membuat mereka tidak mengerti.

"Yang mana?" tanya Kristy khawatir.

"Permainannya sudah lama. Yaitu saat kita memainkan permainan siapa yang bersalah dia yang harus berdiri," jawab Norvin membuat mereka semakin tidak mengerti.

"Apa itu berhubungan? Kau ada-ada saja," cibir Rose tidak percaya.

"Yang bangun pertama saat itu adalah Vey, Ben, Karlos, Leanna, Kristy, Lolita, Lucas, Robin, Rose lalu Gior. Bukankah ini seperti pola pembunuhan?" tanya Norvin membuat Kristy terlihat gugup karena namanya disebut setelah nama Leanna.

"Kau menakut-nakuti kami, hah?" tanya Lolita kesal karena dikeadaan seperti ini masih saja ada orang yang menakut-nakuti.

Norvin menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Tidak, apa kalian mau bertaruh dengan ku?" tanya Norvin membuat mereka terlihat kesal saat mendengar tawaran Norvin yang gila.

"Apa nyawa bisa dijadikan taruhan, hah?! Bagaimana jika itu benar? Apalagi setelah Leanna, adalah aku yang berdiri, aku tidak mau mati sebelum menjadi kaya," tegas Kristy kesal.

Norvin tersenyum, "Jika kalian bisa bertahan, kalian akan selamat. Kalau kalian lemah, kalian akan menjadi korban selanjutnya, dan tebakanku benar adanya," jelas Norvin membuat mereka terdiam.

"Yang jelas kita harus terus hidup bagaimana pun juga. Aku tidak mau mati dengan tragis seperti itu," kata Lolita.

Raut wajah kekhawatiran sangat kentara, beberapa orang mengaku takut jika apa yang dikatakan oleh Norvin benar, dan ada juga yang masih belum mempercayai itu. Bagaimana pun juga mereka harus tetap hidup di tengah banyaknya teror yang mengancam nyawa mereka.

Don't Click [END]Where stories live. Discover now