Nevan masuk ke dalam rumahnya dan langsung disambut oleh tawa seseorang yang begitu tak asing di telinganya, seseorang yang selalu menemani Nevan dan membantunya, dia ... Gior. Dia sedang berdiri di dalam, seperti sedang menyambut kedatangan Nevan karena telah menyelesaikan kasus dengan sukses.
Dia menoleh melihat Nevan lalu tersenyum sangat manis.
Air mata yang sejak tadi dia tahan akhirnya ke luar, Nevan langsung memeluk Gior dengan erat karena hal buruk itu tidak terjadi pada Gior, Nevan bersyukur karena itu bukanlah kenyataan.
"Kau baik-baik saja, kan?" tanya Nevan memegangi bahu Gior seolah sedang mengeceknya dan tidak ditemukan luka di tubuh Gior dan itu membuat Nevan senang.
Gior mengangguk sambil tersenyum, "Aku baik-baik saja, selamat karena telah menyelamatkan seseorang, aku sangat bahagia memiliki Kakak seperti mu, di kehidupan selanjutnya aku ingin memilki ... Kakak sepertimu lagi," tutur Gior sambil tersenyum manis di hadapan Nevan.
Nevan menoleh ke arah belakang Gior dan melihat koper milik Gior, "Kau ... mau ke mana?" tanya Nevan bingung saat melihat Gior membawa koper hendak pergi dari rumah.
"Aku akan kuliah dan menenangkan pikiranku karena telah banyak bekerja keras selama ini," jawab Gior sambil terus menunjukkan senyumnya.
"Kau akan kuliah?" tanya Nevan.
Gior mengangguk, "Aku akan kuliah sesuai apa yang kau inginkan, aku juga akan menenangkan diriku di sana, aku ... akan hidup dengan baik di sana. Jaga dirimu di sini, jangan lupa kata-kata ku, ya?" tanya Gior meneteskan air matanya, tapi Nevan malah tersenyum.
"Sampai kapan?"
Gior tidak menjawabnya dan malah mengambil koper hendak pergi, "Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik, aku akan baik-baik di sana, sampai jumpa dan selamat tinggal Kakakku, aku ... menyayangimu, dan aku tidak akan melupakanmu," ucap Gior sambil tersenyum, senyum yang berbeda dari sebelumnya. Senyum perpisahan.
Nevan mengangguk lalu tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
"Jangan sesali apa yang telah terjadi karena aku tidak menyesal sedikit pun, aku ... pergi." Gior tersenyum lalu dia melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan pada Nevan.
Nevan membalas lambaian tangan Gior, "Jangan lama-lama! Aku akan merindukanmu!" teriak Nevan tapi tubuh Gior seperti tertutup oleh cahaya terang yang bahkan sangat menyilaukan mata Nevan.
Nevan terbangun dari tidur panjangnya, sebuah mimpi yang tiba-tiba membuat dadanya sangat sesak dan kesulitan bernapas, sebuah kesedihan dan air mata tiba-tiba menetes begitu saja dari mata Nevan kala dia tidak melihat siapapun di ruangan yang mirip dengan rumah sakit.
Benar, ini rumah sakit dan Nevan sedang terbaring lemah di atas ranjang karena kejadian itu.
Nevan turun dari ranjangnya, mencopot semua alat bantu yang terpasang di beberapa bagian tubuhnya, berjalan terhuyung-huyung menuju ke luar ruangan.
Di depan ruangannya sudah dijaga oleh dua orang Polisi, Nevan berusaha berjalan sekuat tenaganya tapi mereka berdua justru menahan Nevan agar tidak pergi ke mana-mana karena kondisinya belum cukup pulih.
"Mana Gior? Ke mana dia?" tanya Nevan pada salah satu Polisi yang membantunya untuk berdiri.
Dia hanya diam saja tidak menjawab.
"KE MANA GIOR?!" teriak Nevan frustasi karena dia tidak menemukan keberadaan Gior di manapun, Nevan menangis saat berteriak tapi dia tidak peduli lagi, yang dia pikirkan saat ini adalah Gior, adik kesayangannya.
Lalu seseorang berlari ke arah Nevan karena melihat Nevan yang sudah siuman dan berusaha untuk pergi, mereka Zetta dan Willy yang kebetulan baru datang ke rumah sakit dan mendengar teriakan Nevan.
YOU ARE READING
Don't Click [END]
Mystery / ThrillerAkibat salah click di sebuah video yang dilarang dibuka disitus tersembunyi, seorang murid dari sekolah elit Andromexius School meninggal begitu saja tanpa sebab, pelaku pembunuhan tidak berwujud, dan misterius. Banyak dari mereka yang tidak mengeta...
![Don't Click [END]](https://img.wattpad.com/cover/187747029-64-k900961.jpg)