8. DON'T CLICK ! KONSELING

582 146 5
                                    

Saat Nevan sudah sampai ke rumahnya ponselnya bergetar karena ada pesan yang masuk. Sebuah pesan masuk yang dikirim oleh Zetta berupa video. Nevan segera membukanya dan melihatnya.

Ini adalah video yang diambil dari kamera CCTV yang ada di dekat warnet, tempat kejadian Karlos meregang nyawa. Bisa terlihat di sana Karlos masuk ke dalam warnet dengan terburu-buru.

"Pukul 16.00 Karlos masuk ke dalam warnet," gumam Nevan sambil terus memperhatikan sekitar warnet yang tampak lenggang.

Lalu sekitar dua puluh menit kemudian seseorang ke luar dari warnet, "16.20 seseorang ke luar dari sana menggunakan pakaian hitam, sepatu hitam, dan ...." Nevan berhenti berbicara saat melihat bahu dia bergerak secara reflek, apa dia memiliki kelainan di bahu sebelah kanan?

Nevan mematikan ponselnya, dan berpikir soal ciri-ciri dari pembunuh.

Nevan menelpon seseorang yaitu Sophia, guru sekolah Andromexius School.

"Halo?"

"Besok aku ingin menjaga di gerbang sekolah, apa tidak apa-apa?" tanya Nevan memastikan.

"Menjaga di gerbang sekolah saat murid datang?"

"Iya, apa boleh?"

"Tentu, aku juga selalu di sana setiap pagi."

"Terima kasih." Nevan mematikan sambungan teleponnya. Kali ini Nevan akan kembali menjalankan misinya untuk menemukan siswa yang memakai sepatu hitam seperti di video dan juga siswa yang memiliki kelainan di bahu bagian kanannya.

***

Keesokan paginya Nevan berangkat pagi-pagi sekali hanya untuk menyambut para siswa di gerbang sekolah. Matanya terus mengawasi sepatu murid-murid yang lewat dan sesekali dia menyapa murid.

Kebanyakan dari siswa di sini memakai sepatu berwarna putih dan Nevan tidak melihat ada yang memakai sepatu berwarna hitam.

Mata Nevan melihat seorang siswi berjalan tanpa menyapanya, yaitu Rose, gadis yang satu ini benar-benar misterius.

Mobil alphard berhenti di depan gerbang sekolah, dia adalah Lolita Rowena, gadis yang memiliki ketenaran sebagai artis di sekolah.

"Pak Nilson, maaf aku terlambat. Aku semalam ada pekerjaan," ucap seseorang membuat Nevan menoleh.

"Oh Bu Sophia, tidak apa-apa. Aku bisa mengurusnya," balas Nevan ramah. Tapi dia terus mengawasi ke arah siswa siswi yang baru datang.

Seorang siswa laki-laki lewat di hadapannya sambil tertawa bersama temannya, tapi seketika itu pula Sophia langsung menghentikannya.

"Frans!" panggil Sophia agak keras membuat siswa yang bernama Frans itu berbalik dengan wajah keheranan.

"Ada apa?" tanya Frans.

"Kau pakai sepatu hitam lagi?" tanya Sophia membuat Nevan yang mendengarnya keheranan. Apa dia selalu memakai sepatu hitam seperti itu?

"Lalu kenapa? Sepatu putih cepat kotor kalau terkena noda, jadi aku memilih warna hitam," jawab Frans.

Nevan menoleh ke arah lain dan melihat seorang siswa laki-laki memakai sepatu hitam. Dengan tiba-tiba Nevan langsung menahannya membuat laki-laki itu keheranan.

"Kamu tidak punya sepatu warna putih?" tanya Nevan selidik.

"Aku punya di rumah. Ini sepatu baruku, kan sayang kalau tidak dipakai," jawabnya sambil tersenyum.

"Sejak kapan kamu memakainya?" tanya Nevan.

"Kenapa Bapak penasaran? Bapak guru baru itu kan?" tanyanya memastikan.

Don't Click [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang