23. DON'T CLICK ! PEMARAH

461 108 4
                                    

Nevan berjalan di antara kerumunan siswa yang sedang mengobrol tentang sesuatu yang sepertinya sangat menghebohkan, "Aku kira mereka tidak akan datang, bukankah tahun lalu ada kejadian itu? Aku rasa mereka sudah gila," bisik salah seorang murid perempuan yang sangat antusias saat membicarakan sesuatu. Nevan yang tak sengaja mendengarnya bicara menghentikan langkahnya untuk mendengar pembicaraan lebih banyak lagi.

"Jangan terlalu keras, kalau ada Lucas datang kau akan habis olehnya," balas seorang laki-laki di samping kerumunan para perempuan yang sedang mengobrol.

"Kenapa? Bukankah itu benar? Tahun lalu Lucas dan ayahnya bertengkar, itu sangat ... menakutkan menurutku. Lucas benar-benar berbeda saat dia bertengkar dengan ayahnya sendiri," tuturnya lagi tanpa menyadari kalau orang yang sedang mereka bicarakan mendengar semuanya dengan jelas.

"Apa kalian tidak punya pekerjaan lain selain mengurusi kehidupan orang lain?" tanya Lucas memotong pembicaraan, mereka terlihat terkejut saat melihat kehadiran Lucas di sana. "Tahu apa kalian soal hidupku, hah?!" tanya Lucas sembari melihat semua orang yang sengaja berkumpul hanya untuk membicarakan tentangnya.

Nevan hanya melihatnya tanpa melerai, membiarkan Lucas sampai dia selesai bicara.

"Sebaiknya urusi hidup kalian baik-baik, tidak usah banyak komentar tentang kehidupan pribadi orang lain," tegas Lucas melirik semua orang dengan sinis.

"Lucas, bukankah tahun lalu adalah kesalahan mu? Lalu kenapa kau marah? Itu kan memang faktanya," balas seseorang dengan angkuh, siapa lagi kalau bukan Rose.

"Itu ... memang kesalahanku. Tapi kenapa kalian membahasnya lagi? Siapa tahu kali ini nilai ku lebih tinggi dari kalian semua. Termasuk kau," tunjuk Lucas pada Rose dengan sorot mata tajam menusuk, tapi Rose hanya diam lalu tersenyum meremehkan semua perkataan Lucas yang seperti seorang pembual.

"Baiklah kita lihat saja. Jika nilaimu itu ada di paling bawah aku tidak bisa membayangkan bagaimana ayahmu akan marah-marah gara-gara memiliki anak bodoh seperti mu." Tepat sekali. Rose benar-benar mengeluarkan kalimat pedasnya untuk kesekian kalinya, tanpa memikirkan perasaan orang lain yang mendengarnya.

Lucas maju selangkah ingin melawan Rose tapi gadis itu langsung maju seolah tidak ada rasa bersalah atau takut dalam dirinya, "Kenapa?! Kau mau melawan seorang perempuan? Dasar lemah, bisa-bisanya para wanita di sekolah ini menyukai laki-laki sepertimu, cih," cibir Rose tersenyum sinis, gadis yang satu ini benar-benar sangat bisa untuk memancing emosi lawan bicaranya.

Rasanya Lucas ingin memukul Rose jika dia bukan perempuan.

"Apa kalian gangster, hah?!" Nevan akhirnya mengeluarkan suaranya untuk melerai pertengkaran di antara laki-laki dan perempuan yang terlihat sangat sengit.

Semua pandangan tertuju pada Nevan yang berjalan mendekat ke arah Lucas dan Rose.

"Bagaimana murid-murid pintar di sini sangat jago bertengkar? Aku rasa kalian harus ikut kompetisi debat, dan aku yakin kalian berdua akan menang," tutur Nevan sambil tersenyum pada keduanya.

"Apa Bapak merasa seperti seorang pahlawan sekarang?" tanya Lucas pelan lalu dia tersenyum smirk pada Nevan.

Nevan melihat Lucas dengan selidik, "Lebih baik kalian semua belajar dengan giat. Semuanya harus memerlukan bukti, bukan hanya omongan belaka, mengerti?! Sekarang kembali ke kelas masing-masing!" titah Nevan membuat semua orang berdecak kesal karena Nevan membubarkan semua orang, padahal pertengkarannya belum selesai.

Semua orang masuk ke kelas masing-masing, sementara Lucas tidak beranjak dari tempatnya, "Kau tidak masuk? Sebentar lagi masuk," ucap Nevan sambil melihat jam tangannya lalu tersenyum pada Lucas.

Don't Click [END]Where stories live. Discover now