7. DON'T CLICK ! CERITA

632 150 5
                                    

Hari itu adalah hari paling menyenangkan bagi Lucas, karena semua wanita takluk padanya hanya karena wajah Lucas. Tidak dipungkiri kalau Lucas adalah pria idaman semua wanita, tapi apa benar seperti itu?

Lucas kini sedang berada di ruangan biasa, dengan bantuan kameranya, Lucas memotret satu persatu wanita yang ada di sekolahnya dengan tujuan ingin mengingat namanya saja, karena Lucas sering lupa dengan nama mereka. Tapi pada saat dia akan memotret kembali, seseorang menghalanginya dengan tatapan yang mengarah pada lensa kamera.

Lucas yang melihatnya menjadi kesal sendiri, "Sial, sedang apa Karlos di sana?" tanya Lucas kesal saat melihat Karlos yang menghalanginya.

Lucas mengisyaratkan pada Karlos untuk menyingkir dari sana, tapi laki-laki itu tidak menurut membuat Lucas semakin kesal dan akhirnya dia menyimpan kamera lalu dia pergi ke lantai bawah untuk menemui Karlos.

Karlos menunggu di dekat tangga seolah dia sudah siap jika Lucas marah-marah.

Lucas yang melihatnya langsung menarik kerah baju Karlos menuju ke ruangan sepi yang ada di sekolah.

"Kenapa kau menghalanginya?" tanya Lucas kesal pada Karlos.

"Dan kau, untuk apa memotret dari lantai dua? Apa kau mesum?" tanya Karlos sambil terkekeh pelan.

"Apa urusanmu? Kau terlalu banyak mencampuri urusan orang lain," kesal Lucas dengan sorot mata tajamnya mengarah pada Karlos.

"Kau seorang playboy di sekolah ini. Aku akan menyebarkannya," ancam Karlos.

Lucas melepaskan cengkeramannya lalu dia tersenyum, "Apa kau punya bukti?" tanya Lucas seolah menantang Karlos.

Karlos menunjukkan ponselnya, "Di sini ada semuanya. Kau mau macam-macam denganku?" tanya Karlos membuat Lucas terdiam dan berpikir.

"Apa kau lupa kalau aku adalah keluarga dari Edwardson, seorang kepala sekolah Andromexius School. Sekali aku mengadu tentangmu, bisa saja beasiswa mu dicabut, bagaimana kau menangani nya?" tanya Lucas tidak mau kalah dengan ancaman yang dibuat Karlos.

Karlos adalah siswa berprestasi di sekolah ini, dia mendapatkan beasiswa dari sekolah berkat usahanya, tapi saat ada seseorang yang mengancamnya akan mencabut beasiswa, kemarahan Karlos memuncak sehingga membuatnya mencengkram kerah baju Lucas dengan tajam.

"Apa kau gila?" tanya Karlos kesal pada tindakan Lucas.

"Tinggal pilih, foto itu disebar, atau ... beasiswa mu dicabut?" tanya Lucas sembari tertawa yang menyiratkan banyak hal.

"Kenapa kau melakukannya brengsek?!"

"Kau sudah salah memilih lawan Karlos si anak berprestasi," cibirnya dan Karlos melepaskan cekalan nya dengan kasar lalu kemudian dia pergi dari ruangan itu menyisakan Lucas yang mengibas-ngibaskan bajunya karena tersentuh oleh tangan Karlos.

"Hampir saja aku berniat membunuhnya."

***

"Apa? Dia bilang seperti itu?" Zetta kaget saat mendengar cerita Gior tentang pertengkaran Lucas dan Karlos hanya karena sebuah foto.

"Iya, aku mendengarnya. Aku adalah mata-mata tersembunyi," bisik Gior sambil tersenyum.

"Sepertinya ini akan sulit dipecahkan. Bagaimana bisa, ada banyak orang yang terlibat?" tanya Nevan merasa kewalahan karena mereka mencurigai banyak orang. "Lalu Robin?" tanya Nevan penasaran.

"Dia? Aku tidak tahu soal masalahnya dengan Ben atau Karlos, dia memang terlihat seperti preman sekolah, tapi dia ... sedikit misterius," jawab Gior.

Don't Click [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang