5

5.2K 759 53
                                    

Happy reading naskah yang cepat update ini.

Merapatkan masker

Dae--Eun turun dari sebuah taksi yang membawanya dari Bandar Udara Incheon. Dia membenarkan letak tas selempangnya dan berjalan mendekati pagar sebuah rumah di distrik Myeongdong.

Dae--Eun menekan bel dan sebuah suara menyambut. Dae--Eun berbicara sejenak dan menunggu. Sesaat kemudian seseorang membuka pintu pagar dan mempersilahkan Dae--Eun masuk.

Dae--Eun merunduk dalam ke arah seorang wanita yang berdiri di pintu masuk setelah mengganti sepatunya dengan sandal rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dae--Eun merunduk dalam ke arah seorang wanita yang berdiri di pintu masuk setelah mengganti sepatunya dengan sandal rumah.

"Aku tidak percaya ini. Selamat datang, nak."

Dae--Eun mendongak. Wanita itu...ibu Chan. Wanita yang ditemuinya hanya sekali. Enam bulan lalu. Dae--Eun menghampiri wanita itu.

"Apa kabar, Nyonya."

"Seperti yang kau lihat. Aku masih hidup karena kau begitu bermurah hati. Duduklah."

"Terimakasih."

Wanita itu duduk dan meraih tangan Dae--Eun. Mengusap punggung tangannya lembut. Dan seperti kehilangan kata-kata, mereka hanya saling tersenyum. Seorang pelayan menyajikan segelas air putih untuk Dae--Eun.

"Kau mau minum sesuatu yang lain?"

Dae--Eun menggeleng. "Tidak. Terimakasih banyak."

"Chan...kau sudah bertemu dengannya?"

"Huum." Dae--Eun mengangguk. "Saya mengkhawatirkan keadaan anda. Dan saya lega anda baik-baik saja."

"Aku baik-baik saja setelah melihatmu berada di rumah ini."

"Maaf saya datang selarut ini. Saya harus kembali secepatnya ke Busan."

"Menginaplah."

"Eh?"

"Menginaplah. Chan, dia jarang pulang. Kau tidak perlu khawatir. Jangan menolak permintaanku. Setidaknya, biarkan aku memasak sesuatu untukmu besok pagi. Sebagai seorang ibu."

Dae--Eun terdiam. Dan mengangguk ragu.

"Jam berapa penerbangan mu besok?"

"Saya akan menggunakan kereta. Petang."

"Ooh...itu akan sangat melelahkan."

"Saya mengambil cuti jadi saya bisa beristirahat setelah sampai di Busan."

"Hmm...baiklah kalau begitu. Istirahatlah sekarang. Aku akan mengantarmu ke kamar."

Ibu Chan beranjak dan mengulurkan tangan pada Dae--Eun yang akhirnya menyambut dengan canggung. Mereka melangkah menaiki tangga dan menuju sebuah kamar.

"Ambilah handuk bersih kalau kau mau mandi. Ada di laci dekat jendela." Ibu Chan membuka pintu dan mereka masuk.

"Terimakasih banyak." Dae--Eun merunduk dalam. Ibu Chan mengusap punggung tangannya sekali lagi sebelum wanita itu melangkah dan menuruni tangga. Dae--Eun menutup pintu namun dia segera berbalik ketika dia menyadari bahwa itu adalah kamar Chan!

LEVANTER : ISTRI RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang