3

5.5K 754 34
                                    

"Boleh aku menggunakan kamar mandi?"

Dae--Eun mendongak dan menunjuk ke arah kamar mandi. Setelah Chan masuk ke kamar mandi, Dae--Eun melangkah cepat menjangkau citra diri Chan yang terbuat dari karton tebal dan membawanya ke gudang. Dae--Eun melemparkan benda itu dan mengunci gudang.

"Kau kenapa?"

"Heeh?" Dae--Eun menggeleng.

"Aku tidur dimana?"

"Kau akan kembali ke hotel."

"Aku sudah bilang aku tidak suka hotel tempatku menginap."

"Kau bisa mencari hotel lain. Atau penginapan."

"Aku tidak mau."

Bahu Dae--Eun luruh seketika. "Rumah ini sempit."

"Tidak masalah. Dan...sofa itu...aku tidak muat di sana."

"Heeeih?" Dae--Eun mengikuti telunjuk Chan yang menunjuk ke arah sofa. "Kau serius?"

"I do."

Mereka saling tatap dan Dae--Eun semakin tidak mengerti. Apa yang Chan inginkan? Mengapa mereka harus saling berinteraksi lagi?

"Itu kamarmu?" Chan melangkah ke arah sebuah pintu yang terbuka. Dae--Eun segera berlari menghalangi Chan yang hendak masuk.

"Kau tidur di kamar itu." Dae--Eun menunjuk sebuah kamar dengan dagunya. "Itu kamar mendiang nenekku."

"Heeeih? Tidak mau. Kalau nenekmu sudah meninggal..."

"Apa?! Kau pikir nenekku menjadi hantu? Begitu?! Oh! Ya Tuhan...kenapa kau harus kemari?"

Chan mengusap tengkuknya. "Aku hanya ingin bertemu denganmu."

"Aku baik-baik saja. Tapi tidak setelah melihatmu."

Chan menunduk. Lalu mendongak lagi. Wajahnya terlihat layu. Gurat lelah tercetak sangat jelas. Entah apa yang dipikirkan oleh Chan, tapi...wajahnya terlihat sangat layu.

"Demi apapun. Semalam saja. Setelah itu kau harus pergi. Aku tidak mau bersamamu lama-lama. Dan! Satu hal lagi, kita tidak menggunakan lantai atas." Dae--Eun menunjuk ke arah lantai atas.

Chan tidak mengatakan apapun tapi dia berjalan dan menerobos masuk ke kamar Dae--Eun.

"Eeeh! Tunggu." Dae--Eun merentangkan tangannya.

"Kau tidak tidur di ranjang?"

"Tidak. Kenapa? Kau heran? Aku miskin sampai tidak bisa membeli ranjang." Dae--Eun menggelar dua buah kasur tidur dan menggeser sebuah gantungan baju dengan roda. Memberi batas pada dua kasur itu.

 Memberi batas pada dua kasur itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tidur di sebelah sana."

"Huum." Tak menunggu lagi, Chan merebahkan dirinya. Dae--Eun meninggalkan Chan yang memejamkan mata. Dia berjalan ke arah dapur dan mulai menyibukkan diri. Berulang kali Dae--Eun menghela napas. Berulang kali pula dia menyeka air mata yang tidak seharusnya turun lagi. Tapi, melihat Chan pagi itu jelas membuat hatinya kembali terluka.

LEVANTER : ISTRI RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang