44

2.4K 476 89
                                    

Flashback on

Dae--Eun mengantar Chan hingga Chan masuk ke dalam taksi yang dia pesan tanpa benar-benar keluar dari pagar rumah karena dia dia tahu, bisa jadi ada wartawan di sekitar kediaman Bang pada jam seperti itu. Dae--Eun bukan saja tidak keluar dari pagar rumah, dia juga--bahkan--berdiri canggung dan bersembunyi di balik punggung asisten rumah tangga mereka. Situasi seperti itu bukan kali pertama terjadi namun tetap saja Dae--Eun merasa canggung. Apalagi dia selalu menemukan asisten rumah tangga mereka tersipu malu dan canggung setelah melihat Chan mencium bibirnya dalam sebelum pergi. Bagaimanapun, culture yang berbeda terlihat sangat jelas. Asisten rumah tangga mereka adalah wanita paruh baya dengan pikiran orang Korea kebanyakan, yang tidak terbuka dengan sebuah skinship yang berlebihan. Chan, bagaimanapun juga, dia pria yang dibesarkan dengan culture dan atmosfer luar negeri yang lebih terbuka. Bahkan di Australia dia harus berpindah-pindah tempat beberapa kali dan bertemu dengan banyak orang dengan segala bentuk pergaulan dan budaya. Dia sangat luwes bergaul dan tidak canggung melakukan skinship dengan siapapun.

*Adalah budaya masyarakat Korea kebanyakan terutama para generasi tua, bahwa mereka tidak melakukan skinship dengan orang asing dan di dalamnya termasuk menatap mata orang yang tidak dikenal ketika mereka kebetulan terlibat dalam sebuah interaksi, misalnya ketika ada orang asing yang bertanya tentang sebuah rute perjalanan. Bahkan hal itu berlaku walaupun yang bertanya adalah mereka yang memiliki kesamaan sebagai warga negara Korea tapi tidak saling mengenal. Hal seperti itu diadaptasi dari kebudayaan lampau dari masa kerajaan Juseon (dari berbagai sumber)

Dae--Eun lalu merunduk ke arah asisten rumah tangga mereka setelah pintu pagar benar-benar tertutup. Dia melangkah masuk ke rumah dengan wajah memerah. Chan memang selalu seperti itu. Menciumnya dalam sebelum dia pergi. Bukan sebuah ciuman ringan yang samar, tapi sebuah ciuman dalam yang enggan melepaskan.

Dae--Eun berakhir dengan duduk di karpet kamar sambil menatap tumpukan uang di depannya sambil memegangi perutnya. Uang yang sangat banyak dan rasanya tidak bijak jika dia menyimpannya di laci. Dia sudah membuka sebuah rekening baru kemarin dan hari ini sebelum Chan pergi tadi, dia memberinya uang belanja yang membuatnya melongo.

Air mata Dae--Eun menetes. Selalu seperti itu ketika dia melihat uang dari Chan. Neuron otaknya akan bekerja cepat mengingat masa-masa dimana dia harus berjuang menghemat gajinya. Dan saat dia harus menghitung sisa uang koin untuk makan di akhir bulan. Dan ketika dia harus berakhir makan hanya nasi saja dengan beberapa lembar rumput laut.

Dan siang itu, Dae--Eun kembali ke bank setelah menelepon Hani dan ibu mertuanya. Dia membuka sebuah tempat penyimpanan barang. Dia juga melakukan hal itu di sebuah kantor pos pusat Myongdong. Dia tidak mungkin menyingkirkan barang-barang mewah itu di sudut ruangan manapun di rumah. Barang yang terus berdatangan ketika jam bekerja sebuah ekspedisi atau bahkan kurir khusus dimulai. Dae--Eun bahkan harus berbalik masuk ke dalam rumah dengan sebuah kotak hitam yang baru saja dia terima dari seorang kurir ketika dia hendak keluar dari rumah setelah memastikan tidak ada mobil berisi siapapun mengawasi kediaman Bang.

Siang itu, sekali lagi Dae--Eun datang ke bank dan kantor pos. Meminta seseorang untuk datang ke kediaman Bang dan membereskan semua barang mewah itu dengan hati-hati.

Dan menjalani hari tanpa kecurigaan apapun. Berpikir bahwa Chan terlalu sibuk hingga tidak sempat menghubunginya. Berpikir bahwa Chan menyerahkan ponsel pada manager seperti biasanya.

Sampai kemudian Dae--Eun tidak bisa lagi mengabaikan sesuatu yang terjadi ketika dia menerima seluruh print out dari bank. Mungkin dia tidak akan menyadari sebuah hal penting, tapi kecurigaannya segera tumbuh subur ketika dia merasa dua orang pria berada di tempat dan waktu yang sama dengannya pada hari ke-2 dan ke-3 dia mengunjungi bank dan kantor pos. Dae--Eun mencoba mengabaikannya hingga dia mengingat detil penting saat dia memergoki Chan di toko kue dan terlihat sedang mengamatinya. Saat itu Dae--Eun yakin Chan melihatnya keluar dari bank namun tidak bertanya apapun. Yang terpikir oleh Dae--Eun adalah bahwa Chan ingin memberinya kejutan dengan sebuah kue. Dia tidak ingin merusak apapun itu rencana Chan. Itu saja.

LEVANTER : ISTRI RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang