69

2.3K 430 71
                                    

"Aaah!"

Bang Chan mendengus tak percaya. Dia menatap Choi Soo Jun yang bahkan masih mengenakan piyama. Chan menggeser posisi Dae--Eun hingga benar-benar tertutup olehnya.

"Kau keluar membeli apa?" Chan bertanya lirih tanpa menoleh pada Dae--Eun.

"Pembalut." Dae--Eun menjawab sama lirih.

"Huuum."

"Hannah meminta kacang madu. Persediaan habis jadi aku terpaksa keluar."

"Aaah..." Chan mengangguk mengerti.

"Kau menanyakan hal yang meresahkan Chan. Kau tidak lihat? Nyawa kita terancam." Dae--Eun menggeram pelan.

"Tentu saja aku tidak sudi mati gara-gara setumpuk pembalut dan 900 gram kacang madu. Itu akan menjadi tajuk yang menggelikan di surat kabar."

"Tutup mulutmu, Chan. Seriuslah."

"I mean it, sayang."

"Ooh..." Dae--Eun kembali menggeram kesal.

"Tuan Choi...come on...apa yang sebenarnya anda inginkan? Kenapa harus melibatkan istriku dalam hal ini. Urusanmu adalah denganku."

"Soo Hee. Serahkan Soo Hee padaku."

"Soo Hee...dia tidak ingin bertemu denganmu lagi."

"Anak sialan itu..."

"Begitukah? Ooh...kau takut Soo Hee melakukan apa yang dia mau?"

Dae--Eun tercekat ketika Choi Soo Jun menarik pelatuk.

"Chan..." Dae--Eun berbisik lirih pada Chan yang terlihat tenang.

"Kau dan istrimu...tidak akan keluar hidup-hidup dari tempat ini. Tidak akan aku biarkan..."

"Kalau itu dapat menyelamatkan banyak pihak, maka aku akan menganggapnya sebagai sebuah takdir baik. Kematianku. Aku akan menganggapnya sebagai sebuah takdir baik."

"Kau terlalu sombong anak muda..."

"Begitu? Mungkin anda benar. Tapi aku bertahan di kerasnya bisnis hiburan karena kesombonganku Tuan."

"Kesombongan juga yang akan membunuhmu. Kau terlalu banyak mencampuri urusanku."

"Soo Hee memilihku. Seseorang yang kau anggap sombong ini, untuk mencampuri urusanmu. Dia mungkin sudah berpikir tentang hal itu jauh sebelumnya. Dia berpikir, akulah orang yang cukup kuat untuk membuatmu sampai pada titik ini. Titik dimana kau hancur perlahan."

"Aku cukup jengkel dengan kenyataan itu. Dan kejengkelanku cukup untuk menjadi alasan kau mati."

"Kalau begitu...lakukan saja. Toh aku dan istriku sudah tidak bisa melakukan apa-apa. Kami terjebak bersama enam butir peluru di pistolmu itu."

Chan mengamati Choi Soo Jun yang bergeming. Pria itu menolak satu tangannya ke pinggang. Tawa segera terdengar dari mulutnya.

"Chan..."

"Dia tidak akan membunuh kita Dae--Eun. Aku adalah senjatanya untuk mendapatkan Soo Hee lagi. Jadi tenanglah."

"Ooh..."

"Tidak ada pilihan lagi untuknya. Tempat ini sudah dikepung. Anak buah Kim Bong sudah melumpuhkan tempat ini dan seluruh anak buah Choi Soo Jun."

"Darimana kau tahu?" Dae--Eun berbisik lirih. Tangannya erat memegang pinggang kemeja Chan.

"Kau akan tahu sebentar lagi."

"Aku tidak punya pilihan bukan? Anak yang aku besarkan dengan keadaan selalu bahagia itu akan menghancurkan ayahnya. Kau hidup atau mati, dia tetap akan muncul ke media dengan semua bukti."

LEVANTER : ISTRI RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang