61

2.2K 445 72
                                    


Semoga hari kalian menyenangkan

Aku kebanjiran aja menyenangkan kok

Hidup, hanya bagaimana kita menyikapi dan menikmatinya

Happy reading ya

*

"Kedok mu itu yang membuat semua kacau."

Hening

Chan mengeryit dalam mendengar perkataan Dae--Eun.

"Kedok?"

Gerakan tangan Chan yang hendak menyumpit makanan di depannya terhenti. Matanya menyipit dan kepalanya menggeleng pelan.

"Konsep wajah imut dengan tubuh seperti itu? Membuat banyak wanita penasaran. Itu maksudku."

"Imut?"

Chan menepuk pipinya sendiri. Dahinya berkerut dalam.

"Jangan pura-pura tidak mengerti." Dae--Eun mengerucutkan bibirnya.

"Aku mengerti. Tapi kenapa? Kalau boleh aku jujur, make up mengubah segalanya. Di grup, aku paling berbeda sebelum dan sesudah make up kau tahu?"

"Ya...ya...tapi banyak wanita melihat kepintaran mu sebagai sesuatu yang seksi."

"Hooh."

"Huum." Dae--Eun mengangguk. Dia beranjak dan membereskan bekas sarapan Chan. "Aaah...aaah...ini membuatku gemas!"

Chan beranjak dan mengikuti langkah Dae--Eun ke dapur. Dae--Eun terlihat mencuci mangkok di wastafel dan mengeringkan tangannya.

"Oooh...! Kau yang menggemaskan. Kau dan semua pikiranmu. Aku tidak seperti itu."

Chan menarik Dae--Eun dan mengangkatnya ke meja dapur. Dia menatap wajah Dae--Eun yang memerah. Wajah Chan sekarang adalah wajah berpikir seakan serentetan kalimat siap keluar dari mulutnya yang bergerak-gerak.

"Tahap terberat dari seorang penggemar adalah ketika dia menyukai idolanya bukan sebagai idola, tapi sebagai seorang pria."

"Huum...banyak yang seperti itu Chan."

"Aku bisa apa? Aku tidak menginginkan mereka seperti itu tapi mereka melakukannya."

"Seperti...siapa yang bisa menolak datangnya cinta bukan? Aku...akan menjadi orang yang paling merasa bersalah ketika kelak status kita diketahui publik."

"Itu akan mereda. Tidak selamanya aku ada di industri seperti ini bukan? Aku mungkin akan menuntut hak ku, bahwa aku juga berhak punya kehidupanku sendiri. Hanya saja, aku tentu tidak akan mengatakannya sekarang. Tapi, aku sama seperti manusia lain. Hak yang sama. Mereka harus menerimanya."

"Huuum. Hal seperti itu, sangat berat...tentu saja."

"Semua orang punya masalah masing-masing. Jangan merasa terganggu. Timpakan semua padaku."

"Eh?"

"Karena aku yang memilihmu."

Dae--Eun menatap Chan lekat. Chan yang mengangguk-angguk kecil. Dae--Eun membetulkan letak kacamatanya dan menghela napas perlahan.

"Huum."

Dae--Eun mengangguk pelan. Sekali lagi dia membetulkan letak kacamatanya membuat Chan mengusap pipinya perlahan.

"Apakah tidak mau memakai lensa saja?"

Dae--Eun menggeleng cepat. "Aku tidak nyaman memakai lensa. Lagipula ini belum terlalu parah. Aku akan menemui dokter besok hari Kamis."

"Sudah membuat janji?"

"Huum."

"Tapi...kau sangat seksi dengan kacamata."

LEVANTER : ISTRI RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang