68

1.9K 385 74
                                    

Tertahan di pintu masuk area kediaman Choi Soo Jun setelah perjalanan Seoul-Bucheon yang menekan waktu sedikit lebih lama karena lalu lintas yang sedikit macet. Chan menyeka keringatnya dan berusaha untuk tenang. JB terlihat mengamati sekelilingnya dengan teliti.

Sejatinya, mereka tidak benar-benar masuk ke area dimana kediaman Choi berada. Pintu gerbang masuk ke area peternakan dan pertanian itu terlihat di kejauhan. Banyak sekali orang berkerumun di sana dan JB bisa memastikan bahwa orang-orang itu adalah anak buah Choi.

Chan menoleh ke arah Kim Bong yang sedang berbicara dengan anak buahnya. Pria itu terlihat serius hingga alisnya bertaut sangat dalam. Chan dan JB mendekat ke arah Kim Bong ketika pria itu memberi mereka kode untuk mendekat.

"Dua pintu masuk dijaga sangat ketat. Satu-satunya jalan masuk ke sana adalah mengelabui anak buah Choi. Dan itu sedikit sulit. Kalian lihat? Hanya pertumpahan darah yang bisa membuat kita masuk ke sana. Mereka terlalu banyak." Kim Bong menatap tajam ke arah gerbang masuk area peternakan dan pertanian.

"Apakah anak buahmu menyebar di area ini hyung?"

"Aku menyebar mereka dengan sangat rapat. Kekuatan kita seimbang termasuk kemungkinan  berapa banyak anak buah Choi di dalam. Aku sudah memperhitungkan semua."

"Keselamatan Dae--Eun dipertaruhkan kalau kita masuk dengan menyerang."

JB memukul pintu mobil dengan kesal.

"Itu yang menjadi pertimbangan ku." Kim Bong mengepalkan tangannya.

"Libatkan polisi hyung. Dan aku akan masuk bersama mereka." Chan menunjuk dua buah pickup yang terparkir di sebuah kedai makan tak jauh dari tempat mereka berdiri.

JB dan Kim Bong serempak menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Chan.

"Mobil itu pasti masuk ke area pertanian. Sekarang adalah waktu tersibuk para petani dan peternak di sana untuk menjual hasil pertanian dan ternak mereka."

"Ooh...tapi mobil itu belum bisa dipastikan akan masuk ke pertanian Choi. Jarak dari jalan hingga rumah induk sangat jauh Chan. Dan medannya cukup sulit kau tahu itu."

"Kita harus menunggu sedikit lagi. Aaah...semoga Dae--Eun tidak apa-apa dan bersabar sedikit lagi."

JB menatap jam di pergelangan tangannya.

"Arus keluar masuk mobil pengangkut akan padat pada tengah malam sampai dini hari bukan? Apa itu yang kau maksud Chan?"

Chan mengangguk mendengar pertanyaan Kim Bong .

"Huum...mari kita lakukan sebaik mungkin. Tidak ada jalan lain. Choi Soo Jun sepertinya tidak ingin memberikan pesan lanjutan. Dia sengaja mengulur waktu untuk memancing emosi kita. Dan dia yakin benar bahwa kita tidak akan melibatkan polisi demi keselamatan Dae--Eun."

"Kau benar, hyung."

"Baiklah." Kim Bong bergerak cepat menghampiri tangan kanannya yang bersiaga. Chan dan JB mengamati jalanan dan saling pandang ketika menemukan kenyataan bahwa dugaan mereka benar. Dua mobil pengangkut yang ada di kedai mulai bergerak masuk. Dan tidak lama kemudian, mobil mobil lain berdatangan. Sepertinya, kedai makan tradisional itu adalah tempat para sopir beristirahat sejenak sebelum masuk area pertanian.

"Mereka tidak hanya beristirahat, hyung. Mereka terhubung satu sama lain untuk mengatur jeda keluar masuk dari area itu dan menghindari saling berpapasan. Kau ingat? Jalanan di dalam area pertanian menyempit di beberapa titik."

Chan merendahkan suaranya. JB mengangguk mengerti. Mereka sudah mendatangi tempat itu berulang-ulang dan tentu saja mereka mulai menghafal daerah sekeliling tempat itu. Dan JB juga mengetahui bahwa memang ada beberapa titik jalanan di dalam area itu menyempit dan mustahil di lewati oleh dua mobil dari dua arah yang berbeda secara bersamaan.

LEVANTER : ISTRI RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang