-ML07-

103 31 9
                                    

Happy Reading!
_________________

"Assalamu'alaikum, CITRA PULANG!" Teriak Citra saat pertama kali menginjakkan kakinya masih dekat pintu.

Kedua orang tuanya Hengki dan Risma menoleh bersamaan.

"Astagfirullah Cit, gak usah teriak-teriak gitu ngapa sih, kamu mau di grebek sama tetangga?" Ucap Risma pada anaknya. Citra yang dinasehati menggaruk-garuk kepalanya yang terasa tidak gatal, lalu mengeluarkan cengiran bodohnya.

"Kok baru pulang kamu Kak?" Timpal Hengki.

Citra berjalan mendekati sofa dimana orang tuanya berada dan ikut duduk disana.

"Honda Citra tadi bannya kempes Pa, oiya Raka mana? Gak ada akhlak banget tu anak." Citra bangkit segera dari duduknya. Lehernya celingak-celinguk mencari keberadaan Raka.

"Ngapa sih Cit? Pulang-pulang udah mulai."

"Ishh Mama tuh diem dulu deh, Citra lagi kesel sama Raka, dimana dia?" Citra melangkahkan kakinya, mencari Raka didapur, di toilet, tetapi tak ada Raka disana.

"Mana sih dia Ma."

"Cari aja sendiri! Udah deh kamu jangan ganggu Mama nonton deh, itu penjahatnya mau kebongkar tuh." Ucap Risma yang terbawa suasana. Citra berdecak malas. Tidak Mamanya tidak Papanya tak ada satupun yang anti dengan film buatan Indonesia satu itu. Film sinetron yang tak ada kunjung habisnya.

Citra kembali melangkahkan kakinya mencari Raka membuka pintu kamar adiknya. Tidak ada juga.

"Kemana tu anak? Apa main? Capek gue, mending gue ke kamar dulu deh, sekalian mandi." Saat membuka pintu kamarnya.

"RAKAAAA!"

"Apa yang lo lakuin sama kamar gue! Kenapa kamar gue rapi jadi berantakan gini woii! Raka bangun lo, bangun Raka. Gak bangun gue siram."

Citra mengedarkan pandangannya. Lihatlah seberapa kacau kamarnya saat ini. Alas kaki di single sofa, celana pendeknya berserak dimana-mana, handuk di atas tempat tidur, tidak digantung pada tempatnya. Citra membulatkan matanya. Kilat emosi semakin membara dalam dirinya.

Melihat Raka masih pulas dalam tidurnya, Citra masuk ke dalam kamar mandi, lalu ia mengambil se-gayung air. Ditariknya kaki Raka dari atas tempat tidur, ketika Raka sudah tiba di karpet Citra mengguyur Raka dengan air yang diambilnya tadi.

Byuurr!

"Banjir-banjir," Raka berlari keluar membawa bad cover yang melekat ditubuhnya.

"Banjir Ma, Pa, cepat-cepat angkat barang-barang kita Ma nanti basah." Raka kepanikan mengambil dan mengangkat barang-barangnya termasuk buku sekolahnya. Hengki dan Risma memandang anaknya bingung.

Citra datang keluar dari kamarnya dengan tertawa keras memegang perut. Ia merasa sangat puas membalas perbuatan Raka padanya.

"Raka! Kamu kenapa sih. Gak ada banjir liat baik-baik." Ucap Risma. Hengki pun melihat Raka seperti itu mau tak mau ikut tertawa melihat kebodohan Raka.

Raka berdiri mematung, memerhatikan tubuhnya dari atas hingga bawah. Menepuk-nepuk kepalanya agar ingatannya pulih maksudnya. Beberapa detik kemudian ia baru mengingat semuanya.

MY LIFEWhere stories live. Discover now