-ML19-

67 25 3
                                    

Happy Reading!
_________________

"Halalin dulu!"
-||-

Hari ini Gisel sudah mulai bersekolah. Citra tau akan hal itu, ia pun sudah siap dengan pakaian kantornya. Dihari pertama Gisel masuk sekolah Gisel meminta Citra ikut mengantarnya kesekolah. Gadis kecil itu sangat manja, bahkan kini semakin hari semakin dekat saja kepada Citra. Ia selalu senang tentang apapun yang berhubungan dengan Onty-nya satu ini.

"Mah, Pah. Citra berangkat dulu!"

Citra mengeluarkan motor matic miliknya dari dalam garasi, lalu menghidupkan mesinnya dan pergi meninggalkan rumahnya.

Citra memang setiap hari membawa motor. Kemarin Citra mengambil motornya dibengkel, karena dengan tidak adanya motor ia jadi susah untuk bergerak kesana-kemari. Jika ia terus mengandalkan dan berharap pada Raka. Bisa saja. Tapi ia tidak mau. Ia tidak mau jika akan terus-terusan berhadapan dengan adiknya itu. Yang ada mereka akan selalu berdebat, dan Citra pun tidak mau merepotkan Raka.

Kini Citra menjalankan motornya menuju rumah Arvi. Sebenarnya Arvi yang akan menjemputnya kerumah. Tapi sudah dikatakan bukan? Bahwa Citra tidak suka merepotkan. Jadi dengan inisiatifnya biar saja dia yang datang kerumah Arvi, dan pergi bersama untuk mengantar ponakan atasannya itu.

Beberapa menit kemudian pun Citra tiba dikediaman keluarga Arvi.

"Gisel pakai sepatunya dulu!" Arva dengan susah payah memakaikan sepatu Gisel kekakinya. Karena Gisel tak mau diam. Kakinya terus bergerak tak jelas.

"Assalamu'alaikum Mba." Ucap Citra dari depan pintu. Arva menoleh lalu menjawab.

"Wa'alaikumsalam, masuk Cit." Citra masuk kedalam.

"Gisel! Mama bilang diam dulu, jangan gerak-gerak kakinya." Arva sudah kewalahan menghadapi tingkah anaknya. Tenggorokannya terasa sakit karena terus berteriak dari tadi pada Gisel.

"Iya Mama. Gicel lagi makan jadi kakinya gelak-gelak telus." Sahutnya. Citra melihat itu ingin rasanya ia menggigit pipi tembem Gisel. Anak itu terlihat manis, lucu dan imut. Yang membuat siapa saja tak bosan dengannya.

"Sini mbak biar Citra aja yang bantu pasangin." Ucap Citra membuka suara.

"Gak papa Cit?" Citra mengangguk, "yaudah tolong bantu pasangin dulu ya Cit, mbak juga mau siapin bekal buat Gisel dulu." Citra kembali mengangguk dan segera mendekat ke tempat Gisel berada.

"Gisel sini kakinya sayang, biar Onty pakaikan sepatunya." Citra menarik kaki Gisel pelan, lalu memakaikan sepatu itu dengan perlahan supaya tidak terasa sakit oleh Gisel. Tak perlu susah dengan mudahnya sepatu itu sudah terpasang kini dikaki mungil Gisel.

"Nah kan sudah siap. Sepatu Gisel sudah kepasang. Pinter sayangnya Onty." Citra mengelus puncak kepala Gisel tulus dan tersenyum lebar. Semua perlakuan itu tak lepas dari pandangan Arvi yang beberapa menit lalu berdiri di tangga.

"Makacih Onty. Muah." Gisel yang senang langsung mencium pipi Citra. Citra bersemu mendapat perlakuan seperti itu.

"Gimana sih Cit, baru aja dapat ciuman dari anak kecil udah merah aja. Gimana kalo dicium cowok?" Batin Citra.

"Omnya gak dicium? Onty aja gitu yang dicium?" Arvi datang memasang wajah cemberut.

"Cini om deket lagi," Arvi kembali mendekat sedikit lagi. Lalu Gisel. Anak itu mencium pipi Arvi.

MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang