-ML17-

64 26 11
                                    

Happy Reading!
________________

"Anak kecil itu sama seperti kayu pak. Dia akan mudah lapuk jika terus-terusan terkena hujan."
-Citra-
-||-


"ONTYYY!"

Saat pertama kali Citra melangkahkan kaki masuk kedalam rumah kediaman tante Ratna. Ia disambut oleh Gisel, gadis kecil yang berlari riang ke arahnya sambil merentangkan tangan.

Gisel cemberut karena Citra hanya diam ditempat tanpa berniat membawanya kedalam pelukan Onty-nya itu. Padahal iya sudah merentangkan tangannya.

"Ontyyyy! Peluk!" Ujarnya mengerucut sebal.

"Ehh, hehehe. Gisel minta peluk?" Gadis itu mengangguk. "Onty kira mau ngapain." Citra langsung membawa Gisel kepelukannya.

"Gak usah manja-manja gitulah Sel, malu sama Onty-nya." Ucap Arva pada anaknya.

"Siapa Va?" Ratna ikut membuka suara, karena ia bingung siapa wanita yang datang bersama Arva. Pasalnya ia tak pernah melihat Citra sebelumnya.

"Ini lho Ma, anaknya tante Risma. Citra. Tadi dia kesini nganterin opor ayam buatan te Risma." Arva berjalan ke meja makan meletakkan opor ayam itu diatas meja. "Oh iya Ma. Ini titipan te Risma uang arisannya." Ucap Arva memberi uang arisan itu ke tangan Mamanya.

"Ohhh jadi kamu anak perempuannya Risma. Ya ampun cantiknya, tante baru lihat kamu lho. Bilangin Risma makasih ya opornya. Ayo Cit, ngumpul bareng." Ucap Ratna ramah.

"Iya tante, nanti saya sampaikan ke Mama." Citra mengangguk lalu pergi mengikuti Risma berkumpul dengan yang lainnya.

"Hai kak, kenalin aku Irvi anak Mama yang paling cantik." Ucap Irvi Pd.

"Gak usah kepedean deh Irvi. Heran Mama liat kamu, PDnya tingkat akut." Ratna menggeleng.

"Gak papa kali Ma Percaya diri. Dari pada insecure. Iya gak Kak?"

Citra hanya bisa tersenyum canggung.

"Mama celana pendek aku dimana sih.."
Arvi datang dari arah tangga dengan kondisi masih mengenakan handuk. Handuk itu hanya menutupi setengah badannya. Air menetes dari rambutnya yang masih basah.

Ma syaa allah tampannya.

"Arvii! Malu dong ada orang itu!" Ucap Papanya Irawan. Arvi yang tak sadar ada tamu menoleh cepat. Melihat Citra terdiam kaku Arvi langsung berlari secepat kilat menaiki tangga dan kembali kekamarnya dengan perasaan malu.

"Hahahaha Arvi pasti malu banget tuh Ma." Arva tertawa menertawakan adik laki-lakinya itu.

"Mas Arvi gak tau kondisi banget sih bikin malu aja." Ucap Irvi memasukkan cemilan ke mulutnya.

"Namanya juga gak tau dek, gak usah judes deh mulutnya." Ucap Papa mengingatkan anak bungsunya.

Irvi tak menggubris dan asik terus memasukkan cemilan kemulutnya.

"Duduk dulu Cit, santai aja sama mereka semua ya. Gak usah canggung-canggung, tante mau ngantar ini dulu ke atas. Si Arvi kebiasaan apa-apa Mamanya yang nyari." Uajr Ratna dengan celana ditangannya.

MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang