-ML33-

51 17 35
                                    

Happy Reading!
_________________

"Jangan mau dikalahkan oleh rasa kecewa, tetap bangkit dan teruslah berpikir positif."
_________

Ruangan persegi empat yang terlihat sangat luas, saat ini sangat ramai oleh manusia. Berbagai kebisingan, serta suara riuh tepuk tangan juga ikut terdengar.

Saat ini Citra menghadiri rapat wali murid disekolah Gisel. Citra hanya mendengar penjelasan dari kepala sekolah tentang rapat hari ini yang membahas bahwa sekolah Gisel akan menguji coba dan mengetes bakat anak didik mereka dalam hal kesenian. Mulai dari menggambar, menari bahkan menyanyi. Citra hanya memperhatikan dan mendengarkan semua kata yang terlontar dari kepala sekolah dan guru-guru pembimbing lainnya, sambil sesekali ikut bertepuk tangan. Tanpa ikut bersorak ria dan membuat kehebohan.

Hingga Gisel datang menepuk bahu, membuat fokusnya kini terbagi oleh anaknya itu.

"Mama!"

"Ehh, iya?"

"Gicel mau ikut lomba boleh?" Gisel bertanya hati-hati berusaha membujuk Citra agar keinginannya untuk mengikuti lomba di wujudkan.

Citra menatap gadis kecil dihadapannya lembut, sambil mengusap telapak tangan anaknya itu.

"Memangnya Gisel mau ikut lomba apa?"

"Menggambal cama nyanyi." Ucapnya.

Citra menatap Gisel tidak percaya, "Memangnya Gisel bisa nyanyi?"

Bukannya tak percaya. Hanya saja Citra ingin memastikan. Pasalnya ia tak pernah mendengar Gisel bernyanyi. Ia takut jika Gisel kecewa dengan pilihannya. Kalau soal menggambar Citra sudah pernah melihat Gisel menggambar walau hanya perlu latihan sedikit untuk penggradasian pada warna saja.

"Bisa dong!" Gisel bersemangat.

"Boleh ya ma."

Citra tampak berpikir, "gimana ya....

Melihat ekspresi memohon yang terus ditunjukkan Gisel akhirnya Citra menyutujuinya.

"Mama sih terserah kamu, tapi bilang papa dulu nanti ya. Sekarang kita pulang. Acara juga udah selesai, mama udah masak sup kesukaan kamu."

"Yeyyy! Sup cekel sama woltel kentang ma?" Citra menggangguk tersenyum melihat ekspresi terlalu senang yang ditunjukkan Gisel.

"Tapi ma, jangan kacih tau papa ya kalo Gicel ikut lomba nyanyi, Gicel takut papa malah cama Gicel. Papa gak bolehin Gicel nyanyi coalnya." Wajah Gisel berubah muram, memancar sedih.

Citra diam sesaat. Apa alasan Arvi melarang Gisel tidak boleh bernyanyi? Mengapa?

Citra tak tega melihat ponakannya ini bersedih, mungkin kali ini ia akan menutup mulutnya dan tidak akan memberi tahu Arvi agar Gisel senang.

"Hm, ya sudah. Mama tutup mulut. Tapi kamu harus semangat dan harus menang ya."

"Yeyy telimakacihh mama." Badan Citra terhuyung kebelakang saat Gisel tiba-tiba memeluknya kencang.

"Ya udah yuk pulang." Gisel mengangguk kemudian mereka berjalan keluar aula dan pergi pulang kerumah.

-||-

MY LIFEWhere stories live. Discover now