-ML31-

53 20 40
                                    

Happy Reading!
________________

"Tidak perlu tampakkan kekhawatiran kamu, jangan terlalu dekat dengan Gisel. Saya tidak mau jika dia terlalu berharap pada kamu yang semu untuk kami."

-||-

"Gicel gak mau mama...." gadis itu menggeleng kecil membantah.

"Gicel maunya mama tidul baleng Gicel, Gicel gak mau tidul cendili!" Gisel memanyunkan mulutnya tak setuju jika ia tidur sendiri tanpa Citra yang kini sudah menjadi mamanya. Walau hanya sebatas ibu angkat atau ibu sambung Gisel sangat menyayangi Citra sama seperti ia menyayangi Arva mama kandungnya.

Sejak tadi Gisel selalu memaksa ingin tidur bersama Citra, Citra tak menolak ia mau saja. Tapi Arvi pria yang sudah menjadi suaminya itu melarangnya untuk tidur bersama Gisel dikamarnya. Entah apa yang ada di fikiran Arvi sekarang ini, untuk apa dia melarang Citra untuk tidur bersamanya? Lagi pula Gisel tak selalu minta untuk ditemani tidur. Baru sekali ini. Citra juga merasa heran tumben Gisel memintanya untuk menemaninya tidur.

Citra menghela nafas, tersenyum lembut menatap Gisel.

"Tapi sayang....

"Kalau mama tidur sama kamu papa sama siapa? Kasihan dong tidur sendirian."

"Bialin! Bialin aja papa tidul cendili, papakan cudah becal. Gicel malah cama papa." Gisel melipat kedua tangannya didepan dada melihatkan raut wajah marahnya pada Citra, agar mamanya itu tau seberapa kesalnya ia pada papanya.

"Kok gitu sih ngomongnya?"

Gisel hanya berdiri diam tak bergeming mempertahankan raut wajah sebalnya.

"Okeyy mama akan tidur bareng kamu, tapi kita tidurnya dikamar mama sama papa gimana?" Ujar Citra bernegosiasi pada Gisel.

Inilah keputusan akhir yang diambil Citra. Citra menghela napas, berkali-kali ia terus menghirup udara kemudian membuangnya perlahan. Ia rasa Arvi mau tidak mau akan setuju dengan keputusannya ini. Semoga saja.

"Kenapa? Gak mau?" Citra menaikkan sebelah alisnya.

Gisel masih berpikir, retinanya menerawang ke atas.

"Ya udah deh Gicel mau, yang penting Gicel boboknya cama mama."

"Ya udah ayo." Citra langsung mengaitkan tangannya kejari-jari mungilnya Gisel menuju kamar sebelah.

Saat sampai dikamar hal yang pertama kali Citra lihat adalah Arvi. Pria itu masih saja menatap laptop dengan tangannya yang bergerak diatas keyboard. Dari raut wajahnya bisa Citra pastikan bahwa suaminya itu sudah lelah tetapi masih tetap memaksa dirinya untuk mengerjakan pekerjaannya. Bahkan kehadiran Citra dan Gisel pun tak membuatnya sadar.

"Mas." Arvi mendongak menatap lurus ke arah pintu saat suara Citra masuk ke indra pendengarnya.

"Gisel? Ngapain belum tidur? Tidur sana ini udah malam." Ucap Arvi mengalihkan panggilan Citra, ia malah beralih berbicara pada Gisel yang berada disamping Citra.

"Gisel malam ini tidur sama kita Mas, dia gak mau tidur sendiri." Jawab Citra cepat.

Arvi menyerngit, "kan udah saya bilang Gisel harus tidur sendiri. Gak boleh manja!" Ujarnya dengan suara rendah tertahan.

MY LIFEWhere stories live. Discover now