-ML30-

57 21 37
                                    

Happy Reading!
_________________

"Kamu gak kerja Mas?"

"Enggak." Mendengar jawaban Arvi membuat sebelah alis Citra terangkat.

"Kenapa kamu gak kerja Mas? Kerja sana Mas, jangan malas-malas. Diluar sana masih banyak orang yang pengen kerja tapi kamunya malah gak mau kerja. Kamunya malah ngorek-ngorek tanah disini ngapain sih?" Celoteh Citra cerewet.

Ia heran melihat Arvi bukannya kerja, tapi malah menggali-gali tanah menggunakan sekop kecil dihalaman belakang. Ntah apa yang dilakukan oleh suaminya ini, membuatnya pusing saja.

Arvi meletakkan sekopnya ditanah, menepuk serta mengibaskan kedua tangannya agar tanah yang menempel di tangannya itu bisa berjatuhan. Lalu ia mendongak menatap istrinya dengan tatapan datar.

"Coba kamu masuk lagi kedalam tolong ambilkan saya kalender." Jawabnya dengan yang lain.

Citra mengerutkan kening.

"Kalender buat apa?"

"Udah ambil aja, jangan banyak tanya kamu." sahut Arvi, Citra langsung kembali masuk kedalam rumah untuk mengambil kalender.

Tak butuh waktu lama, Citra kembali keluar dengan membawa sebuah kalender yang berada ditangannya.

"Nih kalendernya." Sodornya pada Arvi, "emang untuk apa sih?" Ujarnya dengan raut bingung.

"Coba kamu lihat tanggal 19 itu hari apa?" Citra menaikkan alisnya.

"Ada apa dengan tanggal 19? Kamu ulang tahun? Perasaan bukan tanggal lahir kamu." Arvi berdecak malas. Bukannya menuruti, istrinya itu makin banyak melontarkan pertanyaan.

"Liat aja."

Citra cemberut, bibirnya maju dua centi karena tak puas atas jawaban yang diberikan Arvi. Lalu ia mencari tanggal 16 dan melihat harinya.

"Hari apa?" Tanya Arvi lagi.

"Sabtu."

"Jadi?"

Citra menepuk jidatnya, ya ampun ia lupa hari ini, hari sabtu. Ia fikir hari ini masih hari jum'at. Pantasan saja suaminya itu tidak bekerja.

"Ngapain melamun? Cepat sini bantuin saya." Arvi berdiri dari tempatnya, mengambil satu sekop kecil yang tersisa diatas meja dan memberikannya pada Citra. Citra langsung mengambilnya.

"Bantuin saya berkebun, berkebun itu bagus untuk tubuh dan juga hati."

"Kok bisa bagus untuk tubuh sama hati? Datang dari mana coba? Ngarang ihh."

"Serius. Saya gak ngarang. Coba deh kamu banyangin dengan kita berkebun, secara gak langsung kita ngeluarin keringat, saat itu juga racun ditubuh kita keluar dan terbuang. Saat nanam buah dan sayuran hasilnya bisa kita konsumsi. Saat kita menanam tumbuhan atau bunga, pandangan kita jadi segar. Yang paling penting kita bisa menghirup oksigen secara langsung. Baikkan buat tubuh dan hati?" Arvi tersenyum tipis setelah menjelaskan pandangannya itu kepada Citra.

Citra mengangguk, "iya juga ya, aku baru sadar. Kamu kok pinter sih."

"Yaiyalah saya pinter emang kamu?"

MY LIFEWhere stories live. Discover now