29 - Surat Yusuf

2.5K 402 46
                                    

Bagaimana denga Yusuf Muhammad? 🤭 Setuju?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaimana denga Yusuf Muhammad? 🤭 Setuju?

-

----------------------------

Hasna mengaduk-aduk jus jambunya tanpa selera. Tatapannya kosong menatap lalu lalang mahasiswi di depan kantin.  Debi datang bersama Ismi dengan kotak bekalnya.
"Bengong terus, deh!" Ismi sedikit menepuk pundak Hasna lalu duduk di sampingnya. Begitu juga dengan Debi yang ikut duduk di depan Hasna.

"Nih ...!"

Wajah Debi tersenyum lebar saat memperlihatkan rujak serut buatannya. Hasna melongo sebentar, lalu merebahkan kepalanya di pundak Ismi.

"Kamu sakit?" tanya Ismi sambil menggerakkan pundaknya agar lebih nyaman untuk Hasna. Hasna menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Terus kenapa dari semalem kayak gini?" tanya Ismi lagi.

"Pusing," jawab Hasna lirih.

"Kalau pusing, makan ini aja! Dijamin sembuh!" Debi menyodorkan sendok plastik yang juga sudah ia siapkan.

"Eh, Deb. Aku boleh tanya sesuatu, gak?"

Hasna menarik kepalanya dari pundak Ismi. Ia memperbaiki duduknya sambil menerima sendok dari Debi.

"Apa, apa?"

Debi memang selalu bersemangat setiap mendengar teman-temannya mempunyai pertanyaan untuknya. Karena yang ditanyakan pasti seputar kehidupan dalem, atau perihal abdi dhalem yang juga banyak ditaksir oleh mereka.

"Kemaren, kamu kan cerita kalau si Yusuf diituin sama kyai. Jawaban dia gimana?"

"Ustad Yusuf, Hasna!" Ismi tak bosan mengingatkan Hasna.

Debi tersenyum sambil melirik ke arah Ismi.

"Kayaknya ada yang kepo nih sama urusan ustad cakep itu."

"Dih, bukan waktunya becanda deh. Aku serius loh."

Ismi sedikit memicingkan mata, menatap pada Hasna. Hasna mulai kikuk menerima tatapan itu dari sahabatnya.

"Kamu suka sama Ustad Yusuf?"

"Yah, ha ha. Pertanyaan macam apa itu?" Hasna memalingkan wajah setelah menepuk lengan Ismi yang tiba-tiba bertanya hal konyol padanya.

"Buktinya dari kemarin kamu kepo." Skakmat dari Debi.

"Kamu juga dapat buku dari beliau kemarin. Jangan-jangan kalian punya hubungan lain yang tidak kami tahu?" tambah Ismi.

Hasna menggigit bibir. Manik matanya bergantian menatap dua wanita di depannya. Senjata makan tuan sepertinya. Pertanyaannya justru berbalik menusuknya.

"Buku?" tanya Debi.

"Buku apa?" tanyanya lagi saat melihat Ismi menganggukkan kepala.
Hasna menyendok rujak serut buatan Debi.

Rahasia [Terbit]Where stories live. Discover now