45 - Ilmu

2.6K 428 45
                                    

Bismillah ...
----------------------------------------
Maaf, tak ingetin dulu..
Part ini gak ada bapernya ya ..
Ng - ILMU dulu 🤪
Kalau ada yang salah atau keliru, monggo dibenarkan di kolom komentar, karena saya pun jug masih belajar ya, asal tetap dengan bahasa yang santun 😉

Selamat membaca..
Maaf kalau telat postnya..
Tugas di dunia nyata cukup menguras pikiran akhir² ini.. hehee.. sok sibuk 🙈

---------------------------------------------------

Yusuf mengetuk pintu kamar Hasna berulang kali. Namun nihil. Tak ada jawaban dari dalam.
Ia bergegas menuju dapur. Mencari keberadaan Mira, ibunya. Wanita yang dicarinya tampak sibuk memotong sayur-mayur yang akan dimasak hari ini.

"Bu ...." panggilnya pelan.

Mira menghentikan gerakan tangannya. Menoleh ke arah Yusuf.

"Ibu, lihat Hasna?"

Mira melirik selembar surat yang tengah dipegang Yusuf. Ia lantas kembali mengalihkan pandang pada sayur mayur di depannya.

"Hasna sudah pulang semalem," jawab Mira kemudian sambil meneruskan pekerjaannya.

"Kapan? Jam berapa? Kok Yusuf gak tahu?"

"Kamu sudah tidur. Sekitar jam sebelasan lah."

"Kenapa gak bangunin Yusuf dulu? Kenapa dia gak pamit sama Yusuf?"

Mira menghela nafas panjang. Wanita paruh baya itu kembali menatap Yusuf.

"Le, sebenernya ada apa di antara kalian berdua?"

Yusuf mengerutkan kening. Apa ibunya tahu masalah mereka? Apa Hasna sudah bercerita padanya? Mira masih menunggu jawaban Yusuf yang tampak enggan membuka suara.

"Baiklah, kalau kamu ndak mau cerita, gak pa-pa. Tapi, kalau ada masalah, segera diselesaikan. Jangan dibiarkan sampai berlarut-larut."

Yusuf menundukkan wajah. Menatap ubin berwarna cokelat di bawah kakinya. Ada helaan nafas berat yang ia keluarkan perlahan di sana. Sementara Mira melanjutkan pekerjaannya.

"Ibu tahu, kalian berdua pasti sedang ada masalah. Karena kalau tidak, ndak mungkin Hasna matanya sebengkak itu. Terus, dia minta pulang malem-malem tanpa pamitan dulu sama kamu. Meskipun alasannya takut ganggu kamu, tapi ibu yakin, bukan itu maksudnya."

Yusuf makin tertunduk.

"Hasna itu masih kecil. Pikirannya masih belum dewasa. Kamu yang lebih dewasa, bertanggung jawab untuk membimbingnya. Jangan gampang menyalahkan! Intropeksi dulu, mungkin kesalahan dia juga karena kesalahan kamu."

"Apa Hasna cerita sama Ibu?"

"Ndak. Justru ibu pengen tahu dari kamu langsung. Karena sebelum Hasna pulang, Hasna lumayan lama di kamar eyang. Sebenarnya kalian ada masalah apa?"

"Apa kemarin, Hasna minta ijin ibu untuk keluar?"

"Iya."

"Ibu sudah tanya, dia mau keluar sama siapa?"

"Sama temennya."

"Ibu tahu, siapa?"

"Iya, yang kemarin ke sini."

Jadi, Hasna benar-benar pergi dengan Aditya? Dan aku malah menyalahkan Amar, batin Yusuf.

"Bukannya Hasna sudah minta ijin sama kamu? Kemarin bundanya gak mau ijinin Hasna keluar kalau ndak dapat ijin dari kamu dulu."

Rahasia [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang