12 - Tantangan

4.5K 517 24
                                    

Assalamua'alaikum..
Tumben cepet ya sekarang? Hehehe..
Karena CindPes yang penuh dengan konflik baru selesai

Jadi ide buat nambahin cerita lumayan cepet recharge nya.. Hehehe

Selamat mebaca..


"Hasna, lepas!" Yusuf mengibaskan tangan Hasna yang sejak tadi menyeretnya keluar dari kamar eyang kakungnya.

Hasna yang berdiri tepat di depan Yusuf, langsung berbalik. Kekesalannya makin memuncak saat melihat sikap Yusuf.

"Hh, begini Kak Yusuf bilang mau menikah dengan Hasna? Sikap yang begini?" Nada Hasna cukup sarkastis.

"Justru yang begini, yang harus membuat kita menikah," sanggah Yusuf.

"Kak Yusuf gila ya? Walaupun Hasna masih belum sedewasa Kak Yusuf, tapi setidaknya Hasna tau, apa arti pernikahan."

"Lalu? Bagaimana aku harus menjagamu jika tidak menikah?"

"Untuk apa menjagaku? Kalau memang tidak mau, ya sudah. Bukannya Kak Yusuf sendiri yang bilang kalau Kak Yusuf gak mau berjodoh sama aku?"

"Apa yang kamu pelajari selama tiga tahun di pesantren?"

"Kenapa jadi kesitu sih ngomongnya? Aneh!" Hasna membuang wajahnya.

"Apa kamu tahu, kalau laki-laki dan perempuan yang bukan mahrom, tidak boleh berduaan begini?"

"Memangnya kita bukan mahrom? Kita kan keluarga?"

Yusuf tersenyum sinis. Matanya beralih ke arah lain, sementara mulutnya berusaha untuk menghela nafas.

"Kalau kamu bersentuhan denganku saat kamu punya wudhu, apa kamu harus berwudhu lagi atau tidak?" tanya Yusuf lagi.

"Ya Wudhu lah!"

"Kenapa harus wudhu? Kita kan saudara," Cecar Yusuf.

"Wah, Kak Yusuf mau ngetes aku nih?"

"Jawab kalau kamu tau!"

"Karena Kak Yusuf bukan saudara kandung aku."

"Kalau begitu?"

Alis Hasna bertaut. Ia sama sekali tak mengerti maksud dari pertanyaan Yusuf.

"Kita masih boleh menikah. Dan orang yang masih boleh menikah dengan kita, bukanlah mahrom kita. Kamu masih gak ngerti?" Yusuf mengeratkan giginya, kesal.

Kali ini Hasna mengangkat alisnya. Iya, dan dia baru sadar itu. Dia memang hanya baru belajar tentang siapa saja orang yang tidak bisa membatalkan wudhunya meski bersentuhan dengannya. Namun, ia tidak menyangka, jika saudara sepupunya juga merupakan orang yang harus ia hindari jika laki-laki.
Padahal menurutnya, sepupu masih sama saja halnya dengan saudara kandung. Mereka masih mempunyai hubungan keluarga yang sangat dekat, karena orang tua mereka sedarah. Ternyata dia salah.

"Kalau kamu tidak mau menikah denganku, cukup dengan mencari pesantren lain untuk tempat kuliahmu! Jangan di tempatku!" tandas Yusuf sebelum akhirnya pergi meninggal Hasna yang masih tak percaya dengan ucapan Yusuf.

"Cih, dia pikir, kalau aku menyukainya, aku akan terus menjadi ekornya? Lihat saja, aku akan buktikan kalau aku gak perlu bantuan dia!" Tangan Hasna terkepal menatap punggung Yusuf yang semakin menjauh.

Amar yang sejak tadi menonton pertengkaran mereka, hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sepertinya setahun lalu, hubungan mereka baik-baik saja. Bahkan bisa dibilang, nyaris tanpa percakapan. Hanya berbicara lewat mata. Tapi sekarang, keadaan berbalik 180 derajat.

Rahasia [Terbit]Where stories live. Discover now