50 - Gosip

2.9K 458 74
                                    

Selamat berbuka puasa, bagi yang menunaikan. 🥰
Dan selamat menikmati 💚
Kejutan wakakakaak..
---------------------

Makin hari, Hasna makin sering melihat Yusuf dan Ning Hida melakukan kegiatan bersama-sama. Bahkan gosip bahwa mereka berdua telah dijodohkan juga sudah menyebar di pesantren. Belum lagi para shipper yang selalu membual tentang kehaluan mereka jika Ning Syahida benar-benar berjodoh dengan Yusuf.

Hari ini, Hasna sudah berulang kali menghela nafas. Empat hari sudah, raut wajahnya nampak kurang bersemangat. Ismi yang mengira Hasna kurang enak badan sudah sempat menawarkannya untuk beristirahat di asrama saja.

"Nanti malam jadi 'kan?" tanya Debi seraya membuka tutup botol air mineralnya.

"Jadi, lah!" Ismi mendorong mangkok bakso di depannya ke arah Debi.

Debi melirik Ismi seraya menunjuk Hasna dengan dagunya. Alisnya bergerak-gerak, memberi kode pada Ismi dengan raut wajah penuh tanya. Ismi menggeleng tak tahu.

"Hasna! Kamu kenapa?" tanya Debi.

"Gak pa-pa. Oya, nanti kamu bakal nemenin Ning Hida lagi?"

"Iya, kenapa?"

"Emang lesnya tiap hari, ya?" kali ini Ismi yang bertanya.

"Iya, katanya sih sampai pemberangkatan ke Surabaya."

Hasna ingat, waktu Ning Hida ke rumah eyangnya, mereka memang sempat bilang kalau akan ke Surabaya seminggu lagi.

"Hasna!"

"Hmm?" Hasna yang semula terlihat bengong, akhirnya menoleh pada Debi.

"Kalau Ustad Yusuf jadian sama Ning Hida, kamunya enak dong."

Hasna hanya menarik senyum tanpa rasa. Pandangannya kembali pada bakso yang sudah sejak tadi hanya ia aduk-aduk saja.

"Ustad Yusuf."

Debi menunjuk pada Yusuf yang masuk ke areal kantin. Beberapa mahasiswa yang berada di arah berlawanan dengan mereka pada berdiri sambil menganggukkan kepala. Memberi hormat pada Yusuf.

Yusuf sendiri hanya membalas dengan senyum dan juga anggukan kepala seraya menyuruh mereka untuk kembali duduk di tempatnya. Yusuf ke sana karena ia melihat Hasna yang tengah berjalan melewati ruangannya tadi. Berharap ia akan bertemu Hasna di sana.

Sebenarnya dia bisa saja memanggil Hasna ke ruangannya. Atau dia yang menghampiri Hasna ke kelasnya. Namun, itu bisa jadi akan menimbulkan fitnah atau sesuatu yang tidak akan nyaman pada hubungan mereka berdua nanti. Jadi cara yang tidak terlalu terlihat bahwa ia tengah merindukan Hasna adalah, dengan cara berpura-pura tak sengaja bertemu dengannya. Hal itu juga bisa meminimalisir sikap Hasna yang kadang masih belum bisa mengontrol sikap jika tahu bahwa Yusuf merindukannya.

Yusuf mengedarkan pandangan ke arah tempat duduk mahasiswi. Benar saja, tatapannya langsung jatuh pada seorang gadis berhijab dusty pink di sudut kantin. Gadis yang kini juga tengah menatapnya tanpa makna.

Hati Yusuf berdebar. Seketika ia salah tingkah. Wajahnya juga sudah mulai memerah.

Ia melanjutkan langkahnya ke arah kasir. Mencoba memesan sesuatu di sana agar tak nampak disengaja. Sementara pupil Hasna masih mengikuti ke mana langkah Yusuf tertuju.

Aditya yang tengah membayar eskrim di tangannya, langsung bergeser. Memberi ruang pada Yusuf.

"Kamu?"

Aditya menyalami Yusuf yang menyadari keberadaan dirinya seraya mengangguk sopan. Seketika moodnya berubah mengingat perkataan Hasna terakhir kali bahwa dia pergi ke tempat Aditya. Aditya mengucap permisi pada Yusuf, lalu menuliskan sebuah pesan pada selembar kertas. Dia juga langsung meminta tolong pada petugas kantinnya untuk menyampaikan eskrim beserta pesannya pada seorang mahasiswi yang tengah duduk di pojokan. Siapa lagi kalau bukan Hasna.

Rahasia [Terbit]Where stories live. Discover now