24. DON'T CLICK ! YOU NEVER KNOW

Start from the beginning
                                        

"Kau gila hah?!"

Lucas mengangguk, "Sepertinya begitu," jawab Lucas sambil tersenyum.

"Cepat bawa dia pulang!" titahnya pada semua pengawalnya untuk membawa Lucas pergi dari sekolah.

Lucas membenci hari ini dan seterusnya. Dia membenci semua orang, dia membenci ayahnya yang selalu meremehkannya, dia membenci semua teman-temannya yang selalu mengejeknya sebagai anak yang bodoh, Lucas merasa seperti sangat menyedihkan dan tidak punya harga diri.

Kenapa dia harus terlahir dari keluarga ini? Memangnya kenapa kalau kita terlahir kurang pintar, atau memiliki kekurangan lain? Bisakah mereka menghargai semua yang aku lakukan selama ini? Bisakah tidak meremehkan orang lain?

Ini sangat melelahkan untuk dijalani setiap harinya, dan ini sangat menyakitkan saat semua usaha dan pengorbanan mu tidak dihargai sedikitpun.

***

Rose ke luar dari ruangan dengan wajah sumringahnya, akhirnya semuanya berjalan lancar, nilai ini adalah usahanya yang murni, maka dari itu Rose sangat senang karena akhirnya tidak akan ada lagi yang bisa meremehkannya.

"Wah selamat Rose," kata Norvin yang ke luar bersama Rose dan yang lainnya.

"Terima kasih," balas Rose sambil tersenyum.

"Aku merasa kasihan dengan Lucas. Ayahnya pasti sangat marah, padahal nilainya kali ini tidak terlalu buruk," kata Frans yang sudah menduga kalau Lucas pasti sedang tidak baik-baik saja kali ini.

"Biarkan saja, itu adalah masalahnya," kata Rose terlihat tak peduli.

"Apa kita harus pergi ke rumahnya?" tanya Robin pada mereka semua.

"Kau gila? Untuk apa ke rumahnya saat keadaan tidak sedang baik-baik saja?" tanya Lolita sinis.

Robin menghela napasnya pelan, "Kau peringkat ke berapa?" tanya Robin pada Lolita.

"Lima," jawab Lolita.

"Siapa yang keempat?" tanya Robin penasaran.

"Gior, dia peringkat ke empat," jawab Norvin.

"Wah tidak seperti biasanya," ucap Robin sambil tersenyum.

"Tidak biasanya bagaimana? Dia memang selalu berakhir di antara peringkat ke empat atau lima," balas Norvin, "Memangnya kau peringkat ke berapa?" tanya Norvin pada Robin.

"Enam," jawabnya.

"Kalian akan masuk ke universitas apa?" tanya Norvin pada teman-temannya, tapi mereka hanya diam saja, "Respon macam apa ini? Apa kalian tidak akan melanjutkannya?" tanya Norvin bingung melihat ekspresi mereka.

"Rahasia. Aku tidak bisa memberitahunya," jawab Rose.

"Kau beruntung kali ini dapat peringkat satu, biasanya Leanna yang mendapatkannya," kata Frans sambil tertawa pelan.

Rose langsung meliriknya sinis saat Frans menyebutkan nama Leanna, "Diam lah, jangan bahas itu," ucap Rose tidak tertarik membahas masa lalu.

"Bagaimana denganmu Lolita?" tanya Frans pada Lolita.

"Dia akan fokus pada akting, dia tidak akan—"

"Aku akan masuk universitas." Lolita memotong perkataan Robin, yang membuat mereka sedikit terkejut pasalnya Lolita pernah bilang kalau setelah lulus dari sekolah jadwalnya akan sangat padat, tapi dia malah ingin kuliah. Apa dia serius dengan perkataannya?

"Apa kau yakin? Kenapa aku yang merasa tidak yakin kau akan kuliah?" tanya Rose.

"Aku ingin kuliah, memangnya kenapa?" tanya Lolita kesal.

Don't Click [END]Where stories live. Discover now