Extra Part (2)

43K 1.2K 52
                                    

Happy reading !

.

.

Malam ini, Ardana pergi bersama keluarganya entah kemana, sebenarnya ia malas tapi apa daya? Orang tuanya terus saja memaksa bahkan mengancamnya jika ia tidak ingin ikut, sangat meresahkan.

"Senyum napa sih, kak! Lo udah jelek, makin jelek tau gak?" Sindir Meysa, Ardana memutar bola matanya malas lalu memainkan ponsel. Bukan memainkan sih, hanya menggeser-geser saja lebih tepatnya.

Yah mau bagaimana lagi? Ponselnya sepi seperti tidak ada kehidupan.

Meysa mendengus lalu memejamkan matanya, dirinya juga sebenarnya malas ikut acara seperti ini, apalagi dirinya tidak tau mereka ingin pergi kemana. Orang tuanya tidak memberitahunya sejak tadi, hanya berucap "Ikut aja."

"Bunda, masih lama gak sih? Aku mau Video call nih sama Dimas!" Nayla hanya diam tak memperdulikan gerutuan anak nya, layaknya tuli.

Karena tidak mendapat balasan, Meysa lebih memilih memejamkan mata, berharap saat ia membuka mata, ia sudah berada di rumah, baiklah sepertinya itu mustahil Meysa.

~~~

"Gak mau, Mah. Tugas Alya numpuk!" Tolak Alya saat Jihan mengajaknya makan di luar rumah.

"Ayo sayang, kan kamu baru pulang? Masa gak mau sih.." Ucap Jihan dengan nada sendu, dan ya sepertinya cara itu berhasil, lihat saja sekarang! Alya berjalan menghampiri Jihan lalu memeluknya.

"Iya Mama, Alya siap-siap." Jihan tersenyum senang lalu keluar dari kamar tapi sebelum itu...

"Pakai baju formal ya sayang."

Alya mengernyit, hanya makan malam kenapa harus memakai pakaian formal? Memang mereka ingin makan dimana? Tapi baiklah, Alya menuruti perkataan Mamanya dengan memakai pakaian formal.

~~~

Kini Angga, Fiona, Lyani, dan Leon sedang berkumpul di rumah Reynald. Entahlah hanya ingin main saja mengingat ini malam Minggu. Safira dan Xavier? Mereka sedang asyik jalan berdua.

"Berapa bulan, Nay?" Tanya Fiona, kini dirinya sudah lebih membaik, semuanya sudah berjalan dengan lancar meskipun terkadang dirinya masih mengingat Angkasa.

"Jalan 5 bulan, Fi." Nayra tersenyum lalu mengusap perutnya, Rwynald merangkul istrinya lalu mencium kepala Nayra dengan sayang.

"Anaknya kudu mirip gue!" Ujar Angga dan itu membuat Reynald mendelik, hey apa-apaan ini? Kenapa anaknya harus mirip Angga? Ah tidak-tidak! Jangan sampai.

"Enak aja lo! Masa anak gue mirip tikus got," Angga membelalakan matanya, apa barusan Nayra mengatai dirinya mirip tikus got? Ah Nayra masih pedas saja ucapannya!

"Lo ngatain gue?" Tanya Angga dengan nada sinis, Nayra mengangguk polos lalu tersemyum. Reynald dan yang lain tertawa melihat wajah Angga yang memerah.

"Baby, emang aku mirip tikus got?" Tanya Angga kepada Lyani, baiklah Angga sepertinya anda melakukan sebuah kesalahan besar!

"Kamu ganteng kok, apalagi kalo beliin aku tas keluaran terbaru dari Bulgaria!" Nah kan dibilang juga apa.

Angga mengelus dadanya, berusaha tersenyum manis meskipun rasanya ingin mengumpat serta menyumpah serapahi tunangannya, namun ia urungkan! Bisa gagal nikah nanti.

ARDANA (END) Where stories live. Discover now