40. Masalah (2)

10.9K 656 114
                                    

Happy reading !

.

.

Ardana merebahkan dirinya, ini hari Minggu. Biasanya ia dan Alya akan pergi jalan atau hanya sekedar telfonan, tetapi berbeda dengan minggu kali ini. Ponsel Alya masih tidak aktif, Ardana sudah mengiriminya banyak pesan namun belum mendapat balasan sama sekali, ia bingung harus mencari Alya kemana.

Ardana berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya lalu turun ke arah dapur untuk mengambil air, pikirannya cukup kacau.

Yaa semoga saja keputusannya menganggap kalau anak yang 'di kandung' oleh Hana itu memang anaknya, adalah keputusan yang benar meskipun Ardana sendiri pun tak yakin.

"Loh, Dan? Biasanya kamu lagi ngajak calon mantu Bunda jalan-jalan, inikan Minggu? Kamu gak ajak dia jalan?" Tanya Nayla, Ardana menghembuskan napasnya lelah, apa ia harus menceritakannya pada Nayla? Tentang Hana yang mengandung anaknya, ia tak tega kalau Nayla tau, tapi ia juga takut kalau Nayla tau dari orang lain.

"Alya sibuk, Bun. Makanya gak bisa jalan hari ini," Ucap Ardana dengan lembut, Nayla tersenyum lalu mengusap kepala Ardana.

"Kamu harus jaga Alya ya, Dan? Jangan kamu khianatin dia, cewek itu dijaga, oke?"

Ardana mematung, entahlah.. Ucapan Nayla tadi terasa sangat menohok, sedikit tersindir namun Ardana masih bisa mengontrol mimik wajahnya dan bersikap santay.

"Emangnya kapan gue khianatin, Mutiara?" Batin Ardana, dengan tak merasa bersalahnya Ardana mengangguk lalu tersenyum.

"Gak kok, Bun! Dana gak pernah khianatin Alya, main dibelakang dia aja Dana gak pernah." Nayla tersenyum, yaa hanya bisa berharap kalau ucapan Ardana itu memang benar adanya.

~~~

Sesuai perkataan Zaky, ia sedang mengantarkan Alya dengan sepeda motor, cuaca yang panas membuat Zaky memberhentikan motornya sejenak di toko es krim.

Saat Zaky sedang mengelap sudut bibir Alya yang terkena es krim, siapa sangka kalau ada seseorang yang diam-diam memotret aksi yang dilakukan oleh Zaky.

"Kaya anak kecil, Alya!" Alya terkekeh geli, ia mengambil tissue di dalam tasnya lalu mengelap sudut bibirnya sendiri, Zaky tersenyum sinis lalu memakan kembali es krimnya.

Sudah, Alya sudah menghabiskan 1 cup besar es krim, ia langsung mengajak Zaky untuk pergi dari sana. Zaky membayar es krim terlebih dahulu lalu kembali mengantarkan Alya.

Sesampainya di depan gerbang kediaman Alya, Zaky melepaskan helm yang melekat di kepala gadis itu, niatnya sih Zaky mau ikut masuk tapi dilarang keras oleh Alya.

"Zaky gak usah masuk! Nanti di marahin abang Bara," Zaky tersenyum tipis lalu mengangguk.

"Yaudah, sana masuk!" Alya mengangguk, ia membuka pintu gerbang lalu masuk ke dalam rumah. Zaky menatap punggung Alya dengan smirk-nya.

Ia menelpon seseorang, tatapan matanya masih terarah pada rumah megah di depannya.

"Berhasil?" Tanya Zaky pada seseorang di sebrang panggilan.

"Berhasil!" Zaky tersenyum senang, ah pandai sekali anak buahnya ini.

"Oke."

Tut.

Zaky melajukan motornya untuk pergi menjauh dari rumah Alya, ah ini hari yang sangat Zaky sukai!

~~~

ARDANA (END) Where stories live. Discover now