7. Restu dari Abram

34K 1.9K 48
                                    

Happy reading !

.

.

Alya dan Ardana keluar dari UKS lalu berjalan menuju kantin dimana semuanya menunggu kedatangan mereka berdua, mungkin.

Ardana menggenggam tangan Alya dengan erat, seakan-akan esok ia tidak akan lagi bisa menggenggam tangan mungil gadisnya.

Ardana mempersilahkan Alya duduk terlebih dahulu, lalu diikuti oleh Ardana yang duduk di sampingnya.

"Lo berdua gak pada pesen?" Tanya Reynald, Ardana mengangguk lalu berdiri dari duduknya dan pergi mengunjungi stand makanan.

"Hosh.. Hoshh...." Angkasa duduk lesehan dilantai sambil menetralkan napasnya yang terasa sesak karna berlari dari Warbel sampai ke kantin yang jaraknya lumayan jauh.

"ANGKASA SIALAN!!!" Angga menubruk punggung Angkasa dan terjatuh.

Gubrak!

Angga mengusap kepalanya yang terasa berdenyut, ia berdiri lalu membersihkan celana bagian belakangnya yang kotor.

"BHAHAHAHAHA!!!!!" Angga mengerutkan keningnya saat Angkasa tiba-tiba saja tertawa sangat kencang seperti orang gila.

"Kenapa lo? Kerasukan setan apaan ni bocah?" Tanya Reynald, ia bergidik saat melihat tingkah Angkasa, seperti orang kerasukan. Lihat saja! Ia bahkan tak berhenti tertawa dari tadi, emang gak sakit tuh perut?

"LO LIAT JIDAT ANGGA!! HAHAHAHAHA!!!" Angga meminjam kaca kepada salah satu siswi di kantin dan mengarahkannya ke arah kening, benar saja! Kening Angga nampak memar.

"Perasaan gak kenceng-kenceng amat, kok memar?" Batin Angga keheranan saat melihat ada warna ungu di keningnya.

Angga mengembalikan kaca tersebut kepada pemiliknya lalu duduk di samping Lyani dengan wajah masam, bisa hilang ketampanannya.

"Heh! Muka gue jelek gak?" Tanya Angga, Lyani memutar bola matanya malas lalu memutar tubuhnya menghadap Angga, melihat kening laki-laki itu lalu mengangguk.

"Lo kan emang jelek, ditambah memar itu jadi lebih jelek!" Cuek Lyani, Angga mengusap dadanya lalu menggelengkan kepalanya di kedua lipatan tangan.

"Dada lo rata, gak usah lo usap-usap!" Cibir Angkasa lalu duduk di samping Fiona, modus sabi kali.

"Lo Fiona, ya?" Tanya Angkasa, Fiona celingukan kesana-kemari.

"Lo ngomong sama gue?" Tanya Fiona, Angkasa terkekeh lalu mengangguk.

"Lucu banget calon pacar gue." Batin Angkasa.

"O - oh, iya gue Fiona. Nama lo?" Fiona sebenarnya sudah tau, tapi gak ada salahnya kan basa-basi?

"Angkasa, gue Angkasa." Fiona mengangguk lalu tersenyum, ah setelah sekian lama akhirnya ia bisa berbicara dengan laki-laki di hadapannya ini secara langsung.

~~~

"Woy Bunga!" Perempuan yang bernama Bunga ini menoleh ketika temannya memanggil.

"Apaan?" Tanya Bunga.

"Tuh!" Wendy menunjuk kursi Ardana dkk dan Alya dkk, Bunga menhedarkan pandangannya sesuai intruksi Wendy.

Seketika Bunga naik pitam, api cemburu mampu memasuki dirinya, tangannya mengepal lalu menatap Alya dengan tajam.

"Itu kayanya dekel deh!" Ucap Andina, Bunga menaikkan alisnya sebelah. Dekel?

ARDANA (END) Where stories live. Discover now