25.MASIH RAGU

Depuis le début
                                    

Jonas membulatkan matanya tidak percaya, kenapa Zou jadi seperti ini!
Bukankah dia sudah ikhlas.

"Sadar Zou Anas sama kita udah beda dunia,"bentak Jonas membuat Zou menatapnya.

"Gue memang brengsek Jon gue bajingan,"ucapnya tersenyum sumbang.

"Come on man jalan kita masih panjang, lo harus buka mata dan hati belajar ikhlas bukan malah menyesali,"terang Jonas menatapnya kasihan.

"Lo anggap Naya apa?"

Pertanyaan Jonas sukses membuat Zou melotot,seakan tersadar dari mimpi barusan.

"Naya?"tanyanya sendiri,"Naya gadis baik dan entah kenapa gue merasa ada yang aneh saat bersama dia,"jawabnya tulus saat mengingat betapa ajaibnya gadis itu.

"Naya akan benci sama lo kalo tau lo cuma jadikan dia bayang-bayang dari masa lalu lo."

Zou mengusap wajahnya gusar kenapa dia bisa lupa dengan kenyataan ini, tuhan ada apa dengan diriku!

"Gue kesini mau ngajak lo latihan Voli,"Jonas baru ingat tujuannya kesini ada untuk apa.

Zou mengangguk mau, lebih baik mencari kesibukan dari pada masih bimbang sendiri.

"Ayo."

***

Naya memanyunkan bibirnya melihat ponselnya yang tidak ada balasan dari Zou, dia kira Zou benar-benar berubah mau membalas pesannya tapi nyatanya cowok itu masih sama, mungkin tadi karena tidak ada kerjaan atau salah kirim pesan.

Matanya memicing kesamping melihat seseorang yang tadi memaksanya untuk keluar rumah sekarang sudah datang dan tinggi menjulang didekatnya.

"Sorry nunggu lama,"ujar cowok itu menarik kursi untuknya duduk.

Naya tidak menimpali apapun selain diam, matanya masih sibuk mengamati interior restoran ini.

"Cepet gue nggak punya banyak waktu,"ujarnya yang masih enggan menatap cowok tadi.

"Kalo gue punya hubungan serius sama Nara apa lo akan merestui,"cowok tadi menjeda ucapannya,"maksud gue apa lo akan diam?"lanjutnya meralat kata-katanya.

Naya menatapnya intens sampai membuat cowok itu sedikit malu,"sejauh apa hubungan lo sama Nara........Martin!"

"Seperti ya lo tau!"tegasnya seraya tersenyum.

Naya menyerngit tidak mengerti,"jangan bertingkah seakan gue ini tau segalanya ya,"peringatnya mendekatkan wajahnya.

Martin menghela nafas berat mengurutkan keningnya,"gue cuma minta sama lo untuk bungkam sesaat,diam selama gue menyelesaikannya masalah gue,"pinta cowok itu tulus.

Naya menatapnya sedikit kasian,tapi jika dia terus diam sama saja menyerahkan dua orang terbaik dalam hidupnya kedalam kandang singa.

"Cukup lo diam tanpa harus memberi tau kebenarannya,Nay."

"Tapi gue diem selama ini Tin dan nggak ada buat masalah kan,"cecar Naya mulai risih.

"Gue tau lo cewek baik,lo pasti nggak akan tinggal diam saat mengetahui saudara dan sahabat lo tersakiti karena gue,"kata Martin masih dengan nada pelan.

Naya melipat tangannya diatas meja, menatap Martin dengan tatapan lebih bersahabat.
"Seorang ketua OSIS kayak lo seharusnya punya citra tersendiri,lo ganteng lo disegani dan lo selalu dipuja sama orang diluar sana.Jadi lo nggak pantes mohon sesuatu sama perempuan kayak gue, perempuan biasa yang enggak bisa apa-apa karena jabatan lo lebih tinggi dari gue Martin!"jelas Naya menyandarkan Martin.

"Gue cuma takut kehilangan Nara karena gue yakin lo nggak akan mengizinkan gue sama Nara."

"Tapi lo udah lebih dulu janji sama Riri kalo mau berubah,"tegas Naya mengingatkan Martin dengan janjinya.

"Gue tau Riri orang baik,dia selalu sabar ngadepin sifat gue yang keterlaluan,tapi hubungan kita udah berakhir Nay,"Martin menyorotkan keseriusan.

Naya memejamkan matanya rapat, kenapa harus dia yang menjadi saksi seperti ini.
Mengingat Zou saja masih belum mengerti, sekarang sudah harus ditambah masalah baru.

"Gimana pun  juga lo nggak boleh terlihat lemah dihadapan orang lain apalagi gue,"Martin tersenyum sendiri.

"Kalo lo bisa memilih,gue akan diem,"Martin melotot tidak percaya.

"Serius?"

Naya mengangguk,"asal lo bisa jelasin baik-baik sama Riri."

Martin tersenyum senang, seakan tidak percaya kalimat itu keluar dari seorang Naya.

"Dan satu lagi,"cibir Naya tersenyum meledek,"kalo sampe gue liat Nara nangis karena lo,lo akan berhadapan langsung sama gue!"

Martin menepuk-nepuk punggung tangan Naya seraya mengangguk.

Ekspresi Naya tiba-tiba berubah,"tapi lo harus inget  nyokap gue nggak pernah suka kalo Nara punya temen apalagi cowok,Tin."


____________________

Enjoy this story 💖

Semoga suka sama kelanjutannya 😊

Azzahra...







Alnaya ✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant