33.JADI RATU SEJAGAD SEHARI

722 50 0
                                    


Bahagiaku kamu ceriaku juga kamu tapi hidupku bukan untukmu

***

~Naya~


            LAPANGAN basket yang semula  ramai langsung hening seketika saat melihat Bu Murni yang berjalan kearah gerombolan murid yang sedang melakukan olahraga.
Semuanya saling tatap bertanya, tumben sekali Bu Murni menemui mereka padahal wanita itu tipe orang yang jarang meninggalkan ruangan ternyamannya, kantor.

Naya yang akan melempar bola juga ikut melihat teman-temannya yang tadinya berisik tiba-tiba diam.
Bu Murni menghampiri pak Bambang,entah apa yang dibicarakan tapi pak Bambang hanya mengangguk dan Bu Murni langsung menyuarakan maksud tujuannya datang kesini.

"Naya! Bisa ikut keruangan ibu sebentar,"ujar Bu Murni seraya tersenyum lalu berjalan menuju kantor kembali.

Naya melotot dan bola ditangannya otomatis terjatuh.

Semuanya sibuk bertanya tapi Naya hanya mengangkat bahunya dan langsung mengikuti Bu Murni setelah meminta izin pada pak Bambang.

***

Naya terperanjat kaget melihat ada gadis seusianya yang sudah duduk di ruangan Bu Murni, tanpa banyak tanya dia sudah tau apa alasannya dipanggil.

Mora!

"Silahkan duduk Naya,"Bu Murni menunjuk tempat kosong disebelah Mora.

Mora menatap sengit saat Naya mulai menggeser kursi.

Bu Murni membuka laptop dan menghadapkan kearah mereka berdua, dengan sekali tekan tombol play sebuah rekaman cctv kejadian kemarin langsung terputar.

Mora menautkan kedua alisnya bingung, bagaimana bisa disana ada cctv? tanyanya dalam hati.
Padahal dia sudah memastikan tidak ada cctv dibelakang sekolah.
Sedangkan ekspresi Naya sangatlah netral tidak seperti Mora yang langsung panik.

Setelah rekaman selesai diputar Bu Murni menarik laptopnya dan menutupnya kembali.

"Bisa jelaskan pada ibu apa yang sebenarnya terjadi,"tanya Bu Murni pelan,tapi sangat tegas.

"Udah jelas kan Bu kalo dia yang mulai duluan,"jawab Naya santai.

"Saya enggak mungkin gitu kalo dia gak bikin gara-gara Bu,"kata Mora membela dirinya sendiri.

"Masalah apa?"Bu Murni tersenyum  penuh makna.

"Maaf sebelumnya Bu,Coba ibu bayangin saat ibu enggak ada salah tapi dituduh sebagai pelakunya,"ungkap Naya sambil memainkan kukunya.

"Enggak usah sok polos deh lo,"Mora mendorong bahu Naya dari samping.

Karena kaget Naya hanya menoleh,"biasa aja lah enggak usah pegang-pegang,"jawabnya tak kalah keras.

"KURANG AJAR LO YA,"Mora bangkit ancang-ancang menjambak rambut Naya.

"NAYA,MORA SUDAH INI SEKOLAH,"mendengar suara Bu Murni mereka duduk kembali.

"Dia yang mencemarkan nama baik saya Bu,dia fitnah saya yang tidak-tidak,"tunjuk Mora dengan dagunya.

"Nama baik?"Naya tertawa,"emang masih punya nama baik lo,"lanjutnya meremehkan.

"Kurang ajar lo ya."

"MORA DUDUK,"bentak Bu Murni lagi, sampai menarik nafas dalam-dalam.

"Kalian ini sudah dewasa seharusnya kalian bisa menyelesaikan masalah sendiri,bukan malah seperti ini saling mengalahkan tidak jelas."

Alnaya ✓Where stories live. Discover now