3.ONE DAY WITH NARA

1.5K 98 2
                                    

"Hari apa yang membuat kita bahagia itu tidak penting tapi dengan siapa kita menjalani hari tersebut yang akan selalu diingat"

~Alnaya Hanslay~

***

Al&Ar


                SANG Surya sudah menampakkan cahayanya sejak tadi, bahkan dirumahnya sudah ramai suara orangtuanya yang sedang membereskan rumah dan melakukan pekerjaan lainnya.
Tapi seorang pria bertubuh tegap dengan tangan diletakkan dahi masih setia berbaring diatas kasur king size yang menurutnya tempat paling pas melepas penat.

Pria yang tidak lain adalah Zou,sangat enggan keluar dari kamar padahal sang mama sudah berkoar memanggilnya untuk keluar kamar sejak tadi.
Sudah jelas jam sembilan nanti dia akan bertanding Voli tapi tidak ada semangat hidup sama sekali.
Bahkan sejak tadi malam Zou juga tidak bisa tidur tenang hanya karena satu nama yang berpotensi merusak moodnya hari ini yaitu Naya.

Dia takut jika Naya benar-benar akan merusak konsentrasinya dan membuatnya tidak fokus dalam pertandingan nanti.
Oke katakanlah dia berlebihan tapi gadis itu sukses membuat seorang Zou memikirkannya seharian,secara tidak langsung Zou mulai meletakkan nama Naya dipikirannya.

"Kalo enggak bangun juga jangan salahkan mama kalo kamar kamu roboh ya Zou,"teriak mamanya dari luar sambil menggedor-gedor pintu kamarnya.

Merasa jengah akhirnya Zou keluar kamar,dan sudah ada mamanya yang berkacak pinggang dengan muka yang siap menerkam.
Zou menyengir tidak bersalah lalu merangkul mamanya untuk kedepan.

"Katanya mau ada lomba tapi bangunnya malah siang,"omel mamanya.

Mungkin Zou terlalu berlebihan hingga membuang waktunya hanya untuk memikirkan gadis pembuat onar seperti Naya.
Apapun yang terjadi dia harus fokus dengan pertandingannya tidak perduli dengan apapun,lagi pula ada Raka yang sudah berjanji akan mengurus Naya.

***

Dengan wajah merengut Naya membelakangi Nara yang sedang asyik bersenandung riya dan tersenyum bahagia.
Naya tidak menghiraukan setiap panggilan Nara dan pelukan senang darinya,sangat menyebalkan.
Dam disinilah didalam angkutan umum yang desak-desakan mereka melewati jalanan Jakarta yang macet.Dengan cuaca sepanas ini dan asap polusi udara berterbangan kemana-kemana menjadi sangat sesak ditambah lagi suara Nara yang tidak mau berhenti sejak tadi.

"Lo masih disini?"heran Naya saat melihat Nara yang masih duduk didepan kamarnya.

"Masihlah,gue nggak akan pergi sebelum lo mau ajak gue pergi."

"Pergi aja sendiri."

Nara bangun dan mengikuti Naya sampai dapur,"sekali aja Nay habis ini enggak lagi gue janji,"rengek nya lagi sambil menggoyangkan lengan Naya.

"ENGGAK."

Nara terduduk dikursi meja makan dengan wajah frustasi dan air mata yang siap turun.
"Gue cuma pingin ngerasain kayak gadis normal lainnya yang tau dunia luar walaupun cuma sehari,tapi lo nggak ngebolehin padahal gue janji enggak macem-macem,"ucap Nara sambil mengusap air matanya.

Naya tetap saja tidak perduli dan melanjutkan makannya.

"Gue nggak mau makan dan minum sampe mama pulang,"mendengar ancaman Nara membuat Naya menghentikan aktivitasnya,Nara tidak pernah main-main dengan ucapannya.

"Maaf Nay kal--,"

"Oke iya,"potong Naya sedikit membentak.

Nara menghampiri Naya lalu memeluknya dengan erat,"makasih Nay gue yakin Lo itu pasti mau karena lo baik."

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang