48.MERINDUKAN MASA LALU

952 59 2
                                    

Perjuangan tidak akan berhenti hanya karena dua hati tak bersatu lagi

***


          Sepasang netra hitam tidak hentinya menatap gelisah rumah besar milik sang musuh yang selama ini sangat dia benci.
Entah keberanian dari mana lelaki pemilik mata gelap itu datang ketempat yang dulu sangat sering dia kunjungi,ya dulu sebelum terjadi tragedi itu dan sekarang hanya status musuh yang mereka sandang. Tapi sepertinya sejarah baru akan dimulai lagi malam ini.

Melihat pintu yang tiba-tiba terbuka membuat lelaki bermata gelap tadi langsung kelabakan ditempatnya, sudah pasti dirinya ketangkap basah sedang berdiri dipekarangan rumah musuhnya.

"Arzou? Lagi apa disitu kenapa tidak masuk,"ucap wanita berumur empat puluhan dengan senyum ramahnya.

Zou seperti kehilangan separuh kesadaran, kakinya berat untuk melangkah dan mulutnya seakan terkatup rapat.
Wanita tadi mendekati dirinya dan mengajaknya masuk.

"Tante senang sekali kamu mau datang kesini lagi. Kamu sudah besar ya, Tante sampai pangling,"cecar wanita itu seraya menyuruhnya duduk.

"Cari Marcell ya,"tebak wanita itu tersenyum senang.

Zou hanya diam tapi wanita tadi malah pergi, sepertinya memanggil putranya.

Kedua matanya sibuk menelusuri setiap jengkal bagian rumah yang menurutnya tidak berubah sama sekali, baik tata letak sampai barang dan perabotan. Semua masih sama seperti tiga tahun yang lalu saat dirinya masih sering berkunjung kerumah ini.
Tiga tahun bukanlah waktu yang lama,tapi bagi mereka yang menjalani terasa sangatlah lama apalagi tidak pernah bertegur sapa ataupun saling menatap terasa seperti orang asing walau sebenarnya saling mengenal.

Mungkin memang ini sudah saatnya menyudahi permusuhan dan kebencian. Memulai kembali pertemanan yang sempat terhalang oleh waktu.

"Zou."

Merasa dipanggil Zou menoleh memperhatikan Tati--mama Marcell yang kembali menghampirinya.

"Langsung ke dalam aja, Marcell lagi sibuk sama gamenya,"kata wanita itu sambil berjalan kearah dapur.

"Zou langsung pulang aja ya Tante."

"Jangan! Udah masuk aja. Biasanya kan gitu,"bujuk Tati mengingat masa itu.

Zou menghela nafas malas, sepertinya memang dia yang harus memulai menyudahi perselisihan antara mereka.
Dengan langkah gontai dia mulai menuju tempat Marcell biasa bermain game. Bahkan semua ruangan masih sangat hafal diingatanya.

Melihat Marcell yang sedang sibuk dengan stik game ditangannya, reflek Zou menarik nafas dalam-dalam menetralkan wajahnya yang tegang.

"Sibuk bener."

Sangat familiar dengan suara dibelakangnya, Marcell langsung menoleh memastikan siapa tamu yang dimaksud ibunya tadi.
Saat netra keduanya saling bertemu stik game ditangannya langsung terjatuh dilantai seketika keheningan menyelimuti, rasanya aneh tapi jujur dia merindukan temannya yang satu itu.

"Ngapain lo kesini?"tanyanya ketus.

Mengabaikan itu Zou langsung mendaratkan tubuhnya disamping Marcell.

Marcell menatapnya sinis dan segera mengambil stik game yang terjatuh tadi.
"Siapa yang nyuruh duduk?"

"Emang gak boleh."

"Terserah,"gumam Marcell pelan.

"Rumah lo gak berubah ya,"kata Zou sambil celingukan.

"Iyalah. Emang elo gampang banget berubah."

Alnaya ✓Where stories live. Discover now