Agam Ero Johanson [04] | Drama menyakitkan dimulai

Beginne am Anfang
                                    

Wajah Dinda berubah berseri senang. Mungkin karena melihat Kak Agam yang sesuai dengan ekspetasinya.

"Jadi gue kesana sekarang nih? oke deh gue kesa-- eh, apa lagi sih (Nam)?" sewot Dinda saat lengannya kutarik membuatku harus berbalik kembali menatapku.

Aku diam, menggigit bibir dalamku. Rasanya... seperti tidak rela.

"Aku... aku takut Din."

"Takut apaan?"

"Nanti kalo semisal Kak Agam jadi sukanya sama kamu gimana?"

"Ya itu resiko elo dong. Gue kan cuma melaksanakan perintah aja," ujar Dinda yang membuatku berjengit. Aku merasa Dinda tidak seperti biasanya.

"Jadi lo maunya gimana? gue samperin dia atau lo aja yang samperin? yaaa... meski gue nggak yakin tuh cowok besoknya masih mau sama lo sih," lanjutnya membuatku menatap Dinda tidak mengerti. Kenapa Dinda jadi seperti ini?

"Kalo nggak jadi gue balik aj--"

"Din jangan!" cegahku saat Dinda ingin berjalan melewatiku.

"Lo yang samperin Kak Agam aja," ujarku menatap sendu Dinda dan Kak Agam yang masih berdiri sembari beberapa kali mengecek ponselnya.

Dinda menatapku serius, tangannya ia lipat didepan dada.
"Tapi lo janji nggak akan protes kalo Kak Agam jadi suka sama gue!"

"Kok gitu?"

"Ya gimana? lo mau nggak? bukannya itu niatan lo kan nyuruh gue sandiwara kayak gini? lo mau ngejauh dari cowok itu karena lo takut dia bakal ninggalin lo karena penampilan lo yang... kayak gini."

Aku diam, tidak menyangkal ataupun membantah. Ucapan Dinda benar. Namun aku tidak berpikiran jika Kak Agam akan menyukai Dinda, meski nyatanya itu akan terjadi.

"Gimana? keburu malem ini (Nam)."

Aku diam menatap kembali Kak Agam, sedari tadi pesan dari Agam terus masuk membuat notifku penuh.

"Iya, aku nggak akan protes Din," pasrahku akhirnya. Lantas Dinda tersenyum sumringah.

"Oke. Lo kalo mau pulang ya pulang aja. Atau mau nungguin gue, terserah. Gue nyusul Kak Agam dulu."

Setelah mengucapkan kalimat barusan, Dinda langsung berjalan menuju Kak Agam. Aku hanya diam berdiri menatap punggung Dinda yang semakin menjauh.

"Aku ngelakuin hal bener kan?" lirihku menatap Dinda dan Kak Agam sudah mengobrol. Rasa sesak seketika menyeruak di dalam dadaku. Lantas aku menangis begitu saja.

"Mungkin aku memang harus ngejauh dari Kak Agam."

Setelahnya aku berbalik badan, menghapus air mataku lalu berjalan perlahan menjauh dari sana.

***

AGAM POV

Aku menatap pesan dari (Namakamu) yang  memberitahuku bahwa dia sudah sampai, dan sedang berjalan menuju ke arahku.
Sejak kemarin aku tidak bisa tidur sebab ingin sekali bertemu dengan gadisku itu.
Ingin rasanya aku memeluk dan mengelus perlahan rambutnya.

Aku berdiri disebelah mesin capit boneka dengan rasa yang tidak karuan, tidak sabar.

"Kak Agam kan?" aku berjengit menoleh ke sumber suara. Aku menemukan seorang perempuan tengaj berdiri dengan senyum mengembang.

"Iya. Kamu..." ucapku menggantung sembari menunjuk dirinya.

"Iya, aku (Namakamu)," ujarnya masih tersenyum menatapku.

Aku ikut tersenyum lalu menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Ah, rasanya canggung namun mendebarkan.

Aku berdehem lalu menatapnya dengan wajah senormal mungkin. (Namakamu) sangat cantik, dan natural. Ternyata selama ini dia membohongiku. Dia bilang jika dirinya pendek dan hanya sebatas dadaku, nyatanya ia sebahuku. Dasar; aku tersenyum dalam hati.

"Kita makan aja gimana? firts date?" tawarku yang mendapat anggukan dari (Namakamu) lalu segera aku menggandeng tangannya untuk mencari makanan.

***

"Abis ini mau nonton?" tawarku sembari menyampirkan anak rambut (Namakamu) yang berjatuhan menggangu ritual makannya.

Lantas ia menoleh kearahku dan mengangguk semangat.

"Love you bby," ujarku lirih sembari mengecup kepalanya.

(Namakamu) nampak malu-malu lalu memeluk lenganku dengan manja. Dasar ya:)

"Aku juga cinta sama kamu sayang," ucap (Namakamu) dengan nada manja.

"Biasanya make bby kok jadi sayang?"

"Kenapa? nggak boleh ya?"

"Bukan gitu bby, kan katanya kamu suka sama panggilan bby."

"Ohh... itu... itu iya aku suka tapi kan gapapa ganti. Intinya aku sayang cinta kamu."

"Bisa aja kamu ya," ujarku sembari menjawil hidungnya. Lalu (Namakamu) kembali melanjutkan makannya yang tadi tertunda.

"Kamu pake minyak wangi?"

"Eh? iya kenapa? kurang wangi ya? aku bau ya? bentar aku ambil parfum dulu."

Aku terdiam saat (Namakamu) buru-buru membuka isi tasnya dan mengeluarkan parfum lalu menyemprotkannya lumayan banyak ditubuhnya, membuatku lantas menghentikan aksinya.

"Bby, bby, bby udah. Jangan banyak-banyak. Kamu nggak bau bbyyy... aku cuma tanya, astaga," ujarku menarik parfum yang ia pegang.

"Beneran? bukan karena aku bau kan?"

"Bukan sayang," jawabku mengusak rambutnya lalu ia kembali tersenyum.

Saat (Namakamu) kembali sibuk dengan makanannya aku terdiam menatap botol parfum yang kupegang, milik (Namakamu)? Bukankah ia alergi parfum dan lebih menyukai produk bayi? apa dia memakai parfum ini karena terpaksa?

"Bby," panggilku melirik ke arah (Namakamu) yang sudah selesai makan, kini tengah sibuk merapihkan bibirnya dengan liptint.

(Namakamu) suka dandan ditempat umum?;tanyaku dalam hati merasa bingung.

"Kamu udah lama make parfum kayak gini?" tanyaku penasaran.

"Iya udah lama, kenapa? dari SD aku udah suka koleksi parfum kayak gitu," jawab (Namakamu) dengan masih sibuk menatap layar ponsel membenahi liptintnya.

Aku diam menatap perempuan ini lalu parfum yang kupegang secara bergantian.
Kenapa aku merasa banyak dibohongi?
Atau mungkin (Namakamu) mulai berubah tanpa aku sadari sebab aku sibuk dengan tugas kampus? kurasa iya.

"Kenapa ayang?" tanya (Namakamu) membuatku berjengit lalu menggeleng.

"Ini parfumnya masukin lagi," ujarku menyodorkan parfum miliknya.

"Ah, iya. Kamu suka sama baunya?"

kayaknya lebih suka kamu yang bau produk bayi bby;Aku mengangguk tersenyum.

"Yaudah ayuk katanya mau ajak aku nonton," (Namakamu) merajuk menggandeng lenganku dengan manja. Membuatku terkekeh gemas.

"Iya-iya. Ayuk kita nonton!"

✨❇✨

seganteng ini dong bundzzzz😪😪😪

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

seganteng ini dong bundzzzz😪😪😪

AKU NYESEK YAH:(((
TAU AH INTINYA AKU UDAH UP YA.
KOMEN SIH GAES! LIKE JUGA.
OH IYA LUPA, KAN ITU HAK KALIAN YA MAU VOTE, KOMEN.

(note:maap gw rada sensi)

HAVEFUN:)

IMAGINE BOYFRIENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt