Naufal Indra Gerhana [03] | Riwehnya anak BINGGO

191 17 0
                                    

NAUFAL POV

Disetiap perjalan umpatan dan makian terus kulontarkan kepada mobil hitam itu. Rasa penasaran pun semakin hinggap di benakku. Bahkan segala pertanyaan bersemayam di otakku. Bagaimana tidak, pasalnya (Namakamu) diculik begitu saja.

Sampai akhirnya mobil itu berbelok ke sebuah lorong sepi. Namun saat aku sampai mereka sudah keluar dari dalam mobil. Aku turun dari atas motor, meletakkan helm diatas tangki motor.
Rahangku mengeras, aku mengusak kasar rambutku yang menutupi mata.

"Kalo sampe (Namakamu) lecet, gua bakal abisin lo pada."

Segera aku masuk ke dalam bangunan yang seperti gudang tak terpakai. Lumayan gelap, bahkan aku bingung mencari keberadaan (Namakamu). Aku masih tidak tahu siapa yang berani menyulik (Namakamu) seperti ini. Namun firasatku mengatakan ini adalah salah satu murid lain yang ada dendam dengan BINGGO.

Sampai sebuah tepukan tangan dan tawa meremehkan membuatku menolehkan badan. Disana berdiri Leon, Kevin, dan Warda. Sial! dugaanku benar, merekalah yang mencari gara-gara.

"Padahal mah kita belom mancing si Elang. Tapi anak buahnya udah nyerahin diri duluan hahaha..." Ujar Leon membuatku menoleh untuk berdecih.

"Sendirian lo kesini?" tanya Kevin meledek.

"Bukan urusan lo! gue mau lepasin (Namakamu)!" desisku menatap nyalang ke arah bertiganya.

"Weittt... kenapa lo yang emosi?" goda Warda membuat kedua temannya tertawa.

"Gue bilang lepasin (Namkamu), dia nggak ada hubungan apapun sama Elang ataupun anak-anak BINGGO!"

"Ohoo.. jelas ada dong," sinis Leon lalu memberi intruksi pada Warda, lantas cowok itu mengangguk. Selanjutnya ia menyeret (Namakamu) yang sudah duduk di kursi dengan bibir tertutup lakban dan tangan kaki yang sudah tertali. Mataku semakin menggelap menatap mata sembabnya. Sial!

"Cewek ini pacar Elang, jadi ya... mau gak mau nih cewek ikut kita siksa."

"Bangsat!" decihku emosi lalu berjalan mendekat, namun Warda lebih dulu maju menghalangiku. Lantas aku berkelahi dengan cowok itu.

"Kita abisi anak buah Elang yang ini dulu."

Selanjutnya aku dikeroyok oleh tiga orang ini, membiarkan (Namakamu) memberontak sembari menangis melihatku sudah hampir tak berdaya berguling di atas lantai berdebu.

"BANGKE!" Teriak Anjas yang tiba-tiba datang dari arah depan diikuti anak-anak BINGGO lainnya.

"BERANINYA KEROYOKAN! ANJING LO PADA!" Ando tak kalah emosi lantas segera berlari menerjang Warda.

Begitupula anak-anak BINGGO lainnya yang ikut menghajar Leon, Kevin dan Warda. Pasalnya mereka kini mengelurkan senjata. Benar-benar biadab.

Aku yang menahan sakit disekujur tubuh lantas merangkak menuju (Namakamu) dan melepaskan tubuh gadis itu dari tali yang mengikat kaki dan tangannya.

"Kamu nggak papa kan (Nam)?" tanyaku menatap cemas ke arah perempuan yang kucintai ini.

"Sorry aku datengnya telat akh!" ujarku sembari menahan sakit di bagian dada.

"K-kak Naufal nggak papa kan?"

Aku tersenyum lalu menggeleng saat (Namakamu) mengkhawatirkanku. Meski sebenarnya badanku serasa remuk.

Anak-anak BINGGO berhasil mengalahkan Leon, Kevin dan Warda. Aku menoleh saat (Namakamu) tiba-tiba berdiri dan berlari menerjang Elang dengan pelukan. Perempuan itu menangis dipelukan Elang. Sontak rasa sesak menyeruak di dalam dadaku. Jadi... (Namakamu) lebih mengkhawatirkan Elang daripada aku?

IMAGINE BOYFRIENDWhere stories live. Discover now