Agam Ero Johanson [01] | Pacar Online?

362 24 0
                                    

SIAP BAPER?
SIAP GIGIT BANTAL?
SIAP SENYUM SENDIRI?
TARIK NAPAS..... BUANG!
SIAPKAN HATI YANG KUAT WAHAI PARA JOMLO:(

[ps: Jadi cerita ini dibuat dimana pembaca yang akan menjadi tokoh utama. Ketika menemui kata (Namakamu) maka disitu nama kamulah yang disebut.
Begitupula dengan kata (Nam) maka nama kamu dipanggil setengah.
Ex: (Namakamu)    > Soya
       (Nam)                  > Soy

HAPPY READING!

✨❇✨

Mungkin akan sangat aneh jika memiliki hubungan dengan seseorang yang tidak kita kenal. Ku akui memang aneh. Hanya saja, entah kenapa aku merasa nyaman dengan hubungan ini. Jadi kuceritakan bagaimana aku bisa berhubungan dengan cowok bernama Agam Ero Johanson ini.
Dia adalah cowok berumur 21 tahun, dia sedang berkuliah semester 4 saat ini.
Aku tidak tahu dia kuliah di kampus mana, aku juga tidak tahu dimana dia tinggal.
Begitupun sebaliknya. Kak Agam juga tidak tahu aku tinggal dimana. Aneh bukan?

Tapi aku dan Kak Agam sama-sama saling percaya. Entahlah seperti mengalir begitu saja. Setiap hari aku selalu berbalas pesan dengan cowok itu. Namun tidak pernah videocall ataupun bertukar pesan suara.
Dan, Kak Agam juga tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Itulah kenapa aku nyaman bersamanya, dia beda. Meski asing namun seolah mengerti diriku yang tidak suka dituntut ini itu.

Awal pertemuanku berawal dari aplikasi. Lalu berpindah di chat.

Seperti sekarang ini. Aku baru saja selesai sift dari minimarket dan akan pulang ke kostanku, aku selalu bertukar kabar dengan cowok itu.

Rasanya... seperti mempunyai pacar sungguhan.

Sedari dulu aku tidak pernah berpacaran.
Aku takut jika aku hanya akan mengecewakan seseorang yang menjadi pacarku.
Aku tidak pandai berdandan ataupun memmadupadankan pakaian.
Aku juga selalu menguncir rambutku tanpa berani merubah gayanya.

Aku pemalu dan insekyur.

Makanya aku lebih memilih hubungan aneh seperti ini. Menyukai tanpa tahu dia seperti apa. Begitupun sebaliknya. Dan aku merasa nyaman seperti ini.

Aku pulang menggunakan ojek online menuju kost ku. Sesampainya di kost, kulihat Dinda tengah sibuk menjemur pakaian;kurasa dia baru selesai mandi.

"Udah balik (Nam)?" tanyanya menggeser wajah untuk melihatku sebab terhalangi jemuran.

Aku tersenyum lantas mengangguk, "iya, kamu pasti abis mandi?"

Dinda nyengir seolah ucapanku barusan adalah lawakan. Padahal aku hanya bertanya.

"Tau aja kamu hehehe..."

Lagi aku tersenyum.

Kebiasaan Dinda memang seperti itu. Jika kuliahnya sedang libur atau ada jam siang, maka ia memilih mandi telat.

Dinda ini teman kost ku sejak pertama kali aku datang ke kota ini. Pertama kali kenal pun ya hanya dia, bahkan Dinda yang mencarikanku pekerjaan penjaga minimarket. Sebab ia punya kenalan juga di minimarket itu.
Kadang aku merasa iri sebab Dinda bisa sangat luwes berbicara dengan orang lain, sekalipun dengan orang yang tidak dikenalnya.
Dinda juga cantik, badannya bagus seperti model di iklan TV.
Sedangkan aku, aku bahkan tidak setinggi dan semampai Dinda.
Badanku bisa dikatakan biasa saja, pendek dan chubby.

Mungkin 157cm, ckckck... menyedihkan bukan?

Aku menghela napas lalu melanjutkan berjalan menuju kamar kost ku.
Sepertinya memasak mie instan akan sedikit membuat moodku baik sembari menonton drama korea kesukaanku.

IMAGINE BOYFRIENDWhere stories live. Discover now