Adhanzio Panji Albar [01] | Aku nggak menarik ya?

868 40 0
                                    

SIAP BAPER?
SIAP GIGIT BANTAL?
SIAP SENYUM SENDIRI?
TARIK NAPAS..... BUANG!
SIAPKAN HATI YANG KUAT WAHAI PARA JOMLO:(

[ps: Jadi cerita ini dibuat dimana pembaca yang akan menjadi tokoh utama. Ketika menemui kata (Namakamu) maka disitu nama kamulah yang disebut.
Begitupula dengan kata (Nam) maka nama kamu dipanggil setengah.
Ex: (Namakamu)    > Soya
       (Nam)                  > Soy

HAPPY READING!

✨❇✨

Aku duduk disofa ruang tamu dengan tangan memegang erat ponsel milikku. Kedua mataku fokus menatap ke depan namun bukan untuk menonton acara televisi yang tengah berlangsung, tetapi melamunkan suatu hal. Tepat dua hari yang lalu aku mendapatkan nomor telepon cowok yang kusukai, hanya saja aku tidak berani mengiriminya pesan. Aku mendapatkannya dari Dinda, teman sebangkuku.

"Ngelamun aja, kesambet tau rasa lo."

"Ihh... apaan sih, bau tau Bang!" pekikku saat tangan Bang Dean meraup wajahku dengan tiba-tiba.

Bang Dean langsung mencium tangannya lalu seketika meringis kearahku, "maap... barusan abis anu-anu tapi gak cuci tangan."

"ABANG!!! IH JOROKKK!!" sontak aku memukulnya dengan bantal yang sedari tadi kupeluk. Bukannya kapok, Abangku justru semakin gencar untuk menggodaku. Kurang ajar.

"Enak nggak baunya?" tanyanya sembari menaikturunkan alisnya.

"Najis!" sentakku kesal setengah hati. Sedangkan Bang Dean semakin tergelak meledek wajah cemberutku.

"Bang..." panggilku yang kini berubah menjadi serius menatap ke arah Bang Dean.

"Hmm..." gumamnya masih sibuk menonton acara televisi sembari mengunyah keripik kentang.

Aku meletakan jari telunjuk dibawah dagu seolah berpikir, "menurut Bang Dean cewek yang ngechat cowok duluan itu gimana?"

Bang Dean yang awalnya sibuk menonton kini menatapku dengan wajah penasaran, "hah? apaan-apaan? gue nggak salah denger nih?"

Aku menyipitkan mata tajam kearah Bang Dean, sangat jelas wajahnya itu sedang mengejekku.

"Lo suka sama cowok? siapa? gantengnya kayak gue engga?"

"Nggak!" Aku melengos bersedekap memalingkan wajah dari tatapan penasaran Bang Dean.

"Yeee... nanya serius gue (Nam)."

Aku melirik Bang Dean sekilas lalu menyeringai, "gantengan dialah, Bang Dean mah... nggak ada apa-apanya. Jelek, jorok, jahat, euwww banget."

"Wah... ngajak war nih."
Aku tertawa menutup wajah dengan bantal sofa, berjaga-jaga semisal Bang Dean ingin meraup wajahku lagi. Tapi hampir tiga puluh detik lamanya aku tidak mendengar pergerakan dari Bang Dean. Sontak aku mengintipnya dengan menurunkan sedikit bantal yang kugunakan sebagai penutup wajahku, seketika aku terbelalak melihat Bang Dean menyeringai menggoyang-goyangkan ponselku yang ia genggam. Kurang ajar.

"Bang... balikin!" Aku sudah membuang asal bantal yang kugenggam dan beralih merebut ponselku ditangan Bang Dean.

"Bang!! balikin ih..." rengekku sembari menggapai-gapai tangannya yang menggenggam ponsel milikku.

IMAGINE BOYFRIENDWhere stories live. Discover now