Aldino Egan Haminggo [01] | Kenapa sih nggak suka aku?

2.3K 72 2
                                    

SIAP BAPER?
SIAP GIGIT BANTAL?
SIAP SENYUM SENDIRI?
TARIK NAPAS..... BUANG!
SIAPKAN HATI YANG KUAT WAHAI PARA JOMLO:(

[ps: Jadi cerita ini dibuat dimana pembaca yang akan menjadi tokoh utama. Ketika menemui kata (Namakamu) maka disitu nama kamulah yang disebut.
Begitupula dengan kata (Nam) maka nama kamu dipanggil setengah.
Ex: (Namakamu)    > Soya
       (Nam)                  > Soy

HAPPY READING!

✨❇✨

"(Nam) kok lo bisa betah sih pacaran sama Egan?"

Sudah kebal aku dengan pertanyaan seperti itu. Jadi, daripada kujawab, lebih baik aku diamkan saja. Toh mereka tidak pernah tahu seberapa besar cintaku ini pada pangeranku Egan. Ingat ya, Egan! E-gan. Jangan diselewengkan dengan huruf lain.

"Dea sahabatku yang cantik," ujarku menatap Dea dengan wajah semanis mungkin, "lo belom pernah ngerasain arti cinta sih. Makanya lo ngomong gitu."

Dea mengerlingkan mata sebal. Sudah kuduga sahabatku yang satu ini pasti tidak suka aku berkata mengenai cinta ataupun menasihatinya perihal cinta. Maklum kudet tentang cinta, jadi bawaannya sensi kalau denger kata cinta.

"Gini deh ya, gue mau tanya," Dea menegakkan badannya seolah ingin berkata serius kepadaku, "lo... cinta kan sama Egan?"

"Iya tentulah! 100% lopeee banget!" jawabku terlalu bersemangat membuat beberapa murid yang masih didalam kelas menatapku aneh. Ini jam istirahat jadi bebas jika ingin berteriak sekeras-kerasnya asal tidak ada Guru yang mendengar.

Dea meringis saat mendengar jawabanku barusan lalu kembali serius menatapku, "terus... si Egan cinta nggak sama lo?"

Aku terkikik sendiri saat Dea melontarkan pertanyaan tersebut. Kenapa harus bertanya hal tersebut. Sudah jelas Egan mencintaiku, jika tidak, kenapa Egan mau berpacaran denganku.
"Ya cintalah De, aneh lo mah."

"Kata siapa? tau darimana lo?"

"Ya buktinya gue pacaran sama Egan."

Dea mengangkat alisnya seolah meremehkan, ingin sekali kupukul wajahnya itu dengan buku.

"Hadeh (Nam)-(Nam) lo tuh beneran cinta buta deh kayaknya sama tuh cowok batu," Dea menarik napas jengah, "Egan pernah bilang cinta nggak sama lo?"

Pertanyaan Dea barusan membuatku diam sejenak untuk berpikir, setelahnya aku menggeleng, "engga."

"Egan pernah nggak jemput lo buat berangkat sekolah bareng?"
Aku menggelengkan kepala lagi.

"Egan pernah nggak datengin rumah lo buat main?"
Kembali aku menggeleng.

"Egan pernah nggak romantis sama lo?"
Lagi, aku menggelengkan kepala.

"Dan lo masih berasumsi kalo Egan cinta sama lo?" kutatap wajah kesal Dea saat mengatakan kalimat tersebut.
"(Nam) sadar dong, Egan tuh nggak cinta sama lo. Dan bahkan..." jeda dua detik, aku mengkerutkan dahi serius menanti ucapan selanjutnya, "bahkan... yang nembak duluan itu elo (Nam), elo!"

Aku menunduk, mengamati jariku sendiri yang kutautkan. Ucapan Dea memang benar. Selama ini Egan tidak pernah bilang cinta kepadaku, Egan tidak pernah menjemputku untuk berangkat sekolah bersama, Egan juga tidak pernah datang kerumahku untuk bermain layaknya seorang pacar pada umumnya.

IMAGINE BOYFRIENDWhere stories live. Discover now