Part 6

1.8K 111 8
                                    

Aku membuka pintu mobil Sergio. Aku menoleh ke arah Sergio sebelum keluar dari mobil ini.

"Thanks ya"

Sergio menaikkan kedua alisnya. "Hmm.." Gumamnya.

"Mmm... Okay bye" Ucapku ragu dan langsung keluar dari mobilnya.

Aku menutup pintu mobil Sergio dan Sergio langsung melaju meninggalkan halaman rumahku.

Aku masuk ke dalam rumahku. Sepi, yah karena papa dan mama sedang pergi ke Amsterdam untuk urusan bisnis, dan Bi Sumi sedang pulang kampung. Jadi hanya ada aku dan Katy di rumah ini.

Aku langsung melangkahkan kaki ke kamarku. Melempar tas sembarang tempat dan langsung merebahkan diri di kasur. Lelah sekali hari ini, sebaiknya aku mandi untuk menghilangkan rasa penatku.

Aku langsung beranjak dari kasur menyambar handukku, dan langsung bejalan ke kamar mandi dengan gontai.

1 jam kemudian aku keluar dari kamar mandi. Rasa penatku hilang dan aku sudah segar kembali.

Kurang dari 10 menit aku sudah memakai bajuku lengkap. Segera aku pergi ke dapur untuk memasak makanan. Aku hanya memasak mie instan.

Beberapa menit setelah selesai memasak. Aku langsung melahap mie ku dengan rakus.

Aku tidak tau kenapa, menurutku setiap orang sehabis marah atau lelah akan merasakan lapar.

Handphone ku bergetar. Aku membukanya. Ada 8 sms dari Raysha. Aku membuka sms yang paling awal dia kirim sekitar jam 5pm.

From: Otak udang ❤

"Lo jadi ke rumah gue gak?"

Aku mengerutkan dahiku bingung, setelah beberapa menit kemudian aku baru terdadar. Aku melirik ke arah jam dinding.

"Jam 6!?" Pekikku kaget. Aku telat 1 jam! Ini gara-gara aku mandi terlalu lama.

Aku langsung terbangun dari dudukku, biarlah makananku belum habis.

Aku langsung menyambar kunci mobil. Mengunci pintu dan menaruhnya di bawah keset sebelum berlari ke garasi, dan langsung mengeluarkan mobilku dari garasi. Aku langsung melajukan mobilku ke rumah Raysha.

****

Ting nong

Aku menekan bel rumah Raysha. Aku sudah tiba 1 menit yang lalu, dan Raysha belum membukakan pintu juga.

"Kemana sih nih anak?" Aku mendumel kesal. Segera aku merogoh saku ku mengambil benda berbentuk kotak itu. Segera aku menelpon Raysha.

Tuuuut -satu-

Tuuuut -dua-

Tuuuut -tiga-

"Halo?" Kata seseorang di seberang sana.

"Lo di mana sih? Gue berdiri di sini nungguin lo sampe betis gue varises tau!!!" Cerocosku kesal

Hening... Tidak ada jawaban dari Raysha. Aku mengerutkan keningku.

"Halo? Lo masih di situ kan sha? Sha?! Sha!!! Lo masih di situ kan sha?!" Kataku cemas. Aku khawatir padanya takut terjadi sesuatu pada Raysha. Masih tidak ada jawaban darinya.

"Raysha!!!! Lo denger gue kan? Jangan bercanda deh sha! Lo tuh cita citanya jadi musisi bukan jadi tukang stand up comedy!!" Aku cemas sekali. Mungkin sesuatu terjadi padanya, mungkin dia diculik? Di sekap di bawah tanah? Atau di mutilasi? Astaga bagaimana ini?!

Aku menengok ke kanan dan ke kiri dan tidak ada siapapun di sekitar sini. Sial!

"Lo kenapa Kate?" Aku membalikkan badanku ke arah sumber suara.

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang