Part 14

1.1K 69 7
                                    

Sorry for typos.

***

"Gue tantang lo buat nyium Kate!"

Deg. Mendengar hal itu, Kate sontak membulatkan matanya. Baik Kate maupun Sergio kaget mendengar tantangan yang diberikan Jean tadi. Begitu juga dengan yang lain, apalagi Fasya, Raysha, dan Katy yang terlihat begitu shock.

Hening.

Kate menegang di tempat. Sedangkan Sergio, dia belum menerima ataupun menolak tantangan Jean tadi.

Pun Jean tersenyum puas. "Eh Katy maksud gue. Elah biasa aja kali mukanya."

Fasya, Raysha, Kate, Sergio, Dan Katy pun menghela napas lega. Terutama Fasya dan Kate.

"Sialan lo!" Ucap Sergio ke Jean. "Oke diterima," Lanjut Sergio dan langsung mencium pipi Katy. Dan hal itu berhasil membuat Kate cemburu setengah mati dan Big Foot yang memakai sepatu berduri itu datang kambali untuk menginjak-injak hati Kate.

Melihat Sergio yang hanya mencium pipi Katy, pun semuanya bersorak. "Ah cuma pipi gak seru lo!"
"Tau gak seru! Gak greget"
"Huuu gak greget huuu"

Sergio hanya menanggapi mereka dengan senyuman.

Sedangkan Kate hanya bisa menundukkan kepala murung. Raysha pun menoleh ke arah Kate dan menatapnya iba. Raysha menggenggam tangan Kate dan meremasnya. Menahan rasa sakit hatinya Kate pun melepas genggaman Raysha dan berdiri dari duduknya, lalu pergi meninggalkan kelompok itu tanpa pamit.

Raysha ingin mengejar Kate tapi ditahan oleh Fasya yang berada di sebelahnya, Raysha mengerti dan akhirnya Fasya pun pergi mengejar Kate.

Kate terus menerobos orang-orang yang menghalangi jalannya, banyak makian yang keluar dari mulut mereka karena Kate menerobos begitu saja. Tapi ia mengabaikannya dan terus berjalan ralat berlari. Air mata sudah membasahi pipinya. Tujuan Kate adalah ke halaman belakang rumahnya yang sudah di sulap menjadi tempat barbeque untuk 100 orang. Fasya pun terus membuntutinya dari belakang.

Sampai di halaman belakang, Kate langsung duduk di salah satu bangku yang ada di sana sambil menunduk, menangis, dan menutupi wajah cantiknya dengan kedua tangan.

Fasya yang melihat Kate seperti itu langsung merasa iba dan berjalan pelan ke arah Kate. Sebelumnya ia sudah mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya.

Fasya duduk di sebelah Kate dan menyodorkan sapu tangan itu ke arah Kate. Kate yang merasakan kedatangan Fasya langsung menoleh ke arah Fasya dengan wajah yang masih basah karena air mata. Dan mata coklat Kate bertemu dengan mata hitam pekat Fasya.

Fasya tersenyum kecil melihat wajah Kate dan langsung mendekat lalu mengapus air mata yang masih menempel di pipi Kate.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Kate yang masih sesenggukan.

"Lo sendiri kenapa nangis?" Tanya Fasya balik.

Mendengar hal itu Kate langsung teringat kejadian tadi dia mencoba menahan air mata yang terus-terusan ingin keluar ini, ia ingin terlihat tegar di depan Fasya, tetapi hatinya berkata tidak, tidak dia tidak bisa menahannya lalu ia pun menangis lagi.

Fasya kaget dan langsung bergegegas memeluk Kate. Menaruh kepala Kate di dadanya yang bidang itu, dan membiarkan Kate menangis di sana. Jantung Fasya berdebar dengan kencang. Ia berharap semoga Kate gak bisa mendengar suara detak jantungnya.

Tangisan Kate semakin menjadi, bahkan ia memukul-mukul dada Fasya untuk melampiaskan kekesalannya. Fasya hanya bisa diam dan makin menekankan kepala Kate semakin dalam ke dadanya.

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang