Part 22

41 3 0
                                    

Mata Kate terebelalak mendengar ucapan Raysha. Ia segera menutup telpon dari sahabatnya itu dan langsung berlari keluar kamar menuju garasi.

"BI, KATE KELUAR DULU YA!" Teriak Kate.

Sesampainya di garasi, Kate hanya melihat motor dan sepeda tua berwarna pink lengkap dengan keranjang. Disaat seperti ini lah dia menyesal kenapa tidak pernah belajar naik motor.

"Ah sial masa harus gowes?" Kate mendengus sembari mengambil sepeda pink tuanya yang berdebu dengan karat di mana-mana

Tanpa basa basi, Kate langsung menaiki sepedanya dan melaju dengan kencang menuju sekolah kembali. Jarak rumah Kate menuju sekolahnya lumayan jauh, jadi butuh waktu yang lama untuk sampai ke sana. Keringat bercucuran melalui dahinya, baju seragamnya pun hampir basah akibat keringat, rambutnya berterbangan dihembus angin yang menerpa. Kate merasakan tekanan yang begitu dahsyat di kakinya, ia tak berhenti menggowes sepedanya dengan kecepatan tinggi. Nafasnya berhembus dengan cepat menandakan kalau ia mulai kelelahan.

Kate mengambil jalan pintas agar lebih cepat sampai ke sekolahnya. Jalanan itu sangat gelap dan sepi, hanya cahaya remang dari lampu jalan yang cahaya kuningnya yang pudar. Hal itu membuat Kate tidak begitu jelas untuk melihat lubang di depan roda sepedahnya. Akibatnya ia menabrak lubang itu, sepedanya oleng tetapi dengan cepat ia mengembalikan keseimbangan sepedanya agar tidak jatuh. Kate menghela napas lega dan kembali menggowes sepedanya.

Kate mengerem sepedanya tepat di depan gerbang sekolah. Ia melihat ke dalam dan terlihat gedung sekolahnya sudah gelap gulita. Ia mengetuk jendela kaca yang berada di pos satpam untuk membangunkan Pak Muklis dari tidurnya.

"Pak! Bukain gerbangnya pak!" Teriak Kate.

Sesaat kemudian Pak muklis tersentak dari tidur pulasnya, "MANA MALING?!"

"Pak tolong bukain gerbangnya," Ucap Kate yang masih terengah engah.

Pak Satpam menoleh ke arah Kate, "Si neng ngagetin bapak aja. Bapak kira ada maling!"

"Aduh pak cepetan. Tolong bukain gerbangnya, temen saya masih di dalem."

"Didalem udah gaada siapa-siapa neng. Si neng mending pulang dah malem banyak begal," ucap Pak Muklis.

Kate mengelap keringat yang membanjir di dahinya, "Pak tolong biarin saya masuk, saya yakin temen saya masih di dalem."

"Aduh si neng ini ngotot banget si. Gaboleh neng, bapak gaboleh bukain pintu ini sampe besok pagi," Jelas Pak Muklis.

"Pak please pak temen saya masih di dalem," Ucap Kate memohon.

"Tetep ga boleh neng. Orang di dalem gaada siapa siapa kok," Larang Pak Muklis.

Kate mendecak kesal, mengedarkan pandangannya arah pagar, ia melihat celah di antara pagar di hadapannya yang pasti akan muat dilalui oleh tubuh mungilnya. Tiba-tiba muncul ide di otaknya. Kate langsung turun dari sepedanya lalu menjatuhkan kendaraan beroda dua itu ke tanah, berlari dengan cepat melalui celah tersebut. Pak Muklis berusaha untuk mencegahnya tetapi tentu saja Kate lebih lincah daripada satpam bertubuh besar itu.

Kate berlari menuju parkiran, dan benar ternyata masih ada satu mobil disana. Kate yang sangat yakin bahwa mobil tersebut adalah mobil Fasya langsung berlari mendekatinya.

Dibelakang Pak Muklis yang mengejarnya tampak sama kagetnya dengan Kate. Apa yang cowok ini lakukan di sekolah hingga larut malam, "Tuhkan pak masih ada temen saya," Ucap Kate sembari memberikan tatapan mautnya ke Pak Muklis.

"Saya ga tau neng hehe." Tanpa mempedulikan ucapan Pak Muklis, Kate langsung bergegas mendekatkan wajahnya ke kaca mobil yang sudah berembun akibat dinginnya ac di dalam sana. Tampak Fasya yang sedang tertidur di atas stir mobil masih memakai baju basketnya yang tak berlengan. Kate mengermyit saat melihatnya, apakah anak itu tidak kedinginan? Kate langsung mengetuk-ngetuk kaca mobil Fasya mencoba untuk membangunkannya.

"Fasya bangun woi," Kate terus mengetuk kaca mobil Fasya yang sudah berembun itu. Beberapa saat kemudian Fasya terbangun dari tidurnya dan langsung keluar dari mobilnya. Ia terlihat pucat dan berantakan.

Kate langsung menghampiri Fasya yang sedang mengucek matanya. Ia memegang tangan Fasya yang sedingin es. "Sya lo ngapain masih disini?" Tanya Kate.

"Gue nungguin lo, kan gue janji mau nganterin lo pulang." Ucap Fasya.

Kate menengadah melihat wajah pucat Fasya. "Ya tapi ga gini juga dong sya. Lo ga perlu nungguin gue, kan gue bisa pulang sendiri." Ucap Kate.

"Tapi gue udah janji sama Katy bakal nganterin lo pulang. Lo tadi udah balik? Balik sama siapa? Lo ga kenapa napa kan?" Fasya memegang pipi Kate memastikan bahwa tak ada luka di wajahnya.

"Bukan gue yang kenapa-napa. Tapi lo yang kenapa-napa sya," Kate meringis saat merasakan dingin dari tangan Fasya, "Mendingan sekarang lo pulang terus istirahat. Muka lo udah pucet banget."

"Oke, ayo!" Fasya menggenggam pergelangan tangan Kate dan menariknya.

"Ayo kemana? Lo langsung balik aja, gue bawa sepeda," Ucap Kate sambil menahan tangan Fasya.

Fasya mengangguk tanda mengerti lalu ia masuk ke dalam mobilnya, mematikan mobil lalu keluar dari dalam mobil, ia menatap Kate dengan senyuman di bibirnya, "Kayaknya mobil gue mogok deh keabisan bensin. Sepeda lo muat buat dua orang kan?"

****
Gila sih idk whats gotten into me guys, iseng donlot wattpad lagi dan ngeliat cerita ini ya ampunn I really wish that i never stopped writing 😭😭😭
Sebenernya part selanjutnya udh gua ketik di laptop tapi sumpah udah usang banget sedih deh udh berapa taun ya gua ilang, i really hope that you still want to read this story, mungkin akan saya lanjutkan tapi idk ges terharu banget sumpah 😭😭😭
We're really sorry guys, jujur kita udh give up bgt sama cerita ini but when i look at this i just thought that damn why did i stop writing 😭 sekali lagi maaf buat kalian yg udh menunggu sangat lama bakal lanjut kalo gabut yaaa.
Please forgive us 🙏🙏🙏 i really appreciate that you still wanna read this shitty story :) pasti udh pada lupa deh alurnya maaf yaaaaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang