Part 3

1.9K 131 13
                                    

Kate POV

'Kaget' hanya kata itu yang terlintas di otakku.

"H-hai" Sapaku sangat gugup. Tak lupa menujukkan senyuman yang semanis mungkin. "Ada apa?"

"Gue kesini disuruh Katy. Kerja kelompok." Jawabnya dingin, sedingin es balok.

"Mmm.. Yaudah m-masuk dulu," Kataku gugup.

Sergio memutar matanya dan masuk mendahuluiku. Astaga rasa malu ini belum hilang dan sekarang dia datang lagi? Membuatku semakin malu. Lebih lagi tidak ada Katy di sini. Aku yakin pasti suasana akan menjadi sangat awkward.

Sergio berjalan ke arah sofa, dan langsung menduduki sofa merah itu.

"Mm.. mau minum apa?" Tanyaku.

Dia hanya menggidikan bahunya lalu berkata. "Terserah"

Aku menganggukan kepala tanda mengerti. Dan berjalan ke arah dapur dan membuatkannya minum.

Coba ada Bi Sumi, aku tidak akan kerepotan menbuatkannya minum dan mungkin aku tidak akan bertemu dengannya. Dan rasa malu ini tidak akan bertambah.

Setelah selesai membuatkannya minum, aku berjalan ke arahnya sambil membawa nampan berisi jus alpukat.

"Nih minum," Ucapku sambil duduk. Dia mengambil gelas itu, melihat isinya lalu menaruhnya kembali.

"Gue benci alpukat." Katanya singkat. Sangat singkat.

Hatiku terasa sakit mendengar perkataannya. "Mmm.... Ya udah gue ganti ya" Saat aku beranjak dari sofa tiba-tiba.

"HAII GUYSSSS!!!!" Aku menoleh ke arah sumber suara dan ternyata Katy sudah pulang dengan seragam Cheers dan pom pom di tangannya.

Dia berjalan ke arah Sergio dan berdiri tepat dihadapannya. Sergio yang tadinya duduk menjadi berdiri dan mereka langsung berpelukan dan tak lupa senyum manis ia -Sergio- pancarkan di wajahnya. Berbeda saat bersamaku. Jika saat bersamaku tidak ada satu senyum pun yang ia pancarkan.

Sakit.

Pemandangan ini begitu mengiris hatiku. Aku langsung pergi ke atas meninggalkan mereka berdua.

"Kate lo mau ke mana?" Tanya Katy. Aku mengabaikan ucapannya. Aku langsung berlari ke atas. Kekamarku tepatnya. Setelah sampai aku mengunci pintu kamar dan lagsung merebahkan diri di ranjang.

Aku menatap langit langit kamar. 'Buat apa gue kabur? Buat apa gue jealous sama mereka? Gue kan bukan siapa siapanya Sergio. Mereka emang punya hubungan special. Katy lebih berhak memilikinya, Katy jauh lebih sempurna dibanding gue.' Gumamku sambil tersenyum miris.

Ah, perutku berbunyi. Sial aku kelaparan. Dan aku lupa membawa camilan yang tadi ku ambil. Dimana camilan itu? Oh ya ada di sofa, tempat sepasang sejoli itu mengerjakan tugas. Masa aku harus turun kebawah dan mengambil camilan itu? Tidak tidak, aku tidak akan mengambilnya. Terpaksa aku harus menunggu sampai Sergio pulang.

Sudah jam setengah 10 malam. Sudah 3 jam aku menahan lapar. Aku sudah tidak tahan. Sebaiknya aku turun. Mungkin Sergio udah pulang. Aku rasa.

Aku memberanikan diri untuk keluar kamar dan segera turun ke bawah.

"Tadi kenapa langsung kabur?" Tanya seseorang di belakangku.

Aku membalikan badan dan benar saja aku melihat Katy sedang berdiri di belakangku dengan wajah mengintrogasi dan tangan yang di lipat di depan dada.

"Emh, eng-enggak tadi c-cuma buru-buru ngerjain pr aja" Ucapku gugup ralat bohong, aku bahkan tidak mengerjakan pr. Yang aku lakukan di kamar hanya menahan lapar.

Katy mengangguk negerti. "Oh, sekarang mau ngapain ke bawah?"

Aku hanya nyengir badak sambil mengusap-usap perutku. "Hehe laper."

Katy menggelengkan kepalanya. "Ckck yaudah di meja ada pizza 4 potong. Lo makan aja,cukup kan?"

Aku mengangguk mengerti dan berjalan ke arah meja, mengambil pizza dan langsung melahapnya.

*******

Paginya aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Tanpa sarapan aku langsung menyambar kunci mobil dan pergi ke garasi.

Aku sudah sampai di garasi, aku melihat Katy sedang bersiap-siap memasukkan barang-barangnya ke jok belakang mobilnya. Banyak sekali barang - barangnya pikirku. Aku menghiraukannya dan langsung masuk ke dalam mobilku. Dan tiba-tiba ada yang mengetok kaca mobilku.

Tok tok tok.

Aku mendongak ternyata Katy yang mengetok kaca mobil. Aku menurunkan kaca mobilku. "Kenapa? Gue mau berangkat nih! Ntar telat gimana?!" Cecarku padanya.

Katy mendatarkan wajahnya. "Udah marah marahnya?" Aku hanya diam mendengar lanjutan perkataannya.

"Lo berangkat bareng gue. Gue lagi males nyetir." Katanya.

Aku mempertimbangkan tawarannya. Tapi kalau aku mengiyakan tawarannya itu, berarti sama aja aku dianggap supir dong. No way! Gak akan pernah aku biarin itu terjadi.

"Gak! Gue gak mau jadi supir lo!" Jawabku acuh.

"Oh yaudah. Gue gak mau mohon-mohon sama lo. Tapi lumayan kan kalo misalnya lo nganterin gue pake mobil gue dan dapet uang bensin dari gue?" Katanya santai.

Aku mulai mempertimbangkan lagi tawarannya. Dan kalo dipikir-pikir boleh juga. "Oke deal!!" Jawabku.

"Good girl" Balasnya sambil tersenyum dan melempar kunci mobilnya ke arahku. Aku menangkapnya dan langsung keluar dari mobilku, mengambil tas sekolah lalu berjalan menuju mobil Katy. Kemudian menjalankan mobil.

**********

Sesampai di sekolah aku berjalan bersama Katy. Banyak sekali murid-murid yang memperhatikan kami di sepanjang jalan. Aku tau mereka sedang memperhatikan kami. Eh, memperkatikan Katy tepatnya. Aku melirik orang yang sedang berjalan di sampingku ini, dia terlihat sangat santai dan tenang. Bagaimana bisa dia berjalan santai dan tenang sedangkan sebagian orang di sekolah ini memperhatikannya? Aku saja risih.

"Kenapa?" Tanya Katy tiba-tiba.

"Gak kok." Jawabku sekenanya.

"Santai aja gak usah risih, lo jadi idola mereka hari ini." Kata Katy "Dan muka lo jangan di gituin. Jelek tau, kayak cyclops*."

Aku memang jelek tapi muka ku tidak sejelek cyclops. Yang benar saja!

Kami terus berjalan menelusuri sekolah, aku melihat ke sekeliling lorong. Dan mataku terhenti kepada segerombol anak cowok.

Dan aku melihatnya.......

**********

A/N :

*cyclops itu monster atau raksasa bermata satu dan yang pasti jelek *3*

Part 3 is done!!!!! ^3^
Hope you'll like this part guys.
JANGAN LUPA VOMMENT YA....
karena vomment kalian sangat berarti :* -K

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang