Part 5

1.5K 118 0
                                    

Hening

Hanya suara deruan mobil Sergio yang terdengar di antara kami.

Sedari tadi aku hanya membungkam mulutku dan sesekali melirik ke arah Sergio. Dia juga membungkam mulutnya. Mungkin karena dia tidak mau berbicara denganku.

Aku memberanikan diri untuk menengok ke arahnya tiba-tiba dia juga menengok ke arahku. Dan mata kami bertemu.

"Kenapa liat-liat? Ada yang salah?" Tanyanya dingin sedingin Es Serut.

"Enggak." Jawabku datar+dingin -Sedingin Es Mambo- menyamainya.

Hening

Aku menengok ke arah jendela depan. Mobil ini berhenti di depan sebuah toko roti yang sangatku kenal. Flora's Bakery. Toko roti favoritku. Untuk apa dia membawaku ke sini?

Aku memberanikan diri untuk bertanya walaupun aku ragu. "Ngapain kita ke sini?"

"Ngambil pesanan nyokap gue" Jawabnya datar.

Kenapa sikapnya selalu seperti ini? Datar, dingin, dan tidak peduli dengan apapun. -kecuali Katy- Aku heran kenapa Katy bisa betah berlama-lama pacaran ]dengan orang ini.

"Kenapa lo gak bilang dulu sama gue?" Tanyaku sambil menatap ke arahnya.

Apa apaan dia mengajakku ke suatu tempat tapi nggak bilang dulu? Well, sebenernya aku senang sih bisa berlama-lama sama dia tanpa adanya Katy. Tapi kan aku harus mandi, makan,dan sebagainya,persiapan ke rumah Raysha.

Sergio mematikan mobilnya dan mencabut kunci mobil dari lubang kunci. Aku masih menatapnya dengan tatapan marahku -yang sebenarnya aku buat buat- dia menoleh ke arahku dan mata kami bertemu. Sikapnya sama saja, datar. Sergio mengalihkan pandangannya dan langsung keluar dari mobil meninggalkanku sendirian di mobilnya. Sebenarnya aku salah apa?

Aku menghembuskan nafas panjang. Membuka pintu mobil Sergio dan keluar menyusulnya.

Sergio berjalan mendahuluiku. Aku langsung berlari menyusul Sergio aku mendahuluinya dan mencegatnya. "Tunggu, lo belum jawab pertanyaan gueee!!"

Dia menaikkan sebelah alisnya. "Pertanyaan apaan?"

Aku memutar mataku jengah. "Hhh... kenapa lo ngajak gue ke sini dan gak bilang dulu ke gue?"

"Gue rasa itu bukan pertanyaan." Katanya dan berjalan mendahuluiku. Nyebelin banget sih nih orang.

Aku mengekorinya masuk ke dalam toko. Sergio memasukan tangannya ke dalam saku celanannya. Dia terlihat cool dengan gaya khas-nya itu. Aku menggelengkan kepalaku cepat 'ingat ucapan lo Kate, lo harus Move On dari dia'.

Sergio pergi ke antrian pra-bayar. Antriannya sangat panjang. Toko ini benar benar mengalami hari yang sibuk.

Aku ingin membuntutinya, tetapi ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku langsung membalikkan badanku. Dan aku melihat April, salah satu temanku yang bekerja di toko ini.

"Hai Kate!" Sapanya riang.

Aku membalas sapaannya. "Hai! Lo gak kerja?"

"Gue lagi istirahat." Jawabnya.

Aku membulatkan bibirku sehingga membentuk huruf O dan mengangguk mengerti.

"Oh ya, gue tadi ngeliat lo dateng sama Sergio. Lo siapanya Sergio?" Tanya April sambil menaikkan kedua alisnya.

"Lo kenal Sergio?" Tanyaku balik.

"Yah elah,lo bukannya jawab pertanyaan gue malah balik nanya." Ucapnya datar. "Well siapa yang gak kenal Sergio, semua karyawan disini tau siapa Sergio. Dia pelanggan tetap disini bahkan dia lebih sering dateng ke sini daripada lo." Lanjut April.

Aku mengerutkan alisku binggung. "Serius? Kok gue gak pernah liat dia?"

"Jawab dulu pertanyaan gue, dia siapa lo?" Tuntutnya.

Aku menegok ke arah Sergio. Dia masih mengantri. Aku menoleh ke arah April lagi. "Mmm... Dia temen gue sekolah gue"

"Oh" Ucap April. "Yeah. Well, dia selalu duduk di ujung sana -April menunjuk ke arah tempat duduk diujung kiri yang menghadap ke arah parkiran- dan lo, selalu duduk di ujung sana -April menunjuk ke arah tempat duduk di ujung kanan yg menghadap ke arah gang kecil- dan jam datang kalian berbeda. Mmm. Gue balik kerja dulu ya Kate. bye,"

"Bye." Ucapku bersamaan dengan hilangnya April dari pandanganku.

Jadi Sergio sering ke sini? Bahkan lebih sering dari aku. Well, aku sering menghabiskan waktu ku disini. Kadang aku ke sini seminggu 2 kali untuk menikmati tiramisu dan cupcake. Bisa dibilang sering memang. Tapi kenapa aku sama sekali tidak melihat Sergio masuk? Ah ya, aku lupa. Kalau aku udah masuk dan duduk di kursi dan di suguhkan roti favoritku aku pasti tidak akan mengalihkan perhatianku ke siapapun.

"Ayo pulang." Aku membalikkan badanku ke arahnya. Aku melihat Sergio dengan ekspresi datarnya sambil membawa kotak besar berisi roti ditangannya.

"Mmm... ayo." Dia berjalan mendahuluiku seperti biasa dan berjalan ke mobilnya.

*****

Aku kembali memikirkan ucapan April tadi. Aku hendak menanyakan hal itu kepada Sergio. Tetapi aku ragu sekaligus takut. Bagaimana jika ucapan April bohong? Tapi jika april bohong mana mungkin dia tau nama Sergio?

Aku memberanikan diri untuk menanyakan hal itu kepada Sergio. Saat aku ingin menanyakannya mobil Sergio berhenti tepat didepan rumahku. Aku menutup mulutku lagi, kurasa sekarang bukan saat yang tepat untuk menanyakan hal itu.

******

A/N

PART 5 SELESAI!!!

TETEP JANGAN LUPA VOMMENT.

BUAT YANG UDAH BACA TAPI GAK VOMMENT MAKASIH UDAH MAU SEMPET BACA.

BYEE~~~ -S

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang