Part 16

1.2K 67 6
                                    

"Kaki lo mau diobatin dimana?" Tanya Fasya masih menggendong Kate.

Kate mengarahkan pandangan ke sekeliling ruangan di hadapannya. Ia mengerutkan kening bingung melihat ruang tamu rumahnya yang sangat berantakan. Sampah dimana-mana seakan akan tempat ini adalah tempat penampungan sampah. "Mmm.. di kamar gue aja kayaknya," Kata Kate. "Disini berantakan banget, gak ada tempat."

Fasya mengangguk mengerti dan langsung membawa Kate ke kamarnya.

Setelah sampai di kamar Kate Fasya langsung mendudukkan Kate di pinggiran ranjang sehingga membuat kaki Kate menggantung. "Lo diem di sini ya, gue mau ngambil kotak p3k dulu,"

Kate bergumam "Hmm" sebagai jawabannya.

Fasya pun berjalan keluar dan mengambil kotak p3k.

Nih cowo baik banget ya, bisa nenangin dan ngehibur gue pas gue lagi galau. Padahal gue sama dia baru kenal beberapa hari, dan gue kok bisa secepet ini ya ngerasa nyaman sama orang baru? Batin Kate sembari melihat punggung Fasya yang berjalan menjauhinya.

Sesaat kemudian Fasya datang kembali ke kamar Kate dengan membawa kotak P3K di tangannya. Dia berjalan mendekati Kate dengan senyuman manis yang terpancar di bibirnya. Kate yang melihat hal itu hanya menatapnya heran. "Kenapa lo?"

"Enggak." Fasya berjongkok dihadapan Kate. "Sini" Lanjut Fasya sambil mengangkat kaki Kate dengan hati-hati ke atas pahanya.

"Eh! Sakit bego!" Rintih Kate sambil memukul pelan bahu Fasya.

"Sorry sorry," Ucap Fasya.

"Lo bisa ngobatin gue gak? Ntar kaya waktu itu lagi. Kening gue memar malah di kasih betadine, di perban lagi," Sindir Kate.

"Sekarang gue bisa kali," Dengus Fasya.

"Oh. Bagus lah"

Fasya mengangguk dan mulai mengobati lutut Kate yang terluka. Kate meringis membuat raut wajah yang konyol saat kapas penuh betadine itu menyentuh lukanya. "Aw perih, perih!"

"Sorry sorry..." Ucap Fasya lalu kembali meneruskan pekerjaannya tapi kali ini dengan lebih pelan. "Lo kok bisa jatoh sih?"

"Gue ngejar lo pea!"

"Siapa suruh ngejar gue," Balas Fasya yang masih focus mengobati Kate.

"Ih kan elo yang nantangin gue!"

"Siapa suruh lari tapi gak liat-liat ada batu," Balas Fasya.

"Lagian lo larinya kenceng banget kaya cheetah."

Fasya yang mendengar hal yang dilontarkan Kate tadi pun langsung mendongak menatap Kate. Mata mereka bertemu. Fasya menatap tajam Kate sambil mengangkat sebelah alisnya dan terjadilah starring contest selama beberapa menit karena Fasya secara tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah lutut Kate dimana terdapat luka di sana dan kembali mengobatinya.

"Makanya kalo lari liat-liat ada batu apa enggak, biar gak kesandung lagi." Ucap Fasya lembut. Kate hanya memutar bola matanya jengah.

Beberapa menit kemudian Fasya telah selesai mengobati luka Kate. Ia meniup lutut yang tertutupi perban di hadapannya ini dengan lembut. Melihat perlakuan Fasya tadi Kate hanya tersenyum simpul. Detik selanjutnya Fasya dengan sengaja menekan luka Kate yang baru diobatinya itu. "Dah.." Kata Fasya sambil duduk menyila di lantai tepat di hadapan Kate. Mungkin ia capek karena selama mengobati Kate tadi dia berjongkok.

Kate meringis kesakitan larena perbuatan Fasya tadi. "Aww!! Sakit ih Fasya!"

Fasya pun langsung mendongakkan kepalanya kearah Kate dan menatap Kate tepat dimanik matanya yang sedang menatap Fasya tajam. Fasya yang melihat tatapan mematikan Kate tersebut hanya tersenyum polos dan berkata. "Hehe sorry-sorry.."

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang