Part 12

1.5K 68 12
                                    

Fasya POV

Gue membereskan buku-buku yang terdampar di meja. Cielah bahasa gue. Bel berdering tanda istirahat, gue mengedarkan pandangan ke seluruh kelas. Udah sepi tapi ada satu cowok yang berjalan ke arah gue. Kayaknya sih.

"Bro ke kantin gak?" Sahut cowok itu. Kalo gak salah namanya Kevin atau Kalvin atau apalah tapi dia temen baru gue walaupun gue gak inget namanya.

"Gak lo duluan aja."

Kevin -gue rasa itu namanya- membalas. "Oke" sambil menepuk bahu gue dan berjalan keluar kelas.

Selesai masukin buku-buku ke tas. Gue keinget sama kejadian di lorong tadi pagi. (Kejadian si Kate jatuh)

Halah tadinya gue yang mau nolong Kate. Malah ada dateng cowok. Keduluan gue! Eh tapi cowok tadi siapa ya? Muka, lumayan gak kalah kece lah sama gue. Tapi masih kece-an gue, ya jelas haha. 'Eh kok gue jadi pede gini ya? Ngomong sendiri lagi. Wah ketularan Raysha nih.'

Kriuk kriuk *bunyi perut* (author gak tau bunyinya kek gimana xD)

"Dih bunyi apaan ya?" Kata gue sambil mencari asal suara tadi. "Masa setan sih siang bolong gini?"

Kriuk kriuk *bunyi perut*

"Yaelah ada lagi suaranya njir!" Kata gue mulai panik sambil celingak celinguk.

Eh tapi tunggu...

Gue kenal suara ini.

"Ini kan suara perut gue hehe," Gumam gue sambil nyengir gurita.

"Heh lo ngapain ngomong sendiri? Ketawa-ketawa lagi!" Seru seseorang dari arah pintu.

Gue menoleh ke arah sumber suara dan ternyata. "Ngapain lo ke sini?!" Kata gue sewot.

"Kok lo sewot sih? Gue sebagai adik yang baik hati dan tidak sombong nan imut ini mau ngajakin lo ke kantin tau, kan lo gak punya temen!" Jelasnya ralat ejeknya gue rasa.

Gue memutar bola mata jengah. "Yehh, narsis amat lo jadi cewek."

"Lah mending gue ya wajar ajalah narsis namanya juga cewek!" Balas Raysha, -adek gue yang otaknya segede otak udang dan masih suka nonton BoboiBoy- sambil memeletkan lidahnya. "Dan lo sebagai cowo narsisnya lebih dari gue," Lanjutnya.

"Gue narsis juga karena gue ganteng dan itu fakta! Gue juga narsis gara-gara lo. Siapa sih adeknya?" Balas gue gak mau kalah dan berdiri dari duduk.

"Udah, udah. Gue capek adu bacot ama lo. Mending kita capcus ke kantin ntar keburu rame." Ucapnya.

"Sini dong samperin kakak lo yang ganteng dan cetar ini" Kata gue sambil mengulurkan tangan ke arahnya dan tersenyum jahil.

Raysha cuma memutar bola matannya dan masuk ke kelas gue. "Ck ck lebay" Katanya sambil meraih tangan gue.

"Ntar lo mau beli apa?" Tanya gue berjalan ke arah pintu, gak lupa sambil menggandeng tangan Raysha ntar dia ilang gue yang digebukin sama nyokap.

"Kenapa? Lo mau beliin?" Tanyanya balik. Gue hanya membalasnya dengan tatapan datar.

Raysha tau kalo gue lagi nanya ke dia, tapi dianya malah nanya balik. Gue bakal balas dengan 'muka datar' itu hal yg paling gue gasuka. Gak buat Raysha doang tapi berlaku buat semua orang.

"Oh oke-oke. Gue pengen baksonya Mang Maman aja,"

"Ciee beli bakso apa mau modus? Asik dah nyamperin gebetan!" Kata gue sambil menoel-noel dagunya dan menaik-turunkan alis gue.

"Ih najis amat! Gue cuma mau beli baksonya mang maman!" Jelas Raysha tertahan.

"Aa sha," Balas gue sambil terkekeh geli.

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang