Part 1

5.8K 201 15
                                    

Kate POV

Kriiiiinggg .......

Aku membuka mata yang masih sangat mengantuk. Tanganku mulai mencari benda menyebalkan itu. Dan mematikannya.

Mataku terbuka perlahan dan melirik ke arah jam weker.

6.55, astaga!

"Sial gue telat!!" Aku langsung bangkit dari tempat tidur lalu merampas handukku dan langsung bergegas ke kamar mandi.

5 menit kemudian aku sudah siap dengan seragam dan tas sekolahku. Aku mengambil kunci mobil dan langsung bergegas turun ke bawah.

Sepi. Tidak ada siapa-siapa. Mama,Papa dan Katy pasti sudah berangkat. Teganya mereka tidak membangunkanku.

Aku berjalan ke garasi rumah lalu mengeluarkan mobil dan langsung melaju ke sekolah -dengan kecepatan penuh-.

Bicara soal keluargaku, aku mempunyai Papa dan Mama yang super duper sibuk. Mereka sering keluar kota dan tak jarang ke luar negeri. Tapi walaupun mereka sibuk tapi mereka sering menelponku dan Katy.

Yep, aku mempunyai kakak bernama Katy wilson cewek populer di sekolah, plus dia adalah kapten Cheers di sekolahku. Katy sangat cantik, pintar, tinggi, dan mempunyai teman segudang. Berbanding terbalik denganku, tapi bukan berarti aku culun. Hanya saja, aku tidak mempunyai banyak teman seperti Katy. Dan aku juga 'cukup' pintar.

*******

Sesampai di sekolah,aku berlari menyusuri lorong sekolah. Nafasku terengah-engah, untung saja aku diperbolehkan masuk sama Pak Muklis -satpam sekolahku- tapi aku tidak tau apa nasib selanjutnya karena pelajaran pertama adalah IPA yang diajarkan sama Bu Rina -Guru super galak seperti serigala- dan kalau aku sampai telat di pelajarannya, matilah sudah.

Aku menghentikan laju kaki setelah sampai di depan kelas lalu mengintip ke jendela kelas dan jantungku berdebar sangat kencang sampai rasanya ingin keluar dari tempatnya.

Benar dugaanku, guru itu sedang mengajar sekarang di depan kelas, aku hendak pergi tetapi langkahku terhenti karena seseorang memanggilku dari belakang.

"Kate sedang apa kamu disana!!" Bentak seseorang dari belakang, yang kuyakini adalah Bu Rina.

Aku membalikan badan dan benar saja. Terlihat Bu Rina sedang menatapku dengan marah sambil menyilangkan kedua tangannya yang gemuk itu di depan dadanya.

"Mmm... saya hanya... mmm... saya mengikat tali sepatu bu!" Ujarku gugup.

Bu Rina menatap ke bawah tepat ke arah sepatuku dan mengangkat sebelah alisnya. "Tali sepatu transparan model jaman sekarang ya?"

Aku melirik ke bawah. Sial, aku lupa kalau memakai flat shoes hari ini. Aku tersenyum penuh arti kepada Bu Rina. "Maaf bu. Tadi kesiangan hehe." Jawabku sambil menggaruk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal.

"Kamu tau jam berapa ini!?" Bentaknya lagi. "Sekarang pukul 7.45 nona Kate. Artinya kamu sudah telat 45 menit dari pelajaranku!!" Lanjutnya. Sial, wanita ini benar benar disiplin kalau soal waktu. "Sebagai hukumannya, kamu harus berdiri di depan tiang bendera selama pelajaranku berlangsung!!"

Mataku membulat kaget. "Tapi bu--"

"Tidak membantah," Potong Bu Rina. "Seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku telah membuatmu mengabdi kepada negaramu. Sekarang cepat lakukan hukumanmu!!!"

Apa maksudnya? Dia benar benar gila, aku benci guru ini. Yang benar saja! Aku harus hormat di tiang bendera selama 3 jam pelajarannya. "Iya bu, dan terima kasih." Ucapku sarkas.

*****

Keringat mengucur melalui keningku. Sungguh hari ini sangat panas. Sudah 20 menit aku berdiri di tiang bendera sialan ini.

"Ahh....." Rintihku. Kepalaku sangat pusing sekali. Ah iya, aku belum sarapan daritadi pagi. Ini sangat menguras tenagaku, belum lagi sinar matahari yang menyengat membuatku semakin pusing.

Pandanganku teralih ke segerombolan anak anak yang mengenakan baju olahraga sekolahku. Bukan, bukan segerombolan tapi seseorang. Seorang cowok keren bernama Sergio. Dia tampan, keren, dan pintar. Yep aku menyukainya sejak 3 bulan yang lalu tepatnya. Semenjak Katy mengundangnya ke rumah. Well ya sepertinya aku mengalami yang namanya love at the first sight. Kalian bisa memanggilku gila karena menyukai pacar kakak sendiri. Tidak ada yang mengetahui hal ini kecuali aku, Raysha -sahabatku-, dan tuhan.

Dia melihatku. Astaga aku langsung mengalihkan pandangan ke arah tiang sialan ini, dan melakukan kembali hukumanku. Sekali kali aku mencuri pandang ke arah Sergio yang sedang bermain bola. Dia tampan sekali.

"Arghh...." Sakit itu muncul lagi. ada apa denganmu kepala! tapi aku harus menahannya, lagi pula siapa yang akan menolongku jika aku pingsan?

Aku mengalihkan pandangan ke arah Sergio lagi. Mungkin wajahnya bisa menghilangkan rasa pusing ini. Tapi .....

BUG!!

Sebuah bola mengahantam tepat di wajahku. Aku terjatuh, dan selanjutnya semua gelap.

*******

A/N :

Ini cerita kita yang pertama guys, mohon bantuannya. Hargai cerita absurd kita yaa dengan caraaaaaaa

>>>>>>VOMMENT<<<<<<

HEHEHEHEHE.
Thanks before! xx. -S

HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang