88. Pergi Darimu

10.1K 1.3K 497
                                    

Terkadang ada juga masalah yang tidak mudah untuk diselesaikan, contohnya seperti masalah yang sedang Jaemin hadapi kali ini.

Hari ini Hari Minggu, Jaemin terlihat memiliki dua buah mata panda di wajahnya. Dia duduk di sofa sambil memeluk bantal, layar TV terlihat menyala tetapi dia tidak menontonnya. Jaemin terus memandang ke arah jam di dinding. Jeno masih belum kembali dari kantor sejak kemarin malam.

Walaupun kemarin sekitar pukul 10 malam Jeno sempat menelpon ke rumah untuk memberitahu Jaemin kalau dia akan lembur, tetapi saat larut malam, Jaemin mencoba untuk menghubungi Jeno. Sayangnya nomor Jeno tidak aktif. Jaemin merasa tersiksa dengan imajinasinya sendiri. Sepanjang malam dia nyaris saja berubah gila karenanya.

Dan sekarang sudah pukul 6 pagi. Di dalam kepalanya, Jaemin terus bertanya-tanya dimanakah Jeno saat ini? Apa dia sedang bersama dengan wanita itu? Apa mereka melakukan sesuatu kemarin?

Jaemin merasa tidak tahan dengan berbagai jenis pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kepalanya saat itu. Jaemin kemudian mengambil sebatang rokok milik Jeno dan mulai menyalakannya. Setiap kali dia menghembuskan kepulan asap, Jaemin pasti terbatuk.

Tiba-tiba suara bel pintu rumah mereka berbunyi. Jaemin langsung mematikan rokoknya ke dalam asbak rokok dan segera berlari menuju pintu.

"Jeno, kau dari mana saja?"

Tetapi ketika pintu terbuka, seseorang yang berada di depan pintu bukanlah Jeno, melainkan Nakyung. Gadis itu melihat-lihat ke dalam rumah.

"Apa Oppa-ku ada di rumah?"

Jaemin menggelengkan kepalanya.

Nakyung mengelus dagunya sambil berkata petan. "Ini aneh, kemarin Karina juga tidak pulang ke rumah." Setelah berkata seperti itu, Nakyung beralih menatap Jaemin dengan wajah polos. "Apa mereka berdua sedang bersama sepanjang malam ini?"

Ketika itu juga wajah Jaemin berubah pucat. Mustahil. Tidak mungkin. Jeno sudah berjanji padanya. Dia tidak akan melakukan hal seperti itu.

Nakyung mendapatkan sebuah pesan di ponselnya, kemudian membuka pesan itu dan membacanya. Lalu dia kembali menatap ke arah Jaemin.

"Na Jaemin, coba lihat ini. Mereka berdua benar-benar sedang bersama sekarang. Sama seperti tebakanku tadi. Akhirnya mereka kembali bersama lagi. Mereka berdua sedang berada di hotel xxx sekarang. Memang cinta pertama itulah yang terbaik dan tidak akan mudah dilupakan."

Perkataan Nakyung saat itu sama sekali tidak didengarkan oleh Jaemin. Yang Jaemin inginkan sekarang hanyalah menemui Jeno. Dengan cepat dia segera turun ke bawah dan memanggil taksi menuju hotel.

Di dalam taksi, Jaemin terus berusaha menghapus air matanya dengan lengan bajunya. Kenapa air matanya tidak juga berhenti? Bahkan supir taksi itu terlihat bingung karena melihat Jaemin menangis.

Saat tiba di Hotel yang dimaksud, Jaemin segera bertanya ke bagian resepsionis. "Apa ada tamu bernama Jeno yang menginap di sini?"

"Mohon maaf tuan, kami tidak bisa memberitahu mengenai informasi para tamu di sini."

Jaemin mulai kehilangan kesabarannya. "Aku temannya. Jika kau tidak mau memberitahuku saat ini juga, aku akan menggedor setiap pintu kamar di hotel ini."

Karyawan resepsionis itu pun tidak bisa melakukan apa-apa selain memberitahu Jaemin. Jaemin segera berlari menuju kamar tempat dimana Jeno menginap. Dia terus menggedor pintu kamar itu.

"Jeno! Cepat keluar dan jelaskan semua padaku!"

Setelah beberapa saat kemudian, pintu kamar itu pun terbuka. Terlihat Jeno keluar dengan menggunakan bathrobe. Kedua matanya seperti baru saja bangun tidur.

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now