27. Na Jaemin sedang Diet

14.3K 1.8K 131
                                    

Jaemin membuka pintu gudang dan melihat bunga mawar yang diberikan Jeno saat ulang tahunnya dulu kini mulai layu. Tetapi dia tidak sanggup untuk membuangnya sendiri. Jaemin mengambil sekotak cokelat dari gunungan cokelat, kemudian menutup kembali pintu gudang. Tujuannya adalah untuk bisa menghabiskan semua cokelat yang tersisa sebelum kadaluarsa.

Saat sedang asik menikmati cokelat ditangannya, Jaemin berjalan melewati cermin. Kemudian dia berbalik kembali, berdiri di depan cermin dan menatap bekas luka di dahinya akibat insiden cermin iblis kemarin. Lukanya terlihat sudah hampir sembuh. Lalu Jaemin menaikan sedikit kaosnya dan menatap perutnya. Dia mencubit lipatan lemak di perutnya, wajahnya terlihat cemas dan segera berlari ke ruang belajar untuk mencari Jeno.

"Katakan! apa aku mulai bertambah gemuk?"

Jeno menaikan sedikit alisnya. "Aku kira iya."

Jaemin pun bertambah cemas. "Kau merasa aku terlihat menjijikan? Lihat saja! kau bahkan tidak mau melihat ke arahku sekarang!!"

"Aku sedang tidak punya banyak waktu untuk selalu melihatmu." ucap Jeno.

"Aku bertambah gemuk. Cerita sedih seseorang yang bertambah gemuk akan dimulai. Pertama merasa jijik, kemudian ditinggalkan, lalu aku akan tinggal di jalanan sambil menyalakan sebatang korek api dan meninggal dengan menyedihkan!" Jaemin merintih di atas meja.

Jeno menaikan sedikit dagu Jaemin.

"Berapa banyak lagi keahlian aktingmu hingga kau masih bisa berakting sekarang? Lalu apa yang kau mau? Kau ingin aku berbohong dan berkata bahwa berat badanmu tidak naik?"

Jaemin menggelepar di atas meja, bergerak-gerak seperti seekor ikan.

"---sebenarnya apa saja yang sudah kau makan?"

"Aku makan makanan yang sama sepertimu setiap hari, tapi kadang-kadang aku juga makan cokelat kalau sedang bosan." Jaemin mengingat-ingat kembali apa saja yang sudah dia makan beberapa hari ini. Dia juga tidak menyadari apa yang membuat berat badanya bertambah. "Apa tubuhku sedang menunjukkan padaku, bahwa aku akan bertambah gemuk saat di usia 20-an?!"

"'Kadang-kadang' yang kau maksud itu kapan?" Jeno mencoba membantu Jaemin mencari titik masalahnya.

"Setelah selesai sarapan, ketika kau sedang bekerja, saat sedang menonton tv, saat berada di dalam kamar mandi---" Jeno mengabaikan perkataan terakhir Jaemin.

"Langsung saja bilang kalau kau terus-terusan makan cokelat setiap hari! Bagaimana mungkin berat badanmu tidak bertambah jika pola makanmu seperti itu?"

"Oh tidak, apa yang harus aku lakukan? Aku harus menghabiskan semua cokelat itu sebelum kadaluarsa! Semua itu hadiah darimu!"

"Kalau begitu, kau ingin terus makan atau ingin berat badanmu turun?"

Jaemin mulai memikirkan pro dan kontra jika berat badannya terus bertambah. Jika dia nanti bertambah gemuk, Jeno pasti akan meninggalkannya. Kalau seperti itu apa gunanya dia terus makan cokelat. Sepertinya Jaemin harus bersabar hingga berat badannya kembali normal, kemudian dia bisa mulai makan cokelat lagi.

"Aku akan diet!" Jaemin mengangkat tangannya dengan bersemangat.

"Ya sana, saat kau pergi keluar tolong tutup kembali pintunya." Jeno akhirnya bisa mendapatkan sedikit waktu istirahat.

"Tapi kalau tidak denganmu aku akan kehilangan semangat."

Jeno sadar bahwa sesuatu yang tidak baik akan menghampirinya ketika melihat raut wajah memohon Jaemin.

"Kau ingin aku menemanimu?"

Jaemin mengangguk-angguk. "Bisa?"

"Tidak."

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now