13. Seorang Uke Harus Bisa Masak?

22.9K 3.1K 179
                                    

Liburan semester pun akhirnya tiba. Pagi itu Jaemin terlihat masih berbaring di atas tempat tidurnya yang hangat dan enggan untuk bangun. Saat itu sudah jam 10 pagi. Ibu Jaemin dengan kedua tangan di atas pinggang terdengar tengah berteriak dari ruang bawah.

"Na Jaemin! Bangun! Hari ini kita akan pergi mengunjungi nenek."

Jaemin berguling, masih di dalam selimut, dengan nada enggan menjawab, "Ma! Bisakah aku pergi di hari lain saja? Liburanku baru saja dimulai, bisakah kau membiarkanku istirahat lebih lama? Kau tidak tahu betapa capeknya aku di kampus."

Saat ibu Jaemin mendengar keluhannya, perasaannya pun melunak, "tetapi kita sudah lama tidak mengunjungi nenekmu, cepat bangun."

Mendengar suara ibu nya yang mulai melembut, Jaemin memutuskan untuk terus mencoba membujuk ibunya.

"Tapi Ma, aku benar benar lelah, Please biarkan aku untuk tidur lebih lama lagi. Aku akan ikut mengunjungi nenek lain hari. Aku janji!"

Ayah Jaemin yang saat itu sedang lewat di ruang tamu mendengar teriakan Jaemin. Ia berbalik dan menghampiri ibu Jaemin.

"Biarkan saja kalau ia mau beristirahat. Liburan baru saja dimulai. Biarkan ia istirahat buat beberapa hari. Kita bisa pergi berdua saja."

Ibu Jaemin berpikir sejenak hingga kemudian kembali berteriak," Kami akan kembali besok, kau bisa menelpon delivery food kalau kau lapar nanti. Kami pergi dulu."

Setelah mendengar suara pintu yang ditutup, Jaemin seketika membuka lebar kedua matanya. Ia melompat turun dari tempat tidur, dengan cepat segera mengganti pakaiannya tanpa sempat menyikat gigi, tanpa mencuci muka nya terlebih dahulu,kemudia ia menelpon Jeno. Sedangkan ditempat lain, terlihat Jeno yang masih tertidur.

"Apa?"

"Bisakah kau datang kerumahku sekarang?"

"Kerumahmu? Untuk apa?"

Pria ini tidak tahu apapun soal hal romantis. Jaemin sebenarnya ingin Jeno tahu bagaimana kesehariannya ketika dirumah, tetapi sepertinya Jeno tidak tertarik.

"Kedua orang tuaku sedang tidak berada dirumah sekarang."

" Lalu?"

Reaksi Jeno nyaris membuat Jaemin terpancing emosi. Tetapi Jaemin berhasil mencoba untuk menenangkan dirinya sambil berkata,

"Mereka berdua tidak ada dirumah, jadi kita bisa...."

"Bisa apa?"

"Aku ingin membunuhmu!" Jaemin segera memutus pembicaraan dengan emosi.

Dalam keadaan kesal, Jaemin mengganti kembali pakaiannya seperti saat biasanya ia sedang dirumah. Ia kemudian berbaring diatas tempat tidurnya, kembali tertidur.

Saat ia sedang tidur, ia merasa bahwa ada seseorang yang bergerak naik ke atas tempat tidurnya, kemudian seseorang itu memeluknya dari belakang. Sebenarnya Jaemin masih belum tersadar penuh tadi, tetapi seketika kini Jaemin benar-benar sudah terbangun. Punggungnya mulai terasa berkeringat. Siapa orang ini? Jangan bilang kalau ada gelandangan yang masuk. 'Bagaimana bisa ia masuk kedalam kamar ku?'.

Perlahan Jaemin berbalik untuk melihat siapa orang yang sedang memeluknya itu. Saat ia berbalik, ia dapat melihat wajah seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya yang kini sedang tersenyum ke arahnya. Jaemin cepat-cepat bangun.

"Bagaimana kau bisa disini?"

"Aku kira kau yang memanggilku untuk datang."

"Bagaiman kau bisa masuk?"

"Nancy yang memberikanku kunci."

"Bagaimana ia bisa mempunyai kunci rumahku?"

"Orang tuamu yang memberikan padanya."

[✔️] Boyfriend | NominWhere stories live. Discover now